Saturday, November 9, 2013

Karaoke dengan wanita cuma pemanasan, selanjutnya ke kamar

Katakepo.blogspot.com - Sepintas ruang-ruang karaoke di kawasan Grogol, Jakarta Barat itu tak ada bedanya dengan tempat bernyanyi pada umumnya. Sebuah sofa panjang, TV LCD 32 inchi dengan beberapa buah mik.

Begitu juga dengan para pemandu lagu alias PL di karaoke tersebut. Pakaian seksi dan senyum menggoda memanjakan tamu-tamu tempat karaoke tersebut. Tak ada bedanya dengan di tempat karaoke lain.

Perbedaan tampak setelah satu jam lebih berkaraoke. Para pemandu lagu itu mulai berani merayu tamunya.

"Mau lanjut nggak? Ada tempat di atas," kata seorang PL, Rina, kepada tamunya.

Si pria kelihatan mengangguk. Rina pun langsung menggandengnya keluar room karaoke. Dia naik satu tingkat ke ruangan atas, rupanya ada beberapa kamar di sana. Cuma ada ranjang, meja rias, kaca berukuran besar dan ruang bilas kecil. Yang seperti ini tak di semua tempat karaoke ada.

Inilah modus prostitusi berkedok wanita pemandu lagu karaoke. Bernyanyi sambil merangkul mesra para gadis seksi ini ternyata hanya pemanasan. Sesi yang lebih intim menunggu di atas.

"Sekali main Rp 300.000. Sudah termasuk kamar dan bonus kondom," kata Stela (40), yang biasa dipanggil Mami oleh anak buahnya, sambil tersenyum.

Menurut Stela dia memiliki 20 wanita pemandu lagu. Semuanya memang berprofesi ganda, bukan hanya menemani tamu bernyanyi. Semuanya berpakaian seksi dan seronok. Tamu boleh memilih wanita sesuai selera masing-masing.

Tempat karaoke ini nyaris penuh saat akhir pekan. Sampai-sampai para tamu biasanya menghubungi Stela untuk booking wanita langganan mereka.

"Tapi main di atas ya, ceweknya nggak boleh dibawa keluar. Aturannya seperti itu," kata Stela.

Novi, seorang pemandu lagu menjelaskan, dari Rp 300.000 itu, dirinya mendapat bagian Rp 200.000. Sisa Rp 100.000 digunakan untuk membayar sewa kamar, uang kas, dan bagian untuk mami Stela.

"Semalam biasanya paling banyak tiga tamu. Itu udah paling banyak karena kan kita juga nemenin tamu nyanyi dan minum," kata Novi saat berbincang dengan merdeka.com.

Novi mengaku belum setahun bekerja sebagai pemandu lagu. Sebelumnya dia bekerja di salon, seorang teman mengajaknya bekerja di karaoke tersebut. Setelah dicoba, Novi kerasan dengan profesi barunya. Alasannya apalagi kalau bukan uang.

"Ya inginnya sih nggak kerja kayak gini, tapi terpaksa dikerjain aja. Susah cari kerja," ucap Novi.

Sosiolog UIN Syarif Hidayatullah Musni Umar menilai permasalah wanita pemandu lagu yang berprofesi rangkap ini merupakan masalah klasik. Jerat kesulitan ekonomi membuat wanita tergiur mendapatkan uang dengan cara mudah.

"Awalnya mungkin dia hanya menemani menyanyi, tapi karena tergiur uang dan melihat teman-temannya semua melakukan itu. Dia pun ikut terjerumus," kata Musni saat berbincang dengan merdeka.com.

0 comments:

Post a Comment