Wednesday, May 6, 2015

Tips investasi cermat bagi pasangan muda

Katakepo.blogspot.com - Sebagai pasangan muda, pernikahan merupakan pintu utama untuk menemukan kebahagiaan hidup. Setelah kalian resmi menikah, dan pesta pernikahan usai dilaksanakan, kini saatnya untuk mulai menata kehidupan bersama. Salah satu aspek yang harus kalian diskusikan segera adalah mengenai investasi keuangan. Sebagai pasangan suami istri, diskusikan hal ini secara terbuka.
Berinvestasi tidak hanya sekadar menabung. Apalagi untuk urusan investasi, apa yang Anda pahami tentang menabung bukan berarti menyisihkan semua penghasilan Anda. Hal penting yang harus diketahui adalah bagaimana menyisihkan sebagian penghasilan tetap Anda, agar bisa digunakan untuk kebutuhan yang akan datang.

Biasanya Anda bisa menyisihkan sebagian penghasilan Anda secara langsung, atau memercayakannya kepada bank sebagai penyimpan. Baik menyimpan uang tunai atau ditabung ke bank, secara tak langsung Anda tidak mendapatkan apa-apa. Nilai uang akan tetap sama, dan seakan tidak ada artinya untuk sekadar disimpan.

Untuk itu, investasi sangatlah penting untuk dilakukan. Bahkan, keuntungan yang dapat diraih pun bisa meningkat, seiring waktu. Tentunya, investasi dalam hal ini bisa berupa sesuatu yang nilainya terus bergerak naik. Dengan begitu, tujuan hidup Anda dapat segera tercapai.

Biarkan uang bekerja untuk Anda dan memberikan pemasukan serta keuntungan yang berarti. Namun, setiap investasi pasti memiliki resiko. Probabilitas antara keuntungan dan kehilangan bisa kapan saja terjadi. Agar terhindar dari kehilangan tersebut, Anda bisa mencoba dengan beberapa saran berikut ini:

1. Investasi sejak dini

Semakin cepat Anda memutuskan untuk berinvestasi, maka semakin besar kemungkinan Anda untuk menambah aset-aset bernilai tinggi. Tentunya, Anda harus berinvestasi dengan nilai keuntungan yang berarti.

2. Investasi di berbagai jenis

Cobalah bermain investasi di berbagai jenis aset. Dengan begitu, jika satu aset mengalami kemerosotan, maka aset lainnya masih bisa dijadikan back up.
3. Memahami resiko investasi Anda
Pilihlah investasi yang sudah Anda pahami betul apa untung ruginya. Nilai resiko patut untuk diketahui demi mengamankan aset Anda kelak.

4. Evaluasi setiap resiko yang pernah dialami

Pengalaman Anda dalam berinvestasi akan menambah pemahaman Anda akan resiko. Evaluasi akan berguna untuk merekap apa yang sudah Anda capai, serta bagaimana menangani resiko yang Anda temui. Jangan segan-segan untuk berbagi saran dengan pasangan Anda, sehingga setiap langkah keberhasilan bisa dirasakan bersama.

Cara bersihkan wajah lebih sempurna

Katakepo.blogspot.com - Membersihkan wajah memang terdengar mudah dilakukan. Anda hanya membutuhkan cleanser, air dan handuk setiap harinya. Namun tanpa disadari, kesalahan ternyata rawan terjadi. Cara yang kurang benar saat membersihkan wajah bisa menimbulkan masalah baru hingga iritasi kulit. Coba perhatikan hal-hal berikut ini untuk mengetahui apakah Anda telah melakukan rutinitas membersihkan wajah dengan benar.

1. Pick The Right Cleanser


Carilah cleanser yang tepat dan sesuai untuk kulit Anda.Cleanser yang baik memiliki karakteristik dapat membersihkan kotoran dan makeup, tetapi tidak menghapus minyak alami yang ada di kulit..

2. Don't Overdo It


Sebaiknya bersihkan wajah minimal dua kali dalam sehari dengan cara yang benar. Hindari menggosok kulit wajah ke arah bawah dan lakukan dengan lembut menggunakan kapas ataupun sabun pencuci wajah. Hindari terlalu sering mencuci wajah karena dapat menghilangkan minyak alami kulit yang berfungsi sebagai epidermal skin barrier sehingga menyebabkan keriput karena kering

3. The Right Water Temperature


Beribu kali kita mendengar tip gunakan air hangat untuk membuka pori pori. Namun kenyataannya, banyak orang yang tanpa sadar menggunakan air dengan suhu terlalu panas untuk mencuci muka pada saat mandi air panas untuk menghilangkan lelah. Walaupun air panas dapat memberikan rasa rileks pada tubuh, suhu yang terlalu panas dapat mengangkat alami yang ada di kulit sehingga kulit menjadi kering.

4. Avoid Exfoliate Too Much


Eksfoliasi bermanfaat untuk membuat wajah Anda cerah dengan mengangkat sel-sel kulit mati. Tetapi, eksfoliasi yang dilakukan berlebihan dapat memicu iritasi kulit dan dampak negatif lainnya. Lakukan sekali atau dua kali dalam seminggu.

5. Bilas Sampai Bersih


Jika Anda membilas wajah dengan kurang bersih maka pori-pori kulit dapat tersumbat dan memicu terjadinya jerawat. Bilas dengan seksama dan bersih walaupun Anda sedang terburu-buru. Jangan melupakan tempat-tempat tersembunyi di wajah Anda.

6. Avoid Using Risky Ingredients


Hindari menggunakan cleanser yang memiliki bahan-bahan allergenik maupun fragrances dan pewarna. Sebelum memilih sebuah cleanser, pastikan untuk membaca ingredients dan mengetahui bahan yang terkandung di dalamnya.

7. Wipe Gently


Setelah membersihkan wajah, lap dengan menggunakan handuk yang lembut dan bersih. Tepuk-tepuk wajah dengan lembut menggunakan handuk. Hindari mengeringkan wajah dengan cara menggosok. Ikuti dengan penggunaan moisturizer.

Article powered by Beauty Journal Sociolla

Nasib Metromini seperti 'telur di ujung tanduk'

Katakepo.blogspot.com - Matahari baru saja beranjak tepat di atas kepala saat jarum jam menunjuk pukul 12.33 WIB, Rabu siang kemarin. Mansur, 45 tahun, menginjak pedal gas mobilnya seraya menggantung pijakan kopling. Mobilnya berjejer dengan Metromini lain di ujung pintu keluar Terminal Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Metromini-Metromini itu menunggu penumpang yang mau naik menuju ke arah Blok M.

Sudah beberapa bulan ini, saban siang sopir-sopir Metromini 75 jurusan Pasar Minggu-Blok M mengoperasikan mobilnya tanpa ditemani kernet. "Kalau siang begini pakai kernet malah rugi," kata Mansur membuka perbincangan dengan merdeka.com kemarin. Dari sekitar 20 puluhan Metromini terparkir di Terminal Pasar Minggu hampir semuanya tidak ada yang menggunakan kernet.

Sekitar 16 mobil terparkir di dalam terminal tanpa sopir dan kernet. Sedangkan sekitar lima Metromini mengantre menunggu penumpang di ujung pintu keluar Terminal Pasar Minggu. Masing-masing sopir sendiri. Mereka mengandalkan para timer pintu keluar untuk mencari penumpang. "Lebih irit pakai timer, bayar Rp 3000 atau Rp 2000 setoran enggak kurang," ujar Mansur. "Kalau pakai kernet, sewa sepi begini bisa tekor"

Sejak sepinya sewa penumpang, para sopir Metromini 75 memang terpaksa tak menggunakan kernet. Alasannya, para sopir tak lagi mampu untuk membagi pendapatannya buat kernet lantaran sepi penumpang. Saban siang, para sopir Metromini 75 terpaksa jalan sendiri mengoperasikan mobilnya buat menutupi setoran. "Sekarang susah sewanya, kalau sepi begini bisa nombok terus," kata Mansur.

Pemandangan ini memang menjadi santapan penumpang saban hari bagi yang hendak menuju ke arah Blok M jika naik Metromini 75. Penumpang Metromini kini tak lagi ditagih ongkos oleh kernet. Saat membayar, penumpang harus mendatangi sopir yang berada di depan kemudi. Tentu hal ini menjadi keluhan penumpang. Mereka terpaksa membayar ongkos kepada sopir ketika hendak turun saat sampai tujuan.

Seperti Nita, 22 tahun, mahasiswi perguruan tinggi swasta di Jakarta Selatan mengaku sudah beberapa bulan ini setiap naik Metromini 75 saat siang hari, harus membayar ongkos sendiri kepada sopir. Hilangnya kernet di Metromini 75 memang membuat permasalahan baru bagi penumpang.

Mereka harus membayar sendiri ongkos kepada sopir seperti naik angkot. "Ribet ya, dulu kalau mau turun tinggal bilang kernet, sekarang harus bayar dulu baru turun," kata Nita.

Sepinya sewa penumpang sebetulnya juga dipengaruhi oleh volume kendaraan dimana Metromini itu melintas. Seperti Trayek Metromini 75 yang melintasi Jalan Raya Warung Buncit, Jalan Kapten Piere Tendean dan Jalan Wolter Monginsidi hingga menuju terminal Blok M, jalan-jalan ini selalu dipadati kendaraan bermotor. Apalagi banyaknya persimpangan membuat ketiga jalan itu juga kerap dilanda kemacetan pada jam sibuk.

Jadi bukan hal mengagetkan jika sepinya penumpang juga dipengaruhi oleh macetnya jalan karena terus bertambahnya jumlah kendaraan. "Paling parah macetnya di Mampang Prapatan," ujar Nita.

Jika Mansur tak menggunakan kernet untuk mencari penumpang, berbeda dengan Rizal alias Cungkring, sopir Metromini 74 Jurusan Blok M-Rempoa. Kebanyakan sopir Metromini 74 masih menggunakan kernet meski sewa penumpang jarang. Cungkring mengaku jika sewa penumpang sekitar tiga tahun ini mulai susah bagi para sopir Metromini. Sewa penumpang sampai penuh dalam mobilnya, para sopir Metromini 74 harus menunggu lama.

"Ya kalau penumpang sabar, kita berangkat menunggu penuh," kata Cungkring di pintu keluar terminal Blok M. Sepinya penumpang Metromini 74 diyakini Cungkring lantaran saat ini banyak penumpang memiliki sepeda motor.

Salah seorang penumpang Metromini 74, Elvira 30 tahun mengakui jika angkutan yang saban hari dia tumpangi memang jarang terlihat. Selain jarangnya Metromini 74, mobil ini juga kerap mengetem lama ketika mencari penumpang. Jadi bukan hal mengagetkan jika metromini 74 kerap penuh. "Kalau macet itu biasa, masalahnya Metromini ini ngetemnya lama," kata Elvira yang berdomisili di Kebayoran Lama ini.

Hal ini juga dialami Rio Afianda, seorang karyawan swasta di Bilangan Sudirman. Saban mau naik Metro Mini 74, Rio harus menunggu. Sekali dapat, mobilnya bisa ngetem lumayan lama lantaran menunggu penumpang. "Habis mau gimana, Metromini ongkosnya lebih murah," kata Rio.

Untuk sekali bayar sampai di sekitar daerah rumahnya, Rio hanya membayar Rp 4000. "Kadang saya juga bawa motor, tapi parkiran di daerah Sudirman mahal," ujarnya.

Sepinya penumpang angkutan Metromini bisa jadi disebabkan oleh membludaknya kendaraan bermotor di Jakarta. Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya mencatat jika jumlah kendaraan bermotor di Jakarta dan sekitarnya terus meningkat. Tercatat sekitar 5.500 hingga 6000 unit kendaraan bermotor membanjiri Jakarta saban hari. Tentu hal ini menjadi salah satu faktor, banyaknya penumpang Metromini yang hilang dan penyebab kemacetan di Jakarta. Kemacetan yang justru berimbas pada moda transportasi di Jakarta seperti Metromini.

Akhir 2014 Polda Metro Jaya mencatat sebanyak 17.523.967 jumlah kendaraan di Jakarta. Jumlah itu didominasi oleh sepeda motor sebanyak 13.084.372 unit. Kemudian diikuti dengan mobil pribadi sebanyak 3.226.009 unit, mobil barang 673.661 unit, bus 362.066 unit, dan kendaraan khusus 137.859 unit.

"Ya sepinya penumpang mungkin karena orang sekarang banyak yang bawa kendaraan," tutur Rio.

memilih bertahan meski tergilas zaman 

Memilih untuk tidak menggunakan kernet terpaksa dilakukan Mansur, sopir Metromini 75. Walhasil, pendapatannya sebagai sopir Metromini terus menurun sejak tiga tahun belakangan ini. Sekitar enam tahun lalu, Mansur masih bisa membawa pulang uang sebesar Rp 250 ribu. Jika sedang sepi, seperti hari libur Sabtu dan Minggu, dia membawa sekitar Rp 150 ribu.

"Sekarang penumpang jarang penuh, apalagi hari libur," kata Mansur kepada merdeka.com di ujung pintu keluar Terminal Pasar Minggu kemarin. Namun kini pendapatannya terus menurun. Sehari dia bisa membawa uang Rp 100 ribu sampai Rp 150 ribu. "Itu pun tanpa kernet," katanya.

Mansur memilih tidak menggunakan kernet memang beralasan. Bukan hanya dia sopir Metromini yang tidak menggunakan kernet, melainkan banyak temannya sesama sopir juga melakukan hal serupa. Alasannya, penumpang Metromini kian hari terus berkurang. "Kalau pembagiannya tergantung saya. Biasanya, kalau dapat Rp 200 ribu, kernetnya saya kasih Rp 50 ribu," kata Mansur. "Itu sudah termasuk makan sama rokok," ujarnya.

Namun saat ini Mansur memilih tidak menggunakan kernet jika siang hari lantaran sewa penumpang sepi. "Kalau pagi saya pakai kernet tembakan, dua puteran saya bayar Rp 40 ribu," tuturnya.

Rabu kemarin memang banyak Metromini 75 yang beroperasi tanpa kernet. Bahkan untuk menggaet penumpang, sopir menggunakan jasa timer yang berada di ujung pintu keluar terminal Pasar Minggu. Jika penumpangnya lumayan banyak, Metromini di belakangnya bergantian mencari penumpang. Jika bangku Metromini terisi, timer diberi Rp 3000 sampai Rp 5000. "Tergantung sopir ngasihnya, kadang cuma Rp 1500," kata Black salah seorang dari 3 timer.

Jika Metromini 75 masih bertahan, angkutan sejenis Metromini, yaitu Miniarta jurusan Depok-Pasar Minggu kini sudah tidak terlihat sama sekali. Bahkan dari Terminal Depok, tak satu pun sarana transportasi itu terlihat. "Sudah tidak ada sekarang," kata Heru, pedagang minuman di dalam Terminal Depok kemarin.

Hilangnya Miniarta jurusan Depok-Pasar Minggu dikatakan Heru diyakini lantaran kalah bersaing dengan angkutan perkotaan. Apalagi untuk jurusan Pasar Minggu-Depok, Miniarta harus bersaing dengan Mikrolet M 04 yang sama-sama satu tujuan. "Beda dengan dulu, kalau dulu penumpangnya banyak," ujar Heru.

Jika Pemerintah Provinsi DKI Jakarta andil dengan merevitalisasi Metromini dengan meluncurkan Metromini AC, namun dampak itu tak dirasakan bagi para sopir. Justru Metromini kian hari tak diminati penumpang lantaran jalan yang digunakan Metromini kerap dilanda kemacetan. Seperti contoh, Metromini 62, jurusan Pasar Minggu-Manggarai. Untuk menempuh jarak dari Pasar Minggu menuju Terminal Manggarai, butuh waktu hampir satu jam.

Namun para sopir Metromini 62 tetap mempertahankan para kernet untuk membantu mencari penumpang. "Kalau tanpa kernet, makin ribet kalau ngembaliin uang penumpang," kata Daniel Simangunsong. Daniel tetap mempertahankan kernetnya meski penumpang Metromini jurusan Manggarai juga mulai sulit mendapati penumpang. "Kalau pakai kernet, penumpang bisa terpantau," katanya.

Untuk menyiasati setoran, Daniel pun tetap beroperasi saat jam-jam pulang sekolah. Padahal, di Jalan Raya Pasar Minggu, Metromini 62 harus bersaing dengan Mikrolet 16 jurusan Kampung Melayu-Pasar Minggu dan Metromini 640 jurusan Pasar Minggu-Tanah Abang. "Kalau siang kita ngejar anak-anak pulang sekolah," ujarnya.
Nasib para sopir dan kernet Metro Mini memang seolah di ujung tanduk. Mereka menjual jasa di tengah padatnya lalu lintas dan seolah tergerus transportasi seperti TransJakarta dan Bus APTB.

Butuh Perhatian Khusus Pemerintah

Salah satu alasan penumpang memakai jasa Metromini karena tarifnya murah. Sejak Metromini pertama muncul dan diresmikan oleh Gubernur Ali Sadikin, moda transportasi publik itu memang sengaja dibikin dengan tarif terjangkau rakyat kecil. Tapi bagaimana kondisi Metromini sekarang? Ternyata mereka harus terseok-seok mencari penumpang.
Bahkan, menurut Cungkring, salah satu sopir Metromini, demi bertahan hidup di tengah kemacetan Jakarta, para sopir Metromini terpaksa tak menggunakan kernet untuk menutupi setoran. Belum lagi, para sopir harus membagi uang mereka dari pungutan liar.

Cungkring harus bersabar menunggu penumpang yang mau naik mobil Metromini yang dia bawa. Saban hari, Cungkring harus membelah kemacetan di Jalan Arteri Pondok Indah untuk mengantarkan penumpang sampai daerah Rempoa, Ciputat.
Jalur yang dilintasi Cungkring merupakan jalan padat kendaraan bermotor, dimana saat jam-jam sibuk, trayek yang dia lalui selalu dilanda kemacetan. Namun sebagai sopir yang sudah 15 tahun mengemudikan Metro Mini 74 itu mau tak mau harus dijalani.

"Mau gimana, kalau sepi begini terus pinginnya ganti kerjaan, tapi kerjaan apa," kata Cungkring saat berbincang dengan merdeka.com di pintu keluar Terminal Blok M, Jakarta Selatan kemarin. Buat mencari penumpang, Cungkring masih tetap bertahan menggunakan kernet.
Jika di terminal, tak jarang dia juga menggunakan timer untuk mencarikan penumpang. Jika di pintu keluar sepi, Cungkring pindah ngetem di Jalan Melawai Raya. "Paling banyak penumpang di Jalan Melawai, karena dekat pintu keluar Blok M Square," ujarnya.

Sudah beberapa tahun ini, Cungkring merasakan sulitnya mencari penumpang. Sepinya peminat Metromini diyakini Cungkring lantaran saat ini banyak penumpang yang beralih menggunakan sepeda motor pengganti moda transportasi. Padahal kata dia, ongkos yang dipatok Metromini masih terbilang murah. "Rp 4000 sampai Rempoa," tuturnya.

Metromini 74 jurusan Blok M-Rempoa boleh dibilang masih kuat bertahan lantaran trayeknya cukup jauh. Namun bagi yang tingal di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Metromini S 60 benar-benar menjadi kenangan. Metromini dengan trayek Manggarai-Kampung Melayu via Tebet itu sudah punah. Padahal bagi anak-anak sekolah di bilangan Tebet, mobil itu berjasa dan memiliki kenangan tersendiri.
"Kabarnya tinggal 1 Unit, tapi sekarang sudah enggak pernah kelihatan," kata Andri 30 tahun, salah seorang warga di Jalan Tebet Utara saat ditemu kemarin.

Hilangnya Metromini di beberapa trayek dan sepinya penumpang angkutan itu di Jakarta memang bukan tanpa sebab. Akhir 2014 lalu Polda Metro Jaya mencatat ada sekitar 17.523.967 jumlah kendaraan di Jakarta. Jumlah itu didominasi sepeda motor sebanyak 13.084.372 unit. Kemudian diikuti oleh mobil pribadi sebanyak 3.226.009 unit, mobil barang 673.661 unit, bus 362.066 unit, dan kendaraan khusus 137.859 unit.

Pengamat transportasi dari Forum Warga Kota Jakarta (Fakta), Azas Tigor Nainggolan, mengatakan jika sepinya penumpang Metromini diakibatkan karena banyak penggunanya beralih menggunakan sepeda motor sebagai moda transportasi. Peralihan itu disebabkan lantaran pengguna angkutan umum di Jakarta terbilang mahal.
"Kenapa penumpangnya lompat ke sepeda motor? Karena naik angkutan umum biayanya mahal. Dari gaji mereka sekitar 40 persen untuk naik angkutan umum," katanya saat dihubungi melalui seluler semalam. "Kalau pakai sepeda motor paling hanya sekitar 5 sampai 10 persen ongkos yang dikeluarkan dari pendapatan."

Untuk menarik pengguna angkutan umum khususnya Metromini dan Kopaja, Azas mengatakan pemerintah Provinsi DKI Jakarta seharusnya merevitalisasi angkutan umum sekaligus mengkaji kembali trayek angkutan umum. Meski sejak era Gubernur Joko Widodo, penyegaran terhadap Metromini dilakukan, namun hingga kini dampak angkutan yang pernah dihelat ajang Pesta Olahraga Negara-Negara Berkembang atau Games of the New Emerging Forces (GANEFO), era presiden Soekarno itu tetap sepi penumpang.
"Sekarang kalau busnya bagus tapi penumpangnya tidak ada kan sama saja. Pemerintah juga harus memikirkan solusi soal penumpang itu," ujarnya.

Selain melakukan peremajaan dan mengkaji ulang soal trayek Metromini, pemerintah juga harus memberi jaminan jika transportasi mudah dijangkau. "Saya tidak melihat Pemprov DKI Jakarta tidak serius merapihkan angkutan umum. Bukan sekadar memanjakan penumpang, tapi biaya juga harus murah," tuturnya.

 






 


Bocah tiga tahun tonton pasangan tengah bercinta di pantai

Katakepo.blogspot.com - Sepasang kekasih di Florida, Amerika Serikat, harus berurusan dengan pihak berwajib lantaran kedapatan bercinta di pantai umum pada Juli tahun lalu.

Jose Caballero (40), dan Elissa Alvarez (20) dikenai tuduhan perilaku mesum dan tindakan cabul di muka umum seperti diberitakan surat kabar setempat, Miami Herald.

Persidangan singkat selama 15 menit langsung memvonis mereka bersalah, dan ancaman 15 tahun penjara telah menanti mereka.

Koran the independent melaporkan, Rabu (6/5), barang bukti kuat berupa sebuah video dan saksi mata seorang anak kecil berumur tiga tahun membuat mereka tidak dapat membuat banyak pembelaan.

Pengacara mereka berdalih video tersebut bukanlah adegan bercinta melainkan gerakan genit sang wanita untuk membangunkan pasangannya yang sedang tertidur.

Asosiasi tekstil perkirakan 50 ribu buruh terancam PHK tahun ini

Katakepo.blogspot.com - Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) memperkirakan sebanyak 50 ribu buruh terancam pemutusan hubungan kerja (PHK) seiring penambahan jumlah pabrik gulung tikar. Indikasinya, sepanjang tahun ini, sudah 18 perusahaan tekstil yang kolaps lantaran terdampak penaikan tarif dasar listrik (TDL).
Di sisi lain, ekspor tekstil stagnan akibat pelemahan ekonomi dunia.
"Kalau harga listrik naik terus, maka listrik bukan lagi jadi agen pembangunan tapi komoditas masa depan. Dengan penaikan tarif listrik, ada 18 perusahaan tutup di Jawa dari Januari lalu hingga sekarang," ujar Ketua API Ade Sudrajat di Badan Koordinasi Penanaman Modal, Jakarta, Rabu (6/5).
Bangkrutnya 18 perusahaan tekstil tersebut menyebabkan 30 ribu buruh terkena PHK. Kendati demikian, kata Ade, PHK merupakan gejala temporer pada perusahaan tekstil.
Sebab, kapasitas produksi industri manufaktur Amerika Serikat (AS) sudah kembali menggeliat selama 24 jam penuh. Sehingga kondisi ini akan membawa pengaruh baik bagi Indonesia.
"Dampaknya bakal terasa di Agustus sampai September ini. Tapi kami juga perlu kepastian peraturan," jelas dia.