Katakepo.blogspot.com - Beberapa waktu silam, pemerintah Jokowi pernah mengatakan Indonesia harus memiliki pesawat tanpa awak atau drone untuk penjagaan wilayah NKRI. Hal ini pun diapresiasi oleh berbagai pihak. Begitu juga dari Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT) yang dikabarkan kena imbas dari wacana tersebut.
Menurut peneliti teknologi drone dari BPPT, Mohammad Dahsyat penelitian dan pengembangan teknologi drone kini mulai diperhatikan oleh pemerintah dengan memberikan anggaran untuk penelitian dan pengadaan.
Sejauh ini, kata Mohammad, telah tumbuh dan berkembang beberapa perusahaan kecil dan menengah yang bergerak dalam industri rancang bangun PUNA (Pesawat udara nir Awak) mulai dari disain air frame atau sistim wahana sampai dengan pengembangan peralatan sub sistim lainnya seperti gimbal dan sistim flight control computer, serta sistim telekomunikasinya.
"Sampai saat ini BPPT telah membangun prototype dengan tingkat teknologi readiness level (TRL) 8 s/d 9 seperti wulung dan alap-alap dan hasilnya untuk wulung telah diproduksi masal oleh PT DI untuk memenuhi skuadron pesawat nir awak nasional," ujarnya kepada Merdeka.com, (25/4).
Indonesia, menurutnya, penting sudah untuk mengembangkan drone. Pasalnya, hampir sebagian besar negara luar saat ini terus menerus mengembangkan dan memanfaatkannya untuk berbagai keperluan mulai dari negara berkembang hingga negara adidaya.
"Dengan begitu artinya teknologi perlu dikuasai jika tidak mau dibilang ketinggalan, karena jika tidak nantinya berisiko kita banyak membeli untuk memenuhi berbagai kebutuhan baik saat ini maupun dimasa yang akan datang," kata mantan Chief Engineer program PUNA (pesawat Udara nir Awak) tahun 2009 -2013 ini.
Dengan membuat dan mengembangkan sendiri, lanjut dia, secara nasional akan mengurangi terjadinya capital flight yang dapat menguras devisa. Saat ini produk buatan peneliti Indonesia, sudah digunakan oleh TNI khususnya AU.
0 comments:
Post a Comment