Saturday, March 1, 2014

Layanan ranjang penumpang sewaan

Katakepo.blogspot.com - Surya baru saja bergeser sedikit dari atas kepala. Namun panasnya masih terasa menyulut kulit. Gemuruh klakson mobil terdengar bersahutan. Jalan-jalan di ibu kota mulai tersendat, menandakan waktu pulang kantor menjelang.

Di sudut pertigaan Jalan Senopati, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, seorang perempuan muda berusia 20-an berlomba mengacungkan jari seraya menggoyangkan tangannya ke arah mobil. Tak mau kalah, ibu-ibu sambil menggendong anak mereka berlakon serupa. Mereka berdiri berdekatan dalam jarak lima meter. Penampilannya rapi. Lipstik tebal dengan bedak di wajah serta wewangian penutup bau badan.

Tidak jarang sebagian joki memilih penampilan apa adanya. Berwajah kusam dengan kaus dan sandal jepit. Pakaian itu sudah seharian menempel di badan. Mereka berlomba menarik simpati para pengendara untuk diangkut sebagai penumpang bayaran.

Begitulah suasana sore dari Jalan Gunawarman, Kebayoran Baru, mengarah ke Mampang Prapatan dan juga Senayan. Saban hari puluhan joki three in one menanti setia pengguna mobil pribadi untuk menggunakan jasa mereka. Mereka berburu fulus di tengah kepulan asap metromini.

Meski begitu, ada pula yang menawarkan layanan lebih. Sebuah jasa terselubung pemuas syahwat dari para joki. Nin salah satunya. Gadis 20 tahun ini sudah setahun ini menjalani profesi sebagai penumpang bayaran. Di sela profesinya sebagai joki, Nin tak segan memberi pelayanan lebih kepada para pengemudi nakal. "Kadang ada yang suka iseng nawarin untuk tidur bareng," kata Nin saat berbincang dengan merdeka.com di sekitaran Bundaran Senayan Selasa pekan kemarin. Nin mengaku tidak langsung melacurkan diri jika pengemudinya tak merespon.

Bentuk tubuh Nin memang memikat. Kulitnya kuning langsat dengan rambut lurus sebahu. Tingginya sekitar satu setengah meter. Lekuk tubuhnya kian tegas saat mengenakan kaus dan celana jins ketat. Bahkan tali branya pun ikut menerawang di balik kaus kuning dia gunakan. Parfumnya begitu menusuk hidung.

Saban hari Nin keluar dengan pakaian modis. Hal itu dia lakukan untuk memikat para pengemudi agar mau memakai jasanya sebagai penumpang bayaran. Nin memang tidak mematok bayaran. Sekali menemani pengemudi sampai tujuan bebas lokasi three in one, Nin dibayar mulai dari Rp 20 ribu sampai Rp 30 ribu. "Kalau baik ada yang kasih Rp 50 ribu, tapi jarang-jarang," ujarnya.

Untuk tarif pelayanan ranjang, Nin biasanya berunding dengan pengemudi. Paling tidak jasa kehangatan dia berikan dihargai Rp 500 ribu. Bahkan kadang dia mendapat bayaran lebih. Pernah dia dibayar Rp 1 juta untuk menemani pengemudi paruh baya di sebuah hotel kelas melati di bilangan Blok M, Jakarta Selatan. "Kalau tarif tergantung nego," katanya.

Cerita soal prostitusi di kalangan joki memang sudah berlangsung lama. Parjo, penjual nasi goreng di kawasan Taman Senopati, mengaku tidak kaget dengan joki esek-esek. Sejak berlaku aturan mobil berpenumpang minimum tiga orang, ada sebagian penumpang sewaan memberi layanan tambahan di ranjang.

Parjo menunjuk tempat di sekitaran pertigaan Jalan Senopati tempat remaja segar biasa mangkal menjajakan diri sebagai joki. "Sudah nggak kaget, bahkan ada yang sampe hamil," tutur Parjo Rabu pekan kemarin.

Dia mempunyai cerita sendiri soal joki merangkap pelacur. Dulu tetangganya, perempuan 30-an tahun, bahkan sampai menikah dengan pengemudi mobil dia kenal saat menjadi joki. Parjo menyebut kebanyakan joki esek-esek berasal dari Kampung Babelan.

Sore menjelang, Nin, 20 tahun, bersiap beranjak dari kediamannya di Petamburan, Jakarta Pusat. Dengan sepatu kotak-kotak hitam putih dan tas kulit kecil dia berangkat menuju tempat mangkal sebagai joki di sekitaran Senayan.

Nin sudah setahun ini menjalani rutinitas sebagai joki three in one atau penumpang sewaan. Sejak putus sekolah, dia hidup dalam pergaulan bebas tanpa pengawasan ketat dari orang tua. Sulit mendapatkan pekerjaan memaksa Nin menjadi joki. Apalagi pekerjaan tanpa keringat itu mampu menghasilkan uang lumayan besar.

Paling tidak dia saban bulan bisa mengantongi Rp 3 juta. "Kadang suka tiga kali naik mobil," katanya saat berbincang dengan merdeka.com di sekitar Bundaran Senayan, Jakarta Selatan. Kadang sudah tiga jam menunggu, Nin tidak juga dipanggil pengemudi mau memakai jasanya sebagai joki.

Di balik sepinya orderan sebagai penumpang bayaran, Nin memberanikan diri memberikan pelayanan lain kepada pengemudi. Namun pelayanan itu dilakukan jika ada permintaan dari pengemudi. Awalnya Nin menolak diajak berkencan dengan pengemudi mesum.

Namun belakangan, rayuan uang dan desakan pergaulan membuat dia berani menerima tawaran untuk tidur bareng. "Karena butuh uang," katanya. Dia mengaku tidak setiap hari ditawari untuk menemani tidur. Bahkan kadang ada pengemudi mengajak dia hanya untuk menemani berkaraoke.

Berbeda dengan Nin, Ayu, 25 tahun, mengaku memang kerap mendapat perlakuan tidak mengenakkan dari pengemudi mobil pribadi. Kadang ada saja om-om nakal memancing dia agar mau melayani saat dia menjadi joki. Jika sudah ada gelagat tidak baik, Ayu memilih segera turun dari mobil.

Ayu mengakui belakangan teman-temannya sesama joki memang bersedia memberikan pelayanan lebih. Dia menyebut biasanya mereka terdiri dari remaja 18 tahun. Tempat mangkalnya berdekatan dengan Markas Kepolisian Daerah Metro Jakarta Raya. "Kalau sudah sore biasanya makin banyak ABG-ABG," kata Ayu saat ditemui Kamis malam pekan kemarin. Ayu menyebut ciri-ciri joki bisa diajak tidur kerap berpakaian ketat dan mencolok dari lainnya.

Parjo pedagang nasi goreng di Jalan Senopati tidak kaget mendengar joki bisa diajak untuk tidur. Dia menyebut tidak hanya para remaja, namun joki dari kalangan ibu-ibu juga mau untuk diajak tidur bersama pengemudi. "Kadang ada juga ibu-ibu mau," kata Parjo menjelang azan magrib Rabu pekan kemarin.

Parjo mengatakan memang tidak semua joki mau diajak tidur bareng. Namun dia bercerita tetangganya, janda asal Ngawi, Jawa Timur, sampai menikah dengan pengemudi langganannya. " Ada tetangga saya, dia biasa nongkrong di dekat rumah, orangnya tinggi tapi ngisi. Dia kawinin sampe dibeliin rumah," ujar Parjo seraya menyambut pembeli datang.

Selain ada joki diajak menikah, tidak sedikit ada penumpang bayaran ditiduri sampai hamil. Ironisnya, anaknya itu dijual kepada orang kaya. "Ada yang sampai dijual anaknya," katanya. Namun dibalik fenomena itu, ada juga pengemudi dermawan mau membiayai sekolah anak seorang penumpang sewaan.

0 comments:

Post a Comment