Katakepo.blogspot.com - Berpikir panjang sebelum berbuat itu memang perlu. Apalagi untuk urusan rajah tubuh alias tato. Sebab, jangan sampai karena tato lantas menyesal di kemudian hari.
Pengalaman itulah yang dialami Kay
Bennett, perempuan asal Swindon, Inggris. Gara-gara punya tato di wajah,
untuk urusan pekerjaan pun jadi susah.
Kay kini sudah berusia 33 tahun. Ia punya tato bintang di wajahnya saat akhir usia remajanya.
Tapi gara-gara tanto di wajah itu pula Kay
terpaksa menganggur dan sulit mendapatkan pekerjaan. “Orang-orang
melihatku, melihat bintang-bintang (tato di wajah, red) dan secara
otomatis berpikir aku seorang penjahat dan pecandu narkoba,” keluhnya.
Kay mengaku sudah mengirim 40 lamaran
kerja. Tapi tak ada satu pun yang nyangkut. “Begitu mereka melihat
bintang-bintang (tato di wajah, red) dan tato lain di leher dan
tanganku, pikiran mereka terbentuk. Mereka tidak akan mempekerjakan
aku,” urainya.
Kay mengaku pertama kali punya tato pada usia 18 tahun. Tato pertamanya ada di lengannya yang berupa nama sang pacar.
Ternyata, motivasi Kay punya tato adalah
agar tidak diejek oleh teman-teman sekolahnya. Sebab, dia sering
dipanggil ‘jahe’ karena berambut cokelat kemerahan. “Aku berpikir kalau
aku punya tato akan terlihat garang dan orang-orang akan berpikir dua
kali sebelum menggangguku,” katanya mengenang.
Orang tua Kay sebenarnya tak suka putrinya
bertato. Namun, sepanjang tato di tubuh Kay masih tersembunyi, orang
tuanya tak mempersoalkannya.
Setelah enam tahun, tato sudah mewarnai leher dan tangan Kay. Kala itu dia masih bisa bekerja sebagai satpam.
Namun, saat usia 24 tahun, Kay memutuskan untuk menato wajahnya dengan gambar bintang. Dari situlah masalah muncul.
Orang tua Kay bahkan merasa ngeri karena
putrinya punya tato di wajah. “Ayahku menyebutku terlihat kacau. Mereka
begitu malu dan tak peduli lagi denganku,” katanya.
Ternyata kecemasan tentang penampilan Kay
itu tak hanya datang dari orang tuanya. Orang lain pun mulai melihat Kay
sebagai sosok yang berbeda.
“Aku mengakhiri kerja sebagai satpam namun
tak bisa mendapatkan pekerjaaan lain. Aku menyadari bahwa aku hanya
menarik bagi anak-anak nakal, tapi orang-orang yang baik tidak suka
denganku karena tatoku,” paparnya.
Maret tahun lalu sebenarnya Kay sempat
mendapat pekerjaan sebagai perawat anjing. Namun, ia dikucilkan oleh
rekan-rekan seprofesinya sebagai perawat anjing. “Aku begitu kecewa
karena aku harus mundur,” kenangnya.
Sejak saat itu pula ia semakin sulit mendapat pekerjaan. Ia juga lebih banyak mengurung diri di rumah.
“Aku tak bisa keluar karena merasa
orang-orang menatapku,” tuturnya. “Orang-orang menghakimiki karena
penampilanku dan tak mau terganggu karena mengenalku.”
Akibatnya, Kay pun mengalami depresi. Ia
mulai tak bisa mengontrol nafsu makannya. “Aku menjadi doyan makan dan
semakin gemuk,” katanya.
Ia sengaja membeber pengalaman hidupnya
dengan harapan ada seseorang yang menawarinya perawatan laser untuk
menghapus tato dari wajah, leher dan tangannya. “Aku benar-benar putus
asa untuk menghapusnya. Tapi selama tato itu masih ada, aku tak akan
bisa mendapat pekerjaan,” ucapnya.
Karenanya Kay juga memberi nasihat agar
jangan sampai ada orang lain senasib dengannya. “Semoga mimpi burukku
membuat orang lain berpikir panjang untuk punya tato terutama di wajah,
keher dan tangan,” harapnya.
0 comments:
Post a Comment