Thursday, November 21, 2013

Kebijakan China bikin industri kertas Indonesia dilema

Katakepo.blogspot.com - Industri pulp and paper Indonesia tengah mengalami dilema. Di saat pertumbuhan permintaan dari Asia khususnya China, tengah menanjak, pemerintah China justru berupaya menggenjot produksi lokal mereka guna menekan impor. China membuka pintu investasi besar pada investor asing untuk membuka pabrik dan memproduksi kertas di negaranya.
Kondisi ini diyakini akan mengerem kinerja ekspor komoditas pulp dan kertas Indonesia di masa mendatang. Sebab, China merupakan pasar terbesar komoditas ini.
Presiden Direktur PT Riau Pulp and Paper (RPP) Kusnan Rahim menyatakan, perseroan tidak mengkhawatirkan fenomena ini. Sebab, daya saing produk Indonesia lebih unggul dibandingkan produk China.
Pohon akasia Indonesia dapat tumbuh lebih tinggi daripada di China, sehingga produksi kertas di Tanah Air bisa lebih banyak. Selain itu, kebijakan pemerintah China yang mengharuskan lahan ditanami tanaman pangan membuat pohon bahan baku industri pulp dan kertas sangat sedikit.
"Ini yang membuat China bakal tetap mengimpor kertas dari Indonesia," ujarnya saat ditemui di Singapura, Kamis (21/11).
Di masa mendatang, kebutuhan pulp dan kertas di Asia masih cukup tinggi. Kebutuhan pulp mencapai 2,6 persen per tahun atau mencapai 38,9 juta ton pada 2025 dan kertas sebesar 1,3 persen per tahun atau sebesar 70 juta ton pada 2025.
Penyumbang rasio terbesar konsumen pulp dan kertas Asia tak lain berasal dari China. Di mana untuk sektor pulp pertumbuhan konsumsi China mencapai 6,4 persen per tahun atau mencapai 14,3 juta ton di 2025. Sementara, kertas pertumbuhannya mencapai 2,4 persen per tahun atau sebesar 21,2 juta ton.
"Selain China, pasar terbesar kertas adalah India," tuturnya.
Indonesia, lanjutnya, juga memiliki keunggulan geografis daripada produsen lain di negara Eropa, Amerika Serikat, atau Amerika Latin. Di mana waktu tempuh pengiriman dari Indonesia hanya 10 hari. Jauh lebih cepat dibanding negara dari benua lain yang bisa mencapai 60 hari.
"Letak Indonesia strategis dan terdekat ke pasar masa depan," imbuhnya.

0 comments:

Post a Comment