Bulan madu memang menyenangkan, tapi banyak pengantin baru terutama yang
wanita, yang pulang membawa oleh-oleh berupa penyakit "honeymoon
cytitis". Apa itu dan bagaimana cara mencegahnya?
Honeymoon
Cytitis adalah suatu peradangan saluran kemih bagian bawah yang biasanya
terjadi pada saat bulan madu. Gangguan ini lebih sering dialami oleh
para pasangan muda atau pengantin baru. Peradangan pada kandung kemih
tersebut biasanya terjadi saat melakukan hubungan intim, di mana bakteri
dari saluran kelamin dan anus terdorong ke saluran kemih. Perempuan
biasanya lebih rentang terkena penyakit ini dibandingkan lelaki.
Apa
saja gejala yang ditimbulkan oleh Honeymoon Cytitis? Di antaranya
adalah rasa seperti terbakar dan rasa nyeri saat buang air kecil,
frekuensi buang air kecil meningkat atau menjadi sering, urin berwarna
keruh (bahkan bisa juga urin berwarna merah), dan rasa nyeri di bagian
atas tulang pubis (tempat tumbuhnya rambut kemaluan). Sudah pasti gejala
yang timbul ini sangat menggangu dan menghambat Anda berhubungan intim
dengan pasangan.
Penyebab paling sering memicu terjadinya
Honeymoon Cytitis adalah bakteri Escherecia coli. Pada umumnya bakteri
ini hidup pada usus besar, kemudian menyusup ke saluran kencing dan pada
akhirnya memicu terjadinya Honeymoon Cytitis. Perpindahan bakteri ke
saluran kencing juga dapat disebabkan oleh jari yang tidak dibersihkan
dan juga karena tidak membersihkan organ intim sebelum dan sesudah
berhubungan seksual.
Lalu, apakah gangguan ini bisa dicegah? Tentu saja. Berikut beberapa kiat untuk mencegahnya:
1. Hal yang utama ialah tetap menjaga kebersihan organ intim Anda.
2. Pastikan kandung kemih Anda kosong sebelum maupun setelah Anda melakukan hubungan seksual.
3.
Berkemih atau buang air kecil setelah berhubungan menjadi salah satu
cara pencegahan yang sederhana sekaligus efektif. Dengan buang air
kecil, bakteri akan ikut terbawa keluar bersama urin.
4. Perbanyak minum air putih, yaitu delapan hingga sepuluh gelas per hari.
5. Konsultasikan kepada dokter untuk mendapatkan perawatan lanjutan.
Oleh: dr. Femmy Nurul Akbar, SpPD yang berpraktik di RS Pondok Indah
Penulis: Yogi Niaga Kurnia
Sumber: MeetDoctor.com
0 comments:
Post a Comment