Katakepo.blogspot.com - Di setiap kota besar, selalu muncul fenomena banyaknya pengemis.
Sebagian menuding pemerintah kota yang tak becus mengurus kemiskinan dan
kesenjangan. Namun semakin banyak masyarakat melihat bahwa mengemis
bahkan sudah menjadi profesi.
Tak tanggung-tanggung, sejumlah pengemis yang ditangkap polisi
seringkali didapati membawa uang puluhan juta rupiah. Ternyata menurut
pengakuan mereka, menjadi pengemis memberi penghasilan bisa mencapai Rp
20 juta setiap bulan. Dahsyat !
Bandingkan dengan upah minimum regional di Ibukota Jakarta yang hanya Rp 2,7 juta per bulan.
Tak heran jika sebagian pengemis ada yang punya mobil keren, bahkan
ada yang tinggal di apartemen. Mereka rata-rata punya usaha dan lebih
dari seorang istri di kampung mereka. Inilah sejumlah profil pengemis
yang ternyata kekayaannya tak pernah kita duga :
Pengemis Kaya Sukabumi, Omzet Rp 15 Juta Punya Dua Istri
Menjadi pengemis kerap dimanfaatkan
segelintir orang untuk mencari uang tanpa mau bersusah payah. Bermodal
belas kasih orang, para pengemis bahkan bisa hidup serba berkecukupan.
Tengok saja pengakuan para pengemis di Sukabumi, Jawa Barat. Dalam
sebulan, para peminta ini sanggup mengantongi penghasilan hingga Rp 15
juta.
Para pengemis kaya juga bisa memiliki rumah mewah. Hunian yang tak
sanggup dimiliki kebanyakan masyarakat biasa. Tak cukup di situ, tak
jarang terdapat pengemis yang bisa memiliki dua istri.
Kepala Seksi Penegakan Perda dan Peraturan Kepala Daerah Satpol PP Kota Sukabumi Sudradjat seperti dikutip dari situs
sukabumi.go.id, Rabu, 4 Maret 2015 mengatakan, para pengemis setiap harinya bisa mengantongi uang antara Rp 750 ribu hingga Rp 800 ribu.
"Terlebih pada hari besar, penghasilan para pengemis ada yang bisa mencapai Rp 1 juta," katanya.
Para pengemis yang beroperasi di Sukabumi kebanyakan merupakan warga
pendatang. Faktor ekonomi, tidak memiliki pekerjaan, dan keterbatasan
fisik kerap disebut sebagai alasan terjun ke dunia mengemis. (Ism)
Pengemis Jadi Playboy Penakluk 156 Wanita
Seorang pemuda bernama Joe memilih jadi
pengemis di sekitar Manhattan, New York. Namun Joe bukan pengemis
sembarangan. Pemuda 26 tahun ini telah mengalahkan gaya hidup pria kaya
yang sebagian bermimpi dikelilingi banyak wanita.
Bermodalkan empat potong baju dan rayuan mautnya, Joe sesumbar telah
berhubungan dengan 156 wanita selama setahun. Joe bahkan mengaku pernah
ditawari menginap berhari-hari oleh wanita yang ditemuinya.
Jika
siang hari, Joe akan menjalankan profesinya sebagai pengemis. Dia juga
sering datang ke toko-toko sekitar Manhattan untuk mencari sampel gratis
produk perawatan tubuh seperti deodoran dan hair gel. Kadang dia juga
menghabiskan uang hasil mengemisnya untuk menjaga penampilannya.
"New
York City sangat luar biasa. Kota ini memiliki 8 juta orang sehingga
aku bisa memilih gadis mana saja yang aku suka," katanya. "Kerjaku hanya
agar tampil menyakinkan. Aku pergi ke toko untuk merapikan rambut dan
menyemprotkan deodoran agar tak terlihat seperti gelandangan."
Dalam
menjalankan aksinya, Joe memilih gadis secara acak. Dia akan merayu dan
bersedia menikahinya. Semuanya dilakukan hanya untuk menyenangkan
mereka.
Joe mengaku menjadi gelandangan karena diusir ibunya yang
memergokinya membawa narkotika. Namun Joe tidak menyesal. Kendati
demikian Joe berpesan agar para pemuda tidak meniru apa yang
dilakukannnya. "Jangan pernah sepertiku. Hidup tak tentu arah ini bukan
untuk semua orang."
Pengemis ini Tinggal di Hotel Mewah, Naik Land Cruiser
Baru-baru ini
Nanyang Business Daily di China membuat laporan tentang bagaimana para pengemis 'senior' menjalani kehidupan mewah mereka.
Para pengemis berpengalaman ini berbelanja di butik dan toko yang
menjual barang-barang mewah. Penghasilannya, mencapai sekitar US$ 14.000
(Rp 167 juta).
Seorang fotografer
Nanyang mengikuti tiga pengemis senior di
Zhengzhou, China secara diam-diam. Dia membuat penemuan-penemuan
mencengangkan tentang gaya hidup mewah mereka.
Hasil temuan yang dibuat kolase foto di harian
Nanyang berjudul
'Kehidupan Sehari-hari Pengemis Profesional China' itu telah menjadi
viral. Berita foto itu bahkan memicu perdebatan tentang moralitas
memberi sedekah kepada pengemis atau menyumbangkannya ke badan amal
resmi.
Disebutkan, sebuah 'keluarga pengemis' memulai hari mereka dengan makan hamburger untuk sarapan di sebuah restoran cepat saji.
Kemudian makan daging sapi dan minum bir untuk makan siang. Mereka
juga makan semangka dan es loli sebagai camilannya. Dan yang paling
mengejutkan, keluarga pengemis itu makan malam di restoran mewah di
hotel bintang lima.
Laporan itu mengatakan keluarga pengemis itu juga membeli barang-barang mewah branded seperti Cartier.
Nanyang Daily melaporkan seorang pengemis senior bisa mendapatkan
antara 2.000-3.000 yuan (Rp 3,9-5,8 juta) per hari. Jika ditotal dalam
sebulan mereka mendapat penghasilan sekitar US$ 14.460 (Rp 173 juta).
Belum lama ini
Beijing News juga membuat laporan dan foto seorang pengemis dengan tumpukan uang di kantor pos.
Si pengemis tengah menghitung tumpukan uang kertas pecah 1 RMB yang
diduga hasil mengemis di kota-kota China. Uang itu dihitung sebelum
dikirim ke kampung halamannya di provinsi Jiangsu, melalui kantor pos.
Menurut salah satu karyawan kantor pos yang minta identitasnya
dirahasiakan, pengemis itu rutin mengirim uang selama
bertahun-tahun. "Uang itu dipakai untuk biaya kuliah tiga anaknya dan
membangun dua rumah di kampungnya".
Pura-pura Lumpuh, Pengemis Kepergok Sedang Kejar Bus
Awalnya pura-pura lumpuh tapi pengemis di
Provinsi Zhejiang ini ternyata bisa berdiri. Bahkan berlari mengejar bus
yang dicegatnya.
Seorang pengemis terlihat lumpuh dan mengandalkan semacam
'skateboard' untuk bergerak ke sana ke mari, demi mengemis di jalanan
kota Wenling, Zhejiang.
Tentu saja aksi pengemis lumpuh ini menarik simpati orang-orang yang
melihatnya. Apalagi dia mengemis sambil memutar lagu sedih yang menyayat
hati.
Saat seorang wartawan dari
Xinhua News memberinya uang dan
menanyakan apa dia butuh yang lainnya, pengemis itu dengan ketus
menjawab, "Apa yang bisa kamu lakukan untuk membantuku? Aku sangat benci
wartawan."
Wartawan itu kemudian mengikuti pengemis menuju tempat pemberhentian
bus. Pengemis itu segera membereskan pakaian dan atribut mengemis ke
dalam tas di punggungnya. Setelah melepas kaus kaki, pengemis tadi
tiba-tiba berdiri. Dia bahkan mengejar bus yang lewat di depannya.
Fenomena pengemis palsu seperti kisah di atas banyak terjadi di Tiongkok. Tahun lalu,
China Daily melaporkan seorang pengemis palsu bisa mendapatkan penghasilan lebih dari 10 ribu yuan per bulan di Nanjing, Provinsi Jiangsu.
Pekan lalu, foto seorang pengemis memegang iPhone 6 di stasiun bawah
tanah di Beijing memicu perbincangan sengit di sebuah forum online.
Kumar, Pengemis Kaya yang Punya Bisnis Properti Rp 2,5 Miliar
Seorang pengemis di India dikabarkan
memiliki properti senilai lebih dari 12 juta rupee (Rp 2,5 miliar) dan
tabungan sekitar 500 ribu rupee (Rp 100 juta).
Terbongkarnya kasus pengemis jutawan asal distrik Patna, Bihar, India
yang diketahui bernama Pappu Kumar, bermula saat polisi mengadakan
rasia gelandangan dan pengemis (gepeng) di sekitar stasiun Patna.
Saat itu Kumar menolak meninggalkan persimpangan kereta api Patna
yang merupakan 'kantornya' untuk mengemis selama 7 tahun terakhir.
Saat digeledah polisi, di baju Kumar terdapat 4 kartu ATM dari empat
bank berbeda. Dalam pemeriksaan lanjutan polisi mendapati Kumar punya
dana 500 ribu rupee di empat bank tersebut. Dia juga punya bisnis
properti dan simpan pinjam.
Tentu saja, penemuan tersebut mengejutkan para polisi yang menangkap
Kumar yang katanya punya cita-cita jadi insinyur tapi banting setir jadi
pengemis itu. Kumar mengaku dia terpaksa jadi pengemis karena nasib
yang menuntunnya.
"Aku lulus ujian dengan nilai yang sebenarnya mencukupi untuk masuk
universitas. Impianku adalah menjadi insinyur rekayasa," kata pengemis
jutawan 34 tahun itu berkisah.
Namun ia mengaku mengalami kecelakaan serius sehingga beberapa bagian
tubuhku sulit digerakkan. "Aku tidak punya pilihan selain beralih
menjadi pengemis untuk mencari nafkah secukupnya. Masalahnya, keluargaku
tak mengakui aku sebagai anggota keluarga sejak kecelakaan itu,"
imbuhnya.
Kumar kemudian bercerita ia mendapat warisan berupa tanah seluas
33.500 meter persegi. Namun ia menjualnya dan menaruh uangnya dalam
bentuk investasi real estate.
Saat ini, ia mengaku nilai bisnisnya itu adalah 12 juta rupee. Tak
hanya itu, Kumar mengatakan dia juga meminjamkan uang kepada orang lain.
Kisah Haru Anak Pengemis Berprestasi
Di gubuk selebar tiga depa itulah Nurliyah
menghabiskan hari-harinya. Perempuan berusia 37 tahun ini sudah hidup 14
tahun di Desa Asan Kumbang, Kecamatan Ulee Glee, Kabupaten Pidie Jaya,
Aceh, itu.
Tak ada listrik, begitu juga televisi. Penerangan satu-satunya ketika
malam tiba hanyalah lampu minyak biasa. Namun warga miskin itu tetap
semangat menjalani hidup. Bersama Irhana, anak semata wayang yang
berusia 15 tahun, Nurliyah mencoba untuk tetap tegar.
"Rumah ini dibangun warga 14 tahun lalu. Namun sekarang sudah reot,” kata Irhana dikutip
Dream dari
Atjeh Post, Selasa 23 September 2014.
Menurut Irhana, rumahnya itu digunakan sebagai kamar tidur, dapur,
tempat belajar, sekaligus untuk salat. "Kalau hujan ya bergeser ke sudut
lain. Kalau terlalu deras ya tunggu di rumah tetangga atau emperan toko
orang," kata siswi SMP Ulee Glee ini.
Biarpun dengan keterbatasan ekonomi, Irhana mengaku tetap bersekolah
untuk masa depannya. Dia termasuk siswa berprestasi sehingga mendapat
beasiswa pendidikan.
"Mamak biasanya mengemis di jalanan. Sedangkan Bapak tidak tinggal di sini karena sudah lama cerai," katanya.
Irhana berharap Pemerintah Aceh dapat memberikan bantuan rumah layak
huni kepada dia dan orangtuanya agar tak lagi basah kuyup saat hujan
turun.
Gubernur terharu
Gubernur Aceh, Zaini Abdullah, dan rombongan bertandang ke rumah
Irhana pada Senin sore, 22 September 2014. Setiba di sana, raut muka
orang nomor satu di Aceh itu tampak sedih. Doto Zaini –sapaan Zaini
Abdullah– beberapa kali mengamati gubuk tersebut dari arah dekat. "Ini
harus dibantu. Harus," ujarnya berulang-ulang.
Kedatangan Zaini ke Desa Asan Kumbang membuat geger warga. Dalam
sekejap rumah Irhana dipenuhi oleh warga. Karena takut rumah tersebut
roboh, Doto Zaini memilih berdialog di jalan kampung.
"Mohon dibantu Pak Gubernur. Mamaknya Irhana sedikit stres. Kasihan
gadis itu tinggal di gubuk seperti ini," ujar warga desa setempat.
Sedangkan Zaini hanya mengangguk ringan. Sebelum meninggalkan lokasi,
Gubernur Zaini juga menyerahkan santunan melalui Irhana. "Tolong
diberikan juga beasiswa kepada anak ini," ujarnya lagi kepada beberapa
kepala SKPA yang menyertai rombongan.
Sementara itu, Kepala Dinas Cipta Karya Aceh, Hasanuddin, mengatakan
akan memprioritaskan bantuan rumah dhuafa untuk Irhana dan orang tuanya
pada APBA 2015. "Namun syaratnya harus ada keterangan surat kepemilikan
tanah dari desa. Rumah yang akan dibangun bertipe 36," ujarnya.
Sering Dikira Pengemis, Sugimin Jadi Pengusaha Sukses
Menjelang siang Sugimun pergi ke Solo untuk membeli mobil. Begitu masuk ke sebuah
shoowroom mobil, seorang karyawan menghampiri dia.
Bukannya menyambut, ia justru buru-buru mengulurkan uang recehan kepada Sugimun. "
Oh, saya bukan pengemis, mas. Saya cari mobil," kata Sugimin sambil tersenyum.
Si karyawan itu kaget dan cepat-cepat masuk ke dalam sambil menanggung malu.
Menurut Sugimun, karyawan itu mengira ia seorang pengemis karena
menggunakan kursi roda, "Waktu itu sopir saya sudah duluan masuk
showroom," kenang Sugimun.
Lelaki yang lahir tahu 1970, di dusun Mojopuro, Magetan, Jawa Timur
ini adalah pemillik toko elektronik 'Cahaya Baru' di kota Trenggalek dan
Magetan, Jawa Timur.
Bagi orang Trenggalek, Magetan dan sekitarnya, nama toko itu sudah
tidak asing lagi. 'Cahaya Baru' dikenal sebagai toko elektronik yang
cukup besar. Omzetnya kini sudah mencapai Rp 150 juta per bulan.
Keberhasilan Sugimun seperti sekarang tidak lepas dari usaha dan doa
ibunya. Maklum, selain sejak kecil cacat, Sugimun juga lahir dari
keluarga miskin.
Saking miskinnya, ia tidak sempat mengenyam pendidikan formal. "Sekolah TK saja
enggakpernah," kata dia.
Ia sempat mencoba mencari kerja tapi kebanyakan berujung pada
penolakan. Yang menyedihkan, seringkali ia disangka pengemis saat
melamar pekerjaan.
Membongkar Geng Pengemis Tajir
Sebanyak 10 orang ditangkap karena
menjalankan jaringan pengemis di pusat kota Beijing. Kelompok pengemis
terorganisasi ini sering beroperasi di sekitar area bar populer
Sanlitun.
Dalam laporan
CCTV News, anggota kelompok ini, yang semuanya di atas 60 tahun lebih, mengemis dengan berpura-pura sakit.
Awalnya polisi dimintai uang oleh dua pengemis yang berkeliaran di
Sanlitun. Kedua pengemis itu berpura-pura sakit atau membutuhkan uang
untuk membeli makanan.
Saat seorang pejalan kaki menawarkan bantuan dengan menghubungi rumah
sakit, kedua pengemis tersebut menolak. Polisi mencatat bahwa dua
pengemis itu sering bertukar peran tergantung pada hari kerja mereka.
Dua pengemis bernama Wang dan Li itu akhirnya ditangkap karena lari
begitu melihat polisi datang. Keduanya kemudian mengaku bersalah dan
mengatakan kepada polisi tentang tempat-tempat favorit mereka untuk
mengemis.
Sementara delapan pengemis lainnya mengaku harus menyetor uang setiap
hari kepada Wang dan di akhir bulan Wang akan memberikan 'gaji' 200-300
yuan (Rp 400-600 ribu).
Kisah para pengemis di Tiongkok cukup mencengangkan.
Foto seorang pengemis cacat tapi kepergok mencegat bus di Zhejiang menghebohkan jagat maya pada akhir Desember tahun lalu.
Kemudian ada pengemis palsu dengan pendapatan 10 ribu yuan (Rp 20
juta) tinggal di Nanjing, Provinsi Jiangsu. PadaMei tahun lalu, seorang
pria sengaja mencari pekerjaan sebagai pengemis di Sichuan. Dia mengaku
sebelumnya mengikuti kursus mengemis di Shanghai.