Friday, April 3, 2015

Nissan All-New Navara Resmi Meluncur, Ini Harganya...

Katakepo.blogspot.com - Jakarta, Nissan All-New NP 300 Navara akhirnya resmi diluncurkan di Jakarta, Kamis (2/4/2015). Pikap kabin ganda yang diklaim paling lengkap di kelasnya ini ditawarkan dalam dua varian, SL dan VL.
Bersama All-New Navara, kini Nissan Motor Indonesia (NMI) punya senjata untuk segmen komersial. Selama ini Navara hanya ditujukan untuk segmen private (mobil penumpang). Kedua varian dilengkapi pengembangan mesin diesel, DOHC, 2.5L, 4-silinder, intercooled turbo.
 
Varian SL untuk segmen fleet dilengkapi berbagai fitur seperti Anti-lock Braking System, Electronic Brake Distribution, Traction Control System, Vehicle Dynamic Control, Hill Start Assist, Hill Descent Control, dan Dual Air Bag. Kemampuan dasar didukung sistem gerak 2WD, 4H, dan 4LO. SL hanya tersedia versi transmisi manual 6-percepatan dengan pilihan tenaga 163 tk dan torsi 403 Nm.


Sementara VL merupakan varian tertinggi, memiliki semua kelengkapan SL ditambah Center Mirror with Compass, Automatic Dimming, 3D MID with TFT Screen, Spinal Support Seat with Electric 8-way Arrangement (driver seat), Leather Seat, Steering Wheel with Leather, Audio Steering Switchand Cruise Control, Touch screen head unit dengan Bluetooth Connectivity, dan Intelligent Key.
VL tersedia dalam dua pilihan transmisi, manual 6-percepatan dan matik 7-percepatan. Berdasarkan klaim spesifikasi, tipe ini memiliki tenaga tertinggi di antara semua pikap kabin ganda di Indonesia, yakni 190 tk dan 450 Nm.

SL M/T dijual dengan harga Rp 380 juta, sedangkan VL M/T Rp 415 juta dan VL A/T Rp 430 juta. Pilihan warna yang tersedia Brilliant Silver, Black Star, Solid White (tipe SL), Pearl White (tipe VL) dan Savanna Orange (tipe VL).

Seniman Betawi Mpok Nori Tutup Usia

Katakepo.blogspot.com - Jakarta, Kabar duka kembali menyelimuti industri hiburan Indonesia. Setelah kepergian pembawa acara dan artis peran Olga Syahputra (32) pada 27 Maret 2015, kini seniman Betawi bernama asli Nuri Sarinuri atau biasa dikenal Mpok Nori (84) tutup usia di Rumah Sakit Pasar Rebo, Jakarta Timur, Jumat (3/4/2015).

Awal kabar meninggalnya Mpok Nori tersebut tersebar melalui pesan berantai atau broadcast messenger yang diterima wartawan pada pagi ini. "Innalilahiwainna ilahirojiun. Telah meninggal dunia mak Mpok Nori pada pagi hari ini pukul 08.10 WIB. Beliau menghembuskan nafas terakhir di rumah sakit Pasar Rebo Jakarta Timur," tulis pesan tersebut.

Setelah beredarnya kabar duka itu, Kompas.com langsung mengonfirmasi kebenaran berita yang tersebar kepada pihak keluarga Mpok Nori. Perwakilan keluarga pun membenarkan berita meninggalnya Mpok Nori. "Iya betul, meninggal pagi ini. Karena penyakit asma, sesak napas," ujar cucu Mpok Nori, Hermawan, saat dihubungi Kompas.com, Jumat pagi.

Menurut Hermawan, jenazah Mpok Nori langsung dibawa ke rumah duka untuk disemayamkan dan akan dimakamkan hari ini juga di Tempat Pemakaman Umum Pondok Rangon, Jakarta Timur.

Orang Indonesia Pertama Berlari di Kutub Utara

Katakepo.blogspot.com - Udara sangat kering. Apa pun yang berbentuk uap air langsung membeku. Goggle (kacamata) saya tidak bisa digunakan karena tertutup es. Saya tidak bisa melihat dan mencoba berlari bertelanjang mata. Saya takut buta. Saya mencoba menumpahkan air panas dari termos ke goggle saya agar esnya mencair. Tetap malah semakin parah, air panas yang ditumpahkan itu langsung membeku. Goggle saya malah makin tebal lapisan esnya.”

Pelari ultra-trail (lari lintas alam dalam kondisi ekstrem) Indonesia, Hendra Wijaya, mengisahkan perjalanannya akhir pekan lalu yang sulit dilakukan manusia biasa umumnya. Laki-laki berumur 49 tahun itu berlari menempuh jarak 352,64 mil (566 kilometer) di Kutub Utara. Pelari trail dari Bogor itu menuntaskan lomba selama delapan hari dari Eagle Plains, Yukon, ke ujung Samudra Arktik nonstop di Tuktoyaktuk, Alaska, dalam ajang Likeys 6633 Ultra 2015 pada 20-28 Maret. Hendra menjadi orang Indonesia pertama yang melintasi Kutub Utara sejauh 566 kilometer dengan berjalan/berlari.

”Lomba ini hanya untuk mereka yang benar-benar ’gila’,” demikian penyelenggara mengingatkan soal lomba itu.

Likeys 6633 Ultra adalah salah satu ajang lari lintas alam paling ekstrem di dunia. Semua peserta harus mampu bertahan berlari dalam kondisi hamparan es Kutub Utara yang bersuhu hingga minus 15 derajat sampai minus 20 derajat celsius. ”Bahkan, angka tersebut bisa di bawah minus 20 derajat celsius hingga minus 32 derajat celsius,” kata Hendra, Rabu (1/4/2015), yang sedang dalam perjalanan pulang di Bandara Whitehorse menuju Vancouver, Kanada.

Aklimatisasi

Beberapa hari sebelum lomba, dia sudah tiba untuk berlatih dan menyesuaikan diri (aklimatisasi) dengan iklim setempat. Sejauh mata memandang, hanya ada hamparan es yang membeku. Kosong, hanya horizon berbatas langit, yang terdengar hanya deru napas dan suara sledge, gerobak es yang diseret di belakang. Dimensinya lebar 60 cm x panjang 150 cm x tinggi 40 cm. Di dalamnya ada barang-barang kebutuhan selama lomba sekitar 40 kilogram.

Berlari ultra-marathon di Kutub Utara merupakan pengalaman pertama ”Hyperman Indonesia” itu, mungkin juga bagi bangsa Indonesia. Hendra pernah berlari di sejumlah lomba lari ultra-internasional, termasuk Ultra-Trail du Mont Blanc (168 km) di Perancis hingga lari lintas gurun pasir di Trans- Omania 300 km, Hyperman (berenang 10 km, bersepeda 300 km, dan berlari 100 km) di Hongkong, serta Tor Des Geants Endurance Trail Run di Italia 332 km.

Selain lari sejauh 566 km yang diikuti Hendra, juga dilombakan lari kategori 120 mil (193,12 km). Setiap peserta membayar biaya pendaftaran sekitar Rp 58 juta. Itu belum termasuk pengeluaran untuk perlengkapan dan logistik karena lomba ini merupakan lomba lari mandiri dan setiap peserta harus membawa logistik sendiri.

Sebanyak 27 atlet yang datang dari 12 negara mengikuti lomba dalam dua kategori. Peserta umumnya berdatangan dari negeri empat musim, kecuali Hendra dan Than Juang dari Thailand. Mereka berada di antara 19 atlet yang berlomba di kategori 566 km. Hanya delapan peserta, termasuk Hendra dan Than, yang berhasil menyelesaikan lomba hingga garis finis. Sisanya gagal karena berbagai sebab, termasuk cuaca yang sangat dingin, kelelahan, hingga cedera.

Peserta dapat beristirahat di lokasi pengecekan (check point) di sepanjang rute. ”Shalat kadang berdiri, kadang duduk dalam bivvy (mirip kantong tidur),” kata Hendra.

ARSIP LIKEYS 6633 ULTRA 2015 Hendra Wijaya saat mengikuti lomba lintas alam ekstrem Likeys 6633 Ultra 2015 sejauh 566 kilometer di Kutub Utara, 20-28 Maret 2015.
 
Saat itulah dia bisa istirahat dan mengisi perut. Pengusaha garmen itu membekali diri dengan makanan berupa power bar atau cokelat batangan. ”Celakanya, pas mau dimakan cokelat itu jadi keras sekali, enggak bisa digigit. Saya mau siram air panas, tetapi tutup termos enggak bisa dibuka karena beku. Jadinya seperti membuka mur yang sudah berkarat. Kadang saya menahan minum sampai 30 km,” ujar Ketua Harian Persatuan Bola Basket Indonesia Kota Bogor 2006-2008 itu.

Kecepatan rata-rata berlari/ berjalan Ketua Umum Persatuan Atletik Seluruh Indonesia Kota Bogor 2010-2014 itu sekitar 5 km per jam.

”Padang mahsyar”

Kehadiran orang Indonesia dalam ajang Likeys 6633 Ultra 2015 sempat diragukan penyelenggara lomba. Mereka memperkirakan hyperman pertama Indonesia itu tidak akan sanggup menyelesaikan lomba.

”Mungkin karena tampang saya enggak ganas, minimalis, kecil, dan tenang. Saat awal lomba, saya pun berlari pelan,” katanya.

Setelah melalui hari kedua, Hendra menunjukkan kelasnya dan terus melangkah tanpa menyerah. Belakangan dia dijuluki ”Duracell Bunny”, merujuk ke sebuah iklan batu baterai yang menggambarkan seekor kelinci yang tak pernah lelah dan terus melangkah.

Walaupun mengaku tidak pernah berputus asa, Hendra menilai, lomba di Kutub Utara ini sesuatu yang luar biasa. Sering kali saat berlari dia merasa tidak fokus, mengantuk, capai, dan lapar. ”Saya terus berlari atau berjalan. Kalaupun pingsan, toh, nanti akan siuman kembali. Saya biasakan menuntaskan lomba hingga check point, tetapi makin ke ujung, suhu makin dingin dan lomba makin susah dijalani,” ujarnya.

Perjalanan di Kutub Utara mendekati 70 km menuju Tuktoyaktuk di Titik 0 Samudra Arktik sudah tidak ada lagi matahari. ”Semua tertutup awan, serba putih. Saya sempat merasa sedang berada di padang mahsyar. Di Kutub Utara saja sudah menyeramkan berjalan atau berlari sendirian,” katanya.

Ditanya apa ada misi khusus agar pemerintah memperhatikan olahraga trail di Indonesia, dia hanya tertawa.

”Ha-ha, biar saja orang lain yang meminta. Kalau saya, akan jalan terus tidak ada yang bisa menghalangi.”

Waspada Beras yang Diberi Pemutih

Katakepo.blogspot.com - Beras yang berwarna putih bersih lebih disukai konsumen karena dianggap bermutu tinggi. Namun berhati-hatilah karena warna putih tersebut belum tentu berasal dari warna alami. Saat ini, beberapa produsen nakal menambahkan pemutih pada beras agar terlihat lebih menarik.
Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Agustin Kusumayati mengatakan, terlalu sering konsumsi makanan yang diberi pewarna dapat menyebabkan seseorang terkena kanker.
“Umumnya kalau makanan pakai zat tambahan itu ujungnya berupa keganasan, kanker di berbagai tempat,” ujar Agustin dalam diskusi keamanan pangan di Gedung Kementerian Kesehatan, Jakarta, Rabu (1/4/2015).
Menurut Agustin, sulit membedakan beras yang diberi pemutih maupun tidak. Untuk itu, perlu waspada terhadap beras yang bewarna putih bersih. Selain diberi pemutih, ada pula beras yang diberi pewangi.
Padahal, makanan dan minuman yang dipergunakan untuk masyarakat harus didasarkan pada standar dan persyaratan kesehatan.
Hal senada dikatakan Kasubdit Penerapan dan Pengawasan Keamanan Pangan Kementerian Pertanian Ita Munardini. Menurut dia, saat ini banyak beras yang putih dan wangi tidak alami.
“Jangan bangga dulu makan beras putih dan wangi. Bisa jadi ditambah pewangi dan pemutih,” kata dia.
Ita mengatakan, Kementerian Pertanian mengeluarkan nomor registrasi untuk pangan hasil pertanian dengan melihat revitalisasi penggilingan padi atau (rice milling unit/RMU).
“Konsumen apabila ingin mengonsumsi beras harus melihat nomor registrasi yang dikeluarkan Kementan. Kalau warung-warung memang belum ada. Semua tergantung pilihan konsumen,” kata dia.
Menurut Ita, untuk mengatasi keamanan pangan perlu melibatkan banyak pihak dan lintas sektor.

Mengapa Telur Harus Diwarnai saat Paskah?

Katakepo.blogspot.com - Pihak taman kanak-kanak grupnya si ragil menempelkan sebuah kertas memo di rak. Di sana tertulis,“ Jangan lupa membawa dua cangkang telur untuk hasta karya.
Yaaaahhhh … saya lupa terus. Ibuk-ibuuuk! Untungnya begitu baca memo waktu mengantar anak sekolah, jemputnya langsung menyerahkan kepada sang guru. Dua buah cangkang telur. Beres!
Oh ya. Karena waktu di Indonesia tak pernah meniup telur, saya jadi tahu caranya menyiapkan cangkang telur tanpa isi. Pertama dilubangi bagian atas dan bawah telur dengan sebuah alat dapur tajam seperti paku. Selanjutnya, ditiup kuat-kuat dari salah satu lubang dan akan keluar dari lubang yang lain. Kadang berbentuk gumpalan. Plup! Lucu.
Seminggu kemudian, hasta karya sudah dibuat. Hmmm … Rupanya tradisi mewarnai telur dan atau hasta karya lain yang menggunakan cangkang telur sudah jadi tradisi tahunan. Pra paskah, mau anak Indonesia, mau anak Rusia, mau anak Turki, mau anak Jerman … semua yang sekolah di sekolah Jerman memang biasa diajari tradisi yang waktu jamannya suami saya kecil juga sudah ada.
Sedangkan acara mewarnai telurnya, dengan pewarna khusus untuk bahan makanan bukan pewarna pakaian seperti yang pernah saya dengar sering dipakai penjual jajanan anak-anak Indonesia. Aman.


Lantas, mengapa harus mewarnai telur sih?
Konon, dahulu orang Jerman yang beragama Katolik, memiliki tradisi menyembunyikan telur (rebus) paskah di kebun atau sekitar rumah. Telur di Jerman ada yang berwarna putih dan ada yang coklat (belum lagi dibagi atas apakah telurnya sehat karena ayamnya happy dilepas atau telur kurang sehat karena ayamnya stress di kandang yang full house).
Nah, suatu hari saat tiba waktunya untuk mencari telur. Turun salju. Telur tidak mudah untuk ditemukan, apalagi telur yang berwarna putih. Sayang kan kalau sampai tidak ketemu dan busuk tak dimakan? Karena warga menyadari hal ini, muncullah ide mewarnai telur, apalagi dengan warna jreng. Biar mencolok mata. Mau di atas rumput hijau, atau diatas salju, masih kelihatan. Mudah ditemukan.
Tadinya saya geleng kepala soal ini, waduuuh … gagal paham. Begitu tahu bahwa di daerah kami, minggu ini saja sudah dua-tiga hari dihujani salju kecil, jadi mengangguk. Paskah putih bisa terjadi seperti tahun-tahun sebelumnya. Musim semi bisa juga ada salju, ya? Jadi make sense kalau telur memang harus diwarnai. Selain babagan agar mudah ditemukan tadi, ini juga menjadi aktivitas yang menarik untuk anak-anak, media kreativitas yang jadi tradisi sebuah bangsa dan hidup jadi semakin berwarna. Kalau hanya ada hitam putih, apa kata duniaaaaaa? Hiyaaa….
Sekarang, saya ucapkan selamat hari paskah bagi Kompasianer yang merayakan, yang tidak merayakan semoga sempat kebagian coklat atau telur warna-warninya. Nyam-nyam, deh.