Katakepo.blogspot.com - Selama ini inovasi dalam hal medis masih terus dilakukan. Para ahli berusaha mengembangkan organ di laboratorium untuk membantu orang yang membutuhkannya. Salah satunya adalah organ vagina. Sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal The Lancet mengungkap bahwa peneliti telah berhasil mengembangkan empat vagina buatan. Bahkan vagina buatan ini telah ditransplantasikan pada empat remaja yang membutuhkannya.
Empat gadis remaja tersebut diketahui memiliki kondisi kesehatan yang disebut sindrom Mayer-Rokitansky-Kuster-Hauser. Sindrom ini menyebabkan mereka memiliki vagina yang tidak utuh atau tidak berkembang normal seperti kebanyakan wanita.
Operasi transplantasi vagina itu sendiri telah dilakukan pada bulan Juni 2005 dan Oktober 2008. Gadis remaja penerimanya berusia sekitar 13 dan 18 tahun saat itu, seperti dilansir oleh Huffington Post (10/04).
Kini, delapan tahun setelah operasi transplantasi dilakukan, keempat vagina buatan itu diketahui masih berfungsi dengan baik. Fungsi organ seksual mereka setelah operasi juga normal. Meski begitu, tak ada indikasi adanya efek pada gairah seksual atau rasa sakit yang dirasakan oleh keempat gadis remaja tersebut.
"Penelitian ini menunjukkan bahwa organ vagina bisa dikembangkan di laboratorium dan bisa digunakan dengan sukses pada manusia. Hasil ini memberikan pilihan baru untuk pasien yang membutuhkan transplantasi di masa depan," ungkap Dr Anthony Atala.
Untuk mengembangkan vagina buatan itu, peneliti menggunakan jaringan dan sel dari masing-masing pasien. Mereka membentuknya sesuai dengan bentuk vagina. Selanjutnya mereka melakukan transplantasi pada pasien, dan seiring berjalannya waktu, jaringan tersebut menyatu dengan jaringan lain dalam tubuh mereka.
"Dibutuhkan bertahun-tahun bagi jaringan buatan itu untuk bisa menyatu dengan jaringan lain dan bisa berfungsi normal seperti jaringan vagina aslinya," ungkap Atala.
Selanjutnya peneliti masih berusaha mengembangkan organ tubuh lainnya seperti hidung untuk membantu pasien yang membutuhkan seperti seorang pasien yang kehilangan hidungnya akibat kanker kulit.
0 comments:
Post a Comment