Katakepo.blogspot.com - NUSA Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Dua provinsi kepulauan yang membentang di wilayah tengah Indonesia. Gugusan pulau besar dan kecil terserak, dikelilingi selat dan lautan. Kontur atau ketinggian di setiap pulau bervariasi. Bukit, gunung, sungai, dan pantai melengkapi padang rumput, hutan, dan permukiman.
Nusa Tenggara Barat terdiri atas dua pulau besar, yakni Lombok dan Sumbawa. Secara keseluruhan, ada 137 pulau yang tersebar di wilayah yang terbagi atas 6 kabupaten dan satu kota itu. Sebanyak 27 pulau berpenghuni, sedangkan 110 pulau tak berpenghuni.
Wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) dibatasi Laut Jawa dan Laut Flores di sebelah utara, Samudra Indonesia di sebelah selatan, Selat Lombok di sebelah barat, dan Selat Sape di sebelah timur. NTB juga punya dua gunung berapi, Tambora dan Rinjani, yang meninggalkan jejak letusan besar berabad silam. Gunung Tambora yang setinggi 2.851 meter ada di Pulau Sumbawa, sedangkan Gunung Rinjani yang setinggi 3.775 meter ada di Pulau Lombok.
Pulau Lombok yang ada di sebelah timur Pulau Bali selama ini lebih sering diakses wisatawan meskipun hanya menerima limpahan dari Pulau Dewata. Namun, setelah Bandara Internasional Lombok diresmikan pada Oktober 2011, Pulau Lombok lebih percaya diri untuk tampil.
Hotel-hotel baru dibangun di Pulau Lombok. Lokasi wisata dipromosikan, termasuk Gili Terawangan, Gili Air, dan Gili Meno, pulau-pulau kecil yang ada di dekat Pulau Lombok. Namun, masyarakat belum banyak menikmati kue pariwisata. Riuh rendah pariwisata dimotori pemilik modal dari luar NTB.
Daya masyarakat untuk tampil melalui tradisi, seperti gerabah dan tenun, justru terkikis. Mau tak mau, harus berpegang pada pemilik modal agar tetap bisa bertahan.
Menuju timur, eksotisme semakin kental. Nusa Tenggara Timur (NTT) dibatasi Laut Flores di sebelah utara, Samudra Hindia dan Australia di sebelah selatan, Timor Leste di sebelah timur, serta Selat Sape di sebelah barat.
Ibu kota NTT ada di Kupang, yang terletak di Pulau Timor. Provinsi itu memiliki 1.192 pulau, dengan 44 pulau yang sudah dihuni dan 1.148 pulau yang belum dihuni. Sebanyak 246 pulau sudah bernama, sedangkan 946 pulau belum bernama.
Kami menyusuri Pulau Flores, yang keragamannya sungguh luar biasa. Pantai yang cantik bergantian dengan perbukitan hijau. Ada Labuan Bajo yang diunggulkan sebagai pintu gerbang wisata Indonesia wilayah tengah dan timur karena dekat dengan Pulau Komodo. Komodo merupakan daya tarik bagi wisatawan asing dan lokal.
Ada juga Larantuka yang terkenal di seantero negeri dan luar negeri sebagai tempat penyelenggaraan tradisi agama dan budaya Semana Santa. Bajawa di Kabupaten Ngada tenar karena kopinya yang luar biasa nikmat, yang sudah diekspor hingga ke Amerika Serikat.
Warga berziarah ke Kapela Tuan Ana (Yesus Kristus) pada perayaan Pekan
Suci atau Semana Santa bagi umat Katholik, di Larantuka, Flores Timur,
NTT, Jumat (22/4/2011). Siang hari hingga pagi pada Jumat Agung ini,
dilaksanakan berbagai prosesi di antaranya mengantar Tuan Menino melalui
laut dan mengantar Salib dari Kapela ke Armida.
Pulau Flores juga memiliki Wae Rebo, desa dengan tujuh rumah kerucut,
yang justru dikunjungi banyak wisatawan asing. Metode yang digunakan
masyarakat Wae Rebo dalam menerima wisatawan patut ditiru karena mereka
mampu ”menyeleksi” wisatawan. Dengan demikian, alam dan suasana di Wae
Rebo tidak dieksploitasi dengan sembarangan.Akan tetapi, Pulau Flores juga memiliki desa nun jauh di puncak bukit. Jauh dari ingar-bingar kota, belum mendapat aliran listrik dari PLN, dan untuk menempuh pendidikan sekolah menengah pertama pun harus ke kota lain.
Dengan kondisi alam seperti itu, NTB dan NTT memerlukan sarana transportasi yang komplet, yakni udara, air, dan darat. Namun, seperti halnya wilayah lain di bagian tengah dan timur Indonesia, sarana transportasi yang andal tak selalu tersedia.
Keterbatasan tempat sandar dan bongkar muat dermaga kerap kali membuat arus transportasi laut terhambat. Adapun transportasi udara dipengaruhi kondisi alam yang bergunung dan berbukit serta bandara yang terbatas.
Padahal, infrastruktur terbukti ampuh meningkatkan daya saing suatu daerah. Dalam skala lebih besar, mampu meningkatkan daya saing suatu negara.
Kampung adat Wae Rebo, Desa Satarlenda, Kecamatan Satarmese Barat, Manggarai, Nusa Tenggara Timur.
Dalam perjalanan, Tim Ekspedisi Sabang-Merauke Kompas menyeberangi
selat-selat penghubung kepulauan di Nusa Tenggara. Dari Pelabuhan Padang
Bai di Pulau Bali ke Pelabuhan Lembar di Pulau Lombok perlu waktu 4
jam. Selanjutnya, dari Pelabuhan Kayangan di Pulau Lombok ke Pelabuhan
Poto Tano di Pulau Sumbawa perlu waktu 2 jam untuk menyeberang
menggunakan feri.Dari Pelabuhan Sape di Pulau Sumbawa ke Labuan Bajo di Pulau Flores perlu waktu 7 jam untuk menyeberang. Waktu menyeberang itu belum termasuk waktu yang dibutuhkan untuk mengantre di lapangan parkir pelabuhan, masuk ke feri, atau saat keluar dari feri.
Antre? Ya, dengan keterbatasan jumlah feri dan dermaga, kita harus mengantre beberapa waktu sebelumnya. Jika tidak, bisa- bisa kendaraan tak terangkut. Dengan banyak dan beragamnya kendaraan yang akan menggunakan feri sebagai angkutan penyeberangan, petugas di pelabuhan harus mengatur dengan cukup cermat. Tujuannya, agar muatan feri optimal, tetapi tetap memperhatikan unsur keamanan.
Di sisi lain, bandara masih terbatas. Untuk bepergian dari Jakarta ke Maumere, misalnya, harus singgah lebih dulu di Denpasar, Bali. Lalu, berganti menggunakan pesawat yang lebih kecil ke Maumere.
Warga Kampung Adat Bena, Ngada, Flores, NTT, bermain musik tradisional
yang biasa dimainkan dalam rangka upacara adat pembangunan rumah baru,
Selasa (15/6/2011). Kampung berusia sekitar 1.200 tahun ini kental
dengan arsitektur kuno dan budaya megalitik.
Beberapa waktu lalu, kami pernah menggunakan pesawat ke Maumere. Dari
Denpasar, kebetulan, cuaca ke Maumere lumayan buruk. Pesawat berguncang-
guncang, turis pucat pasi.Namun, segala macam keterbatasan itu justru menjadi modal bagi masyarakat Nusa Tenggara untuk bertahan dan berjuang. Mereka memanfaatkan kondisi alam dengan arif. Keuletan mereka berbaur dengan kehangatan, keramahan, dan senyuman. Keindahan yang terserak itu memikat hati siapa pun yang datang ke kepulauan Nusa Tenggara.
0 comments:
Post a Comment