Katakepo.blogspot.com - JAKARTA - Fenomena munculnya air berwarna merah
menghebohkan seluruh warga Kelurahan Lenteng Agung, Senin (02/09/2013).
Pasalnya, sejak kabar burungnya tersebar ke masyarakat, puluhan warga
berbondong-bondong datang untuk meminta air tersebut.
Karena selain penasaran, air itu juga dipercaya warga bisa untuk
menyembuhkan penyakit. Sejak pagi hari rumah kediaman Sugianto (71) yang
beralamat di Jalan H Joko, RT 08/04, Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta
Selatan itu tidak henti-hentinya dikunjungi warga. Puluhan orang mulai
dari anak-anak, remaja hingga orangtua datang untuk menyaksikan langsung
kabar burung yang tersiar.
Antusiasme warga pun semakin menjadi, ketika air merah yang muncul
dari sumur kedalaman 25 meter milik pria kelahiran Jakarta, 17 januari
1942 itu diduga memiliki khasiat menyembuhkan segala penyakit. Tak ayal,
para warga kemudian berbondong-bondong datang membawa beragam bentuk
wadah mulai dari botol dan galon kemasan air mineral hingga menumpang
mandi untuk membuktikan khasiat air merah tersebut.
Beberapa anak-anak maupun orangtua lanjut usia juga terlihat meminum
langsung air tersebut, sesaat setelah ditampung dari keran. Sementara
warga lainnya seakan bersuka ria dengan membasahi wajah, tangan hingga
mandi bersama dengan menggunakan air merah tersebut.
Sang pemilik rumah, Sugianto menceritakan, air yang diyakini warga
memiliki kemampuan menyembuhkan itu pertama kali diketahuinya pada saat
dirinya berwudhu Minggu (1/9/2013) sekitar pukul 21.00 WIB. Dirinya yang
baru saja membuka keran air dan membasuh tangan dan muka, baru tersadar
mengetahui air yang keluar dari sumur tua pertama miliknya itu berwarna
merah pekat.
Seakan tersadar, dirinya pun segera menutup dan membuka kembali keran
air di kamar mandi belakang rumahnya untuk memastikan kejadian ini
benar nyata atau hanya sementara.
Namun, setelah beberapa kali mencoba dan melihat air lebih dekat di
ruangan terang, dirinya pun yakin kalau air yang keluar dari sumur yang
dibuatnya sejak sekitar tahun 1960an itu mengeluarkan air berwarna
merah. Perasaan bingung sekaligus penasaran pun diakuinya bertambah
besar saat mencicipi air itu pertama kali.
Dikatakannya, air yang sedikit beraroma harum itu memiliki rasa kecut
dan sedikit pahit saat diminumnya. "Begitu keran air dibukanya, saya
kaget dan baru sadar kalau air yang keluar berwarna merah. Saya nggak
tahu, tiba-tiba saja airnya begitu (berwarna merah). Tapi yang bikin
penasaran itu rasanya, kok kayak rebusan kulit manggis ya," katanya saat
ditemui di rumahnya, Senin (2/9/2013) sore.
Lebih lanjut mantan Ketua RT 08/04 untuk periode tahun 1970 sampai
dengan tahun 2000 itu mengungkapkan, fenomena air merah ini baru pertama
kali dijumpainya semenjak dirinya tinggal di rumah miliknya pada tahun
1968 silam. Dirinya juga mengungkapkan tidak pernah memiliki pertanda
apapun mengenai air tersebut.
"Mulai dari saya atau keluarga istri juga sama sekali nggak ada
tanda-tanda atau mimpi apa-apa, ya tahu-tahu kejadian saja," jelasnya.
Namun, tambahnya, jika merunut silsilah keluarga besar dari istrinya,
Almarhum Maryati, kakek istrinya, Almarhum Joko adalah warga asli
Betawi sekaligus sesepuh di wilayah Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta
Selatan ini. Kabarnya, sang kakek memiliki ilmu kebatinan dan
mensakralkan tanah seluas enam hektar yang terbentang mulai dari
rumahnya hingga seluruh wilayah RW 04 Kelurahan Lenteng Agung.
Walaupun dirinya juga sangsi akan cerita dan sejarah para orangtua
dulu yang kemudian dikait-kaitkan dengan fenomena unik ini, dirinya
hanya bisa mengamini dan menganggukan kepala saat para warga dan
keluarga besarnya berkumpul dan bercerita di teras rumahnya.
"Kalau saya ya Lillahita'alla saja, dan jangan menjadi musyrik.
Makanya semua orang yang minta air ini saya ingatkan untuk baca
Bismillah. Tapi bukti kalau kakek istri sesepuh wilayah ini, bisa
dilihat dari nama jalan masuk ke rumah ini, H Joko," jelas pensiunan
Kepala Teknisi PD Pasar Jaya tahun 2000 itu menjelaskan.
Namun, karena semakin banyak warga yang mengambil dan meminta air
tersebut, warna merah pekat air sumurnya itu terlihat semakin pudar dan
kian berubah menjadi jernih warnanya. Oleh karena itu, sejak pukul 17.00
WIB sore dirinya pun menghentikan aktivitas dan meminta warga untuk
kembali besok hari.
"Mungkin karena sudah dari pagi airnya diambil terus-terusan, saya
stop dulu, besok kalau airnya sudah kembali normal saya perbolehkan
lagi," jelasnya.
Mengetahui hal tersebut, beberapa warga yang terlanjur datang dengan
membawa wadah-wadah air terlihat sedikit kecewa. Karena diakui warga,
air yang rencananya akan ditampung dan dibawanya ke rumah untuk
menyembuhkan penyakit.
Seperti halnya, Wina (45) warga RT08/04 Lenteng Agung, Jagakarsa,
Jakarta Selatan. Diakuinya, dirinya yang sakit sendi akibat penyakit
reumatik yang dideritanya selama dua tahun belakangan sedikit membaik
saat mandi dan mambasuh kaki dan lutut.
"Saya mau ambil lagi, soalnya lutut sama kaki suka linu sama
pegel-pegel, tapi pas tadi saya minum sama mandi pakai air itu, sekarang
mendingan," ungkapnya.
Namun berbeda halnya dengan Paimin (57) tetangga Sugianto. Perempuan
paruh baya itu mengaku tidak terlalu penasaran dan percaya akan
keberadaan air yang dapat menyembuhkan penyakit. Menurutnya, air
tersebut adalah air sumur biasa, dan tidak memiliki khasiat apapun.
"Saya cuma lihat saja sih, memang banyak orang yang minta terus
ambil. Bapaknya saja juga minta satu botol. Tapi kalau saya nggak
terlalu percaya, karena itukan cuma air biasa," ungkapnya.