Monday, April 13, 2015

Kisah sedih Sri, alami lumpuh total berharap segera dipanggil Tuhan

Katakepo.blogspot.com - Dia hanya bisa berbaring di tempat tidur setiap harinya. Pandangannya kosong menghitung langit-langit rumah yang telah lapuk. Tiada Asa tersisa, hanya pasrah pada nasib yang diterimanya. Sambil sekali-kali mulutnya berucap, lebih baik cepat dipanggil yang kuasa daripada hidup tiada guna.

Itulah gambaran pilu yang dialami Ni Made Sri Hartati (46), seorang janda beranak tiga yang mengalami lumpuh total. Penderitaannya semakin lengkap tatkala Nengah Astuadi, suaminya yang bekerja sebagai buruh bangunan pergi selama-lamanya menghadap yang kuasa enam tahun lalu karena jatuh saat bekerja di sebuah proyek bangunan di Gilimanuk.

Semenjak ditinggal mati suaminya, janda tiga orang anak yang tinggal di Lingkungan Kebon, Kelurahan Baler Bale Agung, Kecamatan Negara, Jembrana, Bali ini mulai sakit-sakitan dan kakinya sering kaku.

Kemudian sejak setahun lalu, Sri Hartati mengalami lumpuh total. Badan dan kakinya sama sekali tidak bisa digerakkan. Dia pun hanya bisa terbaring lemah di tempat tidur usang beralas kasus butut.

Ketidakberdayaan Sri Hartati mengundang iba dari ibu mertuanya. Dengan penuh belas kasih sayang, Sri Hartati dirawat oleh Winanti, ibu mertuanya.

Bahkan dia terkadang dirawat oleh iparnya yang memiliki usaha dupa. Untuk diketahui, Sri Hartati memiliki tiga orang anak. Namun anak tertuanya tinggal di Denpasar bersama sang bibi. Sementara anak kedua yang masih SMA dan anak ketiga yang masih SD tinggal bersamanya.

Sri Hartati dan anak-anaknya praktis tidak bisa apa-apa. Untuk bertahan hidup dia hanya mengharapkan belas kasih dari sanak saudara dan tetangganya.

"Saya sebenarnya malu jadi peminta-minta. Namun bagaimana lagi saya sama sekali tidak bisa bergerak. Hidup saya bagaikan benalu. Saya sering berdoa agar cepat-cepat dipanggil Tuhan. Saya pasrah dari pada seperti ini," ujarnya lirih saat wartawan mengunjunginya di RSUD Negara, Minggu (12/4).

Sebelum lumpuh Sri Hartati bekerja membantu iparnya sebagai tukang bungkus dupa dengan penghasilan paling banyak Rp 25 ribu perhari. Namun demikian dia mengaku bersyukur punya penghasilan dan bisa menambah penghasilan suaminya yang tidak menentu untuk makan sehari-hari dan sekolah anaknya.

"Tapi sekarang saya sudah tidak berdaya dan saya tidak lebih sebagai mayat hidup," tuturnya sambil berlinang air mata.

Kondisi Sri Hartati kini sangat memprihatinkan karena selain lumpuh, dia juga mengalami luka borok di pantatnya karena terlalu lama berbaring di tempat tidur. Lantaran luka borok yang diderita Sri Hartati itu sangat parah, keluarga kemudian memutuskan untuk mengajaknya ke RSUD Jembrana untuk mendapatkan perawatan intensif dengan menggunakan JKBM (jaminan kesehatan dari pemerintahan provinsi Bali).

Sri Hartati dibawa ke RSUD Negara sejak Selasa (7/4) lalu. Hingga kini dia masih menjalani perawatan intensif di ruang Sal D RSUD Negara. Dirinya memang pernah mendapatkan bantuan kursi roda dari Dinas Sosial namun tidak bisa dipakai karena dia tidak mampu untuk duduk.

0 comments:

Post a Comment