Tuesday, September 3, 2013

Banjir Air Liur Saat Tidur

Katakepo.blogspot.com - Tanya: Saya laki-laki 33 tahun mau tanya, apa penyebab ketika tidur saya memproduksi air liur yang berlebihan sehingga sering terbangun tengah malam untuk meludah? Apa ada solusinya?
Astro, Jakarta

Jawab:
Hai Astro,

Sayang sekali untuk menjawab pertanyaan ini, saya perlu tahu dulu apakah saat Anda tidur posisi kepala selalu miring? Berapa tinggi dan berat badan Anda? Apa Anda biasa mengorok saat tidur? Apa anda merokok?

Mengenai kelenjar air liur, berikut ini ulasannya.

Air liur (saliva) akan terbentuk jika kita mengunyah. Semakin sering dan kuat Anda mengunyah, semakin banyak pula air liur yang diproduksi. Normalnya tubuh kita selalu memproduksi air liur sekitar 1-1,5 liter per hari, paling banyak diproduksi saat siang hari dan paling sedikit diproduksi di malam hari, kecuali Anda mengalami kelainan produksi air liur.

Kelainan produksi air liur dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu produksi air liur yang terlalu sedikit dan produksi air liur yang terlalu banyak. Pada kasus Anda, produksi air liur yang berlebih (sialorrhea atau hipersalivasi) dapat disebabkan karena satu atau lebih kelenjar air liur yang hiperaktif, atau Anda mengalami gangguan saat proses menelan. Namun produksi air liur berlebih juga bisa disebabkan karena faktor pendukung lain seperti berat badan berlebih, saat tidur lebih banyak dalam posisi miring, perokok, dan saat tidur sering mengorok.

dr. Handris YanitraAda pula sejumlah penyakit yang bisa memberikan keluhan seperti yang Anda rasakan, misalnya ukuran lidah besar (macroglossia), adanya aliran balik (refluks) asam lambung atau gastroesophageal reflux disease (GERD), bell’s palsy (kelumpuhan saraf no. 7 yang mengakibatkan otot muka mengalami kelumpuhan lokal), dan lain-lain. Pada GERD, biasanya seseorang akan mengeluhkan rasa terbakar di dada, adanya regurgitasi dan rasa tidak enak saat menelan.

Sejumlah obat-obatan juga bisa memicu efek samping berupa produksi berlebih air liur. Penyebab lainnya adalah sariawan atau aphtous ulcer.

0 comments:

Post a Comment