Tuesday, March 24, 2015

Ini Kiat Mudah Membuat Persahabatan Awet

Katakepo.blogspot.com - Tetap berhubungan dengan baik seringkali menjadi permintaan kita kepada sahabat, apalagi jika nantinya Anda tidak mudah bertemu kembali karena padatnya aktivitas. Namun, menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan pada jurnal Perspectives on Psychological Science menyatakan tetap berhubungan baik dengan sahabat adalah kunci untuk panjang umur. 

Sebab, kesepian dan isolasi adalah ancaman terbesar yang memicu terjadinya kematian bagi orang-orang berusia di atas 65 tahun. Studi sebelumnya menyatakan bahwa kesepian sama bahayanya dengan merokok 15 batang sehari atau mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan.

"Persahabatan yang baik lebih berharga dibandingkan harta paling mewah sekalipun. Persahabatan menawarkan perspektif baru dalam hidup, pendampingan saat menghadapi masa-masa sulit, meyakinkan kita untuk menjadi orang yang lebih baik, dan meningktakan kebiasaan hidup sehat," ujar Talia Fuhrman, pengarang buku Love Your Body.

Nah, Fuhrman menyarankan tiga hal utama yang menjadi kunci dalam memelihara persahabatan yang baik dengan teman-teman Anda. Apa sajakah? 

1. Berhati-hatilah dengan bahasa tubuh 
Fuhrman menyarankan untuk benar-benar memperhatikan posisi tubuh Anda, seperti cara berdiri, posisi bahu, dan kemana arah mata Anda. "Ekspresi nonverbal adalah kunci untuk membuat orang lain merasa nyaman saat bersama Anda dan memberitahu mereka bahwa Anda terbuka dengan kehadiran mereka," tukasnya. 

2. Kurangi penggunaan teknologi 
Meskipun rasanya sulit melepaskan diri dari perangkat telekomunikasi digital dan media sosial untuk berinteraksi dengan orang lain, Fuhrman menyatakan pentingnya sejenak menjauhkan diri dari segala perangkat teknologi dan media sosial agar Anda dapat berinteraksi lebih baik bersama sahabat secara langsung. 

"Ketimbang mengirim pesan singkat, menggunakan Facebook, cobalah berbicara lewat telepon atau Skype atau bahkan bertatap muka dan berbincang. Aksi sederhana ketika Anda saling mendengarkan suara satu sama lain memiliki kekuatan dalam menghubungkan Anda lebih dalam ketimbang kata-kata yang dirangkai menggunakan ponsel," ujar Fuhrman. 

3. Berbincang dengan nyaman
"Anda tidak perlu berargumentasi dengan sahabat Anda tentang segala hal. Yang Anda butuhkan adalah pikiran yang terbuka dan keinginan untuk berbincang tentang segala hal," jelas Fuhrman.

Talia Fuhrman juga menekankan pentingnya saling menghormati saat berbincang bersama sahabat. Sebab, faktanya, debat yang penuh rasa hormat namun terbuka dapat menciptakan percakapan yang akan diingat dan memperkuat persahabatan Anda ketimbang sekadar perbincangan ringan.

Terjerat Moleknya Pulau Tidung

Katakepo.blogspot.com - Setelah lebih dari dua jam diayun ombak dari Jakarta, kapal yang kami tumpangi melambat. Di sekeliling, membentang perairan biru kehijauan yang jernih. Begitu jernihnya sampai dasar laut nyaris kelihatan. Segar angin berembus dari arah daratan di depan kapal. Hmm... selamat datang di Pulau Tidung!

Selama sekitar lima tahun belakangan ini, Pulau Tidung menjadi salah satu primadona pariwisata di Kabupaten Kepulauan Seribu. Jika Anda mencari di mesin pencari dengan kata kunci ”Pulau Tidung”, muncullah berderet-deret informasi tentang paket wisata di pulau tersebut.

Letak Pulau Tidung yang tidak jauh dari Jakarta membuatnya mudah dicapai dengan kapal dari Muara Angke atau Marina Ancol. Ditambah keindahan alamnya yang memesona, tempat ini cocok untuk ”pelarian” dari rutinitas sehari-hari.

Perairan sekitar Pulau Tidung menjanjikan pengalaman yang menarik dan menyenangkan. Hamparan pasir putih, air laut yang jernih, serta keanekaragaman terumbu karang dan ikan membuat pengunjung betah beraktivitas dari matahari terbit sampai tenggelam. Snorkeling menjadi semacam kegiatan ”wajib” bagi pengunjung.

Belum lagi tawaran berbagai permainan air, seperti banana boat, donut boat, atau jet ski, yang turut memeriahkan wisata Pulau Tidung. Bahkan, sekadar bersepeda keliling pulau dan melihat dari dekat kehidupan penduduknya pun tak kalah menyenangkan.

”Di sini airnya jernih. Kami bisa berenang sepuasnya. Snorkeling-nya juga seru. Sunset (matahari terbenam)-nya indah. Permainannya asyik. Ikan bakarnya enak,” tutur Sylvia, karyawan swasta dari Jakarta. Dia bersama enam temannya bersenang-senang di Pulau Tidung, pekan lalu.

Tak boleh ketinggalan adalah ikon wisata Pulau Tidung, yakni Jembatan Cinta. Ini adalah lokasi wajib bagi pengunjung untuk berfoto. Di berbagai sudut, pengunjung sibuk berfoto ria. Mereka juga terhibur oleh aksi warga setempat, terutama anak-anak, yang dengan berani meloncat dari titik tertinggi jembatan ke ”kolam” hijau jernih di bawahnya.

”Koin, Kak! Lempar koin, Kak!” pinta mereka.


Wisatawan menikmati wahana permainan air di pantai Jembatan Cinta, Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, Sabtu (14/3/2015).
 
Setelah jumlah wisawatan turun sejak awal tahun karena cuaca buruk dan banjir di jakarta, dalam dua pekan terakhir wisawatan mulai ramai berkunjung kembali ke Pulau Tidung.
Begitu koin dilempar, mereka dengan cekatan terjun untuk mencari dan mengambil koin itu. Tawa riang dan teriakan girang terdengar hingga kejauhan.

Menggeliat

Menurut penuturan sejumlah pelaku pariwisata di Pulau Tidung, kegiatan wisata mulai menggeliat sekitar tahun 2010. Dari kunjungan yang awalnya hanya puluhan orang, sepanjang tahun 2014 pengunjung Pulau Tidung mencapai 3 juta orang.

Mereka biasanya datang saat akhir pekan dan hari libur nasional. Pada akhir pekan atau libur panjang, pengunjung bisa mencapai 5.000 orang. Padahal, penduduk pulau hanya sekitar 4.000 orang.

Amsir (37), salah satu perintis wisata Pulau Tidung, mengungkapkan, bibit wisata maritim Pulau Tidung sudah tumbuh sejak 1999. Saat itu, setiap akhir pekan ada 50-100 pengunjung dari Jakarta ke Pulau Tidung untuk snorkeling.

Dia dan teman-temannya merancang paket wisata dua hari satu malam yang lengkap. Setiap paket meliputi penginapan, makan empat kali, angkutan kapal pergi-pulang Jakarta-Pulau Tidung, permainan banana boat, dan snorkeling.

”Setelah kami hitung, agar hemat, paket wisata ini harus kelompok, 5-10 orang, sehingga bisa diperoleh biaya wisata Rp 350.000 per orang,” katanya

Seiring tingginya animo wisatawan mengunjungi Pulau Tidung, sejumlah agen pariwisata mulai bersaing menarik pengunjung sebanyak-banyaknya dengan menawarkan harga paket wisata murah, sekitar Rp 200.000 per orang, bahkan sampai Rp 180.000 per orang.

Sani, pemilik salah satu laman wisata Pulau Tidung, menyayangkan persaingan yang mulai tidak sehat itu. Menurut dia, pelayanan kepada pengunjung bisa tidak berkualitas hanya karena mengejar harga murah. ”Usaha wisata itu mempertaruhkan kepercayaan pelanggan. Sekali tak dipercaya, hancurlah bisnis ini,” ujarnya.

Penumpang berjejalan di lantai kapal saat perjalanan dari Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, menuju Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, Jumat (13/3/2015). 
 
Pulau Tidung merupakan salah satu pulau wisata di Kepulauan Seribu yang dikunjungi banyak wisatawan. Kapal kayu tradisional menjadi transportasi utama menuju kawasan ini karena kapal cepat milik pemerintah tidak beroperasi.
Lurah Pulau Tidung Mashud Hamid mengatakan, pariwisata mengubah sedikit demi sedikit perekonomian warga Pulau Tidung menjadi lebih sejahtera. ”Sebelum tahun 2010, nelayan di sini masih sekitar 60-70 persen dari jumlah penduduk. Sekarang sebagian besar warga bergerak di pariwisata,” katanya.

Menurut dia, berkah pariwisata ini harus dinikmati secara merata oleh segenap warga Pulau Tidung. Warga bisa memiliki penginapan atau usaha makan minum, permainan air, penyewaan perahu/kapal, atau menjadi pemandu wisata.

Mashud menambahkan, pariwisata juga akan dikelola lebih profesional. ”Kami sedang siapkan aturan untuk pembentukan asosiasi pariwisata. Tarif paket wisata juga akan dibuat standar dan disesuaikan dengan paket yang diberikan,” katanya.

Bupati Kepulauan Seribu Tri Djoko Margianto menuturkan, pihaknya berencana menambah infrastruktur penunjang pariwisata, seperti tambahan kapasitas listrik, air bersih, pembangunan jalan keliling Pulau Tidung, dan transportasi menuju Pulau Tidung, agar semakin banyak orang tertarik kemolekan alamnya.

5 Kondisi Pemicu Perceraian

Katakepo.blogspot.com - Dalam pernikahan, perselisihan antara suami dengan istri terkadang tidak dapat dihindarkan. Bila sudah tidak bisa dipertahankan lagi, mahligai pernikahan terkadang harus berujung perceraian. Nah, ada beberapa kondisi yang patut Anda waspadai. Sebab, kondisi-kondisi berikut kerap kali memicu perceraian. 

1. Penyakit 
Ketika pasangan mengidap kondisi kesehatan yang serius atau kronis, kondisi ini mampu mengubah dinamika pernikahan. Studi terbaru yang digelar para peneliti dari Iowa State University pun mengungkapkan bahwa angka perceraian enam persen lebih tinggi bila sang istri menderita penyakit seperti kanker, serangan jantung, atau paru-paru. Namun, angka perceraian tak meningkat ketika suami mengidap penyakit serius.   

"Terkadang sulit bagi pria untuk menjalankan peran sang istri. Namun, menurut saya tergantung pembagian peran dalam pernikahan sejak awal. Jika suami juga ikut menjalankan tugas domestik, maka penyesuaiannya akan lebih mudah," sebut Elizabeth Ochoa, PhD, konsultan pernikahan dan chief psychologist di Beth Israel Medical Center, New York.  

2. Perubahan Pekerjaan 
Pada tahun 2011, studi yang dilakukan para ahli dari Ohio State University menemukan bahwa pria yang tidak bekerja (menganggur), cenderung meninggalkan istri mereka dan ditinggalkan oleh sang istri. Kehilangan pekerjaan pun dapat memicu stres akibat masalah keuangan, keamanan, dan tanggung jawab yang mempengaruhi ketidakpuasan dalam pernikahan. 

Menurut Ochoa, apapun yang mendistraksi terkait masalah finansial atau pekerjaan pasti berpengaruh pada pernikahan. "Jika Anda berhenti memprioritaskan pernikahan dan membiarkannya berada di urutan kedua setelah pekerjaan, pasangan akan merasa terisolasi dan marah," tutur Ochoa. 

3. Kelahiran Anak 
Sebuah studi yang dipublikasikan pada Journal of Family Psychology menyebut 67 persen pasangan mengalami penurunan kepuasan dalam pernikahan pada tiga tahun pertama kelahiran anak. "Memiliki anak adalah stres tersendiri dalam hidup dan dapat memicu permasalahan dalam pernikahan," kata Ochoa. 

Namun, masalah dapat diminimalisir jika masing-masing mampu meredam ego dan saling berkomunikasi secara terbuka. "Seseorang yang sudah merasa cemas atau depresi akan merasa lebih sulit menyesuaikan diri ketika anak lahir, karena akan mempengaruhi kemampuan mereka dalam merawat anak dan bergelut dengan perubahan dalam hubungan," ungkap Ochoa. 

4. Tinggal Terpisah
Studi yang dilakukan RAND Corporation pada tahun 2013 terhadap keluarga anggota militer, menemukan bahwa risiko perceraian pada prajurit militer AS terjadi karena lamanya mereka bertugas jauh dari keluarga. Pasangan yang tinggal terpisah secara temporer karena pekerjaan atau alasan lain kemungkinan akan menemukan masalah dalam pernikahan.

"Setiap orang memiliki tingkat kenyamanan yang berbeda ketika dekat atau jauh dengan pasangannya. Jika kedua belah pihak merasa nyaman saat tinggal terpisah, maka takkan ada masalah. Namun, jika ada ketidaksamaan, misalnya tentang ketakutan, kepercayaan, atau kesetiaan, maka akan memicu masalah," papar Ochoa. 

5. Trauma 
Pasangan yang sama-sama mengalami trauma selain sangat terikat satu sama lain, namun juga bisa membuat mereka saling menjauh. "Untuk pulih dari trauma, terkadang orang harus meninggalkan pengalaman atau apapun yang mengingatkan mereka pada kejadian menyakitkan itu," ujar Ochoa. 

Ia menjelaskan, munculnya kembali ingatan akan trauma ini juga bisa dipicu dengan kehadiran orang lain, yang mungkin sama-sama mengalami trauma itu. "Bahkan bersama orang itu pun rasanya menyakitkan," imbuh Ochoa. 

Wanita Mesir 43 Tahun Menyamar Jadi Pria demi Menafkahi Keluarga

Katakepo.blogspot.com - Kairo, Sudah banyak kisah ditulis tentang perjuangan seorang ibu untuk menghidupi anak-anaknya. Namun, kisah perjuangan hidup Sisa Abu Daooh, seorang perempuan asal Mesir ini, mungkin terbilang luar biasa.

Bagaimana tidak, Sisa yang menjadi satu-satunya pencari nafkah bagi keluarganya, harus menyamar sebagai seorang pria selama 43 tahun agar bisa bekerja dan mendapatkan nafkah.

Perjuangan hidup Sisa (64), dimulai ketika suaminya meninggal dunia di kala dia tengah mengandung. Sisa yang kala itu berusia 21 tahun ditinggalkan tanpa uang sepeserpun dan tanpa sumber penghasilan.

Kesulitan Sisa bertambah karena kebudayaan setempat tidak mengizinkan perempuan bekerja mencari nafkah. Dihadapkan pada situasi sulit seperti itu, Sisa akhirnya memutuskan untuk menyamar sebagai seorang pria.

Dia kemudian mengenakan pakaian pria seperti pakaian semacam jubah dengan lengan lebar serta mengenakan serban dan sepasang sepatu hitam.

"Untuk melindungi diri saya dari para pria karena terkait tradisi, saya memutuskan untuk menjadi seorang pria. Saya mengenakan pakaian pria, bekerja bersama para pria di tempat yang tak seorangpun mengenal saya," kata Sisa.

Dengan menyamar sebagai pria, Sisa kemudian bisa mendapat berbagai pekerjaan kasar yang memberinya nafkah.

"Saya bisa mendapatkan beberapa pekerjaan kasar seperti mengangkut batu dan semen. Di lain hari saya membersihkan sepatu dan bahkan saya mengemis di jalanan demi menghidupi diri saya dan putri saya," ujar Sisa.

Dari kerja kerasnya itu, Sisa ternyata mampu membesarkan putrinya hingga menikah. Namun, ternyata kehidupan keras Sisa belum berakhir. Menantunya jatuh sakit dan tak bisa bekerja. Alhasil, Sisa kembali harus bekerja untuk menghidupi putri dan beberapa cucunya.

"Ibu saya adalah satu-satunya orang yang mencari nafkah untuk keluarga kami. Dia bangun pagi-pagi sekali dan mulai menyemir sepati di stasiun kereta api Luxor," ujar Houda, putri Sisa.

Meski menjalani hidup yang keras dan harus menyembunyikan identitasnya sebagai seorang perempuan, Sisa mengaku dirinya sangat bahagia.

"Saya bahagia. Saya bisa mengerjakan pekerjaan pria dan semua orang menyukai pekerjaan saya. Saat para pria melihat saya, mereka melihat saya sebagai seorang pria," lanjut Sisa.

Lama kelamaan banyak orang yang mengetahui bahwa Sisa adalah seorang perempuan. Namun, setelah puluhan tahun menjadi pria maka tak ada lagi orang yang mempermasalahkan jenis kelamin Sisa. Dia bahkan tetap bisa menjalani hidupnya sebagai seorang pria.

Akhirnya, perjuangan hidup Sisa terdengar pemerintah kota Luxor. Tahun ini pemerintah Luxor mendaulat Sisa sebagai ibu paling berbakti di Luxor.

Sisa bahkan bisa bertemu Presiden Mesir Abdel Fatah Al-Sisi pada Minggu (22/3/2015), untuk menerima sertifikat penghargaan yang tak bisa dibacanya karena perempuan itu buta huruf.

Selain sertifikat, pemerintah Mesir memberi Sisa sebuah kios dan bantuan modal sehingga Sisa bisa berjualan untuk menambah penghasilannya.

Menteri Susi Menangis dan Kecewa, Ada Apa?

Katakepo.blogspot.com - Jakarta, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti sempat menahan tangisnya saat menceritakan kekecewaannya terhadap putusan Pengadilan Periklanan Ambon terhadap kapal raksasa Hai Va, yang sebelumnya diduga mencuri ikan. Susi mengaku kecewa dengan putusan pengadilan bahwa sang nakhoda kapal hanya dijatuhi hukuman denda Rp 200 juta rupiah atau penjara enam bulan lamanya. Padahal, Kapal yang berbobot lebih dari 3000 GT ini didakwa atas 3 hal: tidak adanya Surat Laik Operasi, tidak adanya Vessel Monitoring System, dan muatan hiu martil yang dilarang.

"Hasilnya sangat mengecewakan kita. Saya ingin dilakukan investigasi ulang atas keputusan ini. Jadi dilakukan investigasi kepd keputusannya. Kenapa bisa diputuskan denda seperti itu," kata Susi di kantornya, Senin (23/3).

Susi mengaku kecewa dan marah atas putusan ini. Ke depan, KKP akan mengajukan bandung kepada Mahkamah Agung untuk meninjau ulang putusan Pengadilan Perikanan Ambon. Susi menilai, masalah illegal fishing harus ditindak dengan tegas, karena menyangkut urusan kedaulatan.

"Ini tidak hanya masalah Indonesia. Semua berkepanjangan terhadap perikanan yang berkelanjutan. Indonesia adalah salah satu negara terparah dengan masalah ini," ujar menteri asli Pangandaran ini.

Susi mengatakan dirinya telah memulai langkah pemberantasan illegal fishing dengan membentuk tim analisis dan evaluasi atau anev. Dia mengaku telah menemukan beberapa hal janggal dalam investigasi yang dilakukan. "Kami menemukan hal janggal dan kebangetan," ujarnya.

Dengan keluarnya putusan Pengadilan Ambon yang tampak meringankan pelaku illegal fishing ini, Susi mengaku bahwa dirinya merasa dikecewakan.

"Kalau hal seperti ini lolos lagi saya yakin harga diri, dignity, kerja keras kita itu seperti disepelekan, seperti tidak dihargai, sepertinya kedaulatan bangsa itu dianggap hal kecil saja. Padahal big thing itu dimulai dari ini," lanjutnya.