QQ Franky, Make-Up Artist Jakarta Fashion Week 2014 mengungkapkan bahwa bekerja di belakang panggung peragaan busana tidaklah semudah yang dibayangkan.
"Bayangkan saja di satu ruangan ada 100 orang make-up artist ditambah model dan desainer yang mondar-mandir, pasti ruangannya penuh sesak," ungkap QQ saat konferensi pers Jakarta Fashion Week 2014 beberapa waktu lalu.
Pria bertubuh tambun ini mengungkapkan bahwa bekerja dengan begitu banyak orang pastinya membutuhkan banyak penyesuaian. Baik itu dengan model, make-up artist lainnya ataupun dengan sang desainer yang sudah memiliki konsep besar untuk keseluruhan show-nya.
"Tidak ada yang proses belakang panggung yang instan. Semua membutuhkan waktu untuk bisa cocok satu sama lain. Biasanya sejak tiga bulan sebelum show digelar, konsep make-up sudah direncanakan untuk pembuatan make-up boardnya," jelas QQ.
Ia menambahkan bahwa setiap desainer pasti sudah memiliki desain make-up-nya sendiri, namun belum tentu cocok dengan make-up yang dimiliki sang make-up artist. Oleh karena itu, pembuatan make-up board ini memakan waktu yang lama.
"Waktu ini tinggal dikalikan saja dengan jumlah desainer yang ikut show, dan semua make-up artist harus benar-benar menguasai semua make-up board dari semua desainer untuk mempercepat pekerjaan," paparnya.
Namun yang paling penting dalam sebuah pekerjaan backstage adalah kecepatan si penata rias untuk mendandani model. Kecepatan ini dibutuhkan untuk mengimbangi kecepatan jarak show yang satu dengan yang lain, sehingga menata make-up para model ini harus dilakukan dalam jeda waktu beberapa menit bahkan detik.
"Ini tekanan yang paling berat dalam pekerjaan merias model fashion. Anda harus bisa bernegosiasi dengan waktu dan juga memilih produk make-up yang tepat," katanya.
Untuk mengatasi hal ini, QQ dan timnya biasanya menggunakan produk make-up yang praktis dan aplikasinya cepat. "Ketika model kembali masuk dan harus ganti riasan, tinggal hapus yang lama, pulas concealer dan aplikasikan warnanya dengan cepat," tutupnya.
