Saturday, April 12, 2014

7 Kecurangan Pemilu versi Partai NasDem

Katakepo.blogspot.com - Partai NasDem menilai penyelenggaraan Pemilu Legislatif (Pileg) 2014 diwarnai praktik kecurangan yang sistematis.

Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP Partai NasDem Enggartiasto Lukita menyebutkan beberapa indikator kecurangan yang terjadi.

Berikut tujuh kecurangan tersebut:

1. Kepala daerah yang berasal dari parpol tertentu sejak awal masa kampanye hingga saat ini mengerahkan aparat mulai dari petugas kecamatan, kelurahan/desa, sampai petugas KPPS. Pengerahan juga disertai adanya intimidasi/ancaman dan serangan fajar yang mengakibatkan sebagian penyelenggara ikut terlibat di dalamnya.

2. Kecurangan dan potensi manipulasi suara juga terindikasi lewat berlarutnya proses penghitungan suara sejak dari TPS, PPS, hingga PPK. Apa yang dijanjikan oleh KPU bahwa form C1 dapat di-scan untuk di-upload langsung ke KPU juga minim terlaksana. Bahkan dikabarkan server penampung data yang masuk jebol hingga dua kali.

3. Lambannya proses penghitungan dan pengiriman hasil hitungan suara, serta lama tersimpan form C1 di TPS juga sangat rawan terjadinya manipulasi perolehan suara. Belum lagi dengan berlarutnya proses pengiriman form C1 dari TPS ke PPS dan seterusnya.

4. Kecurangan juga semakin jelas terjadi dengan banyaknya temuan surat suara yang sudah dicoblos, rusak, dan tertukar. Temuan-temuan itu semakin mendukung dugaan adanya kecurangan.

5.Di sisi lain, sikap KPUD, PPK, dan PPS yang menutup diri atau tidak terbuka memperkuat dugaan bahwa kecurangan dilakukan dengan sangat sistematis.

6. Bawaslu yang tidak berdaya, yang bahkan ada yang menduga sebagian di antaranya telah 'masuk angin', tampak dengan tidak adanya langkah apapun untuk menindak tegas pelanggaran-pelanggaran yang sangat kasat mata, seperti 'money politics' yang sudah terpublikasi luas di media massa.

7. Praktik 'serangan fajar' yang dilakukan secara masif masih banyak ditemui, bahkan dengan angka yang fantastis (mencapai Rp 100 ribu - Rp 150 ribu per suara), semakin merusak moral masyarakat. Belum lagi bagi-bagi dana aspirasi ataupun 'jatah' yang dimiliki oleh para caleg incumbent yang bersumber dari APBN dan atau APBD.

Menurut Enggar, kecurangan yang terindikasi terjadi itu bukan saja menodai asas demokrasi dan pemilu yang jujur dan adil, tetapi juga sangat menyakiti hati rakyat yang telah lama merindukan adanya perubahan ke arah yang lebih baik.

"Untuk itu, sekali lagi, NasDem mengajak semua pihak harus mengawasi dan waspada atas kecurangan-kecurangan yang terjadi, mumpung masih ada waktu di dalam proses yang masih berjalan ini," jelas Enggar dalam rilisnya.

0 comments:

Post a Comment