Friday, January 17, 2014

Amankah Melakukan Sulam Alis?

Katakepo.blogspot.com - Menghias alis agar penampilan wajah terlihat lebih menarik memang tak mudah. Alis yang terlalu lebat membuat wajah terlihat kuno, sementara alis yang tipis akan memberikan efek galak atau judes. 

Tak heran jika banyak wanita yang memilih melakukan sulam alis agar alis lebih rapi. Kendati begitu, tindakan sulam alis tak selamanya aman.

Salah satu faktor yang paling ditakutkan adalah infeksi kuman akibat penggunaan tinta dan peralatan yang tidak steril. 

Selain itu sulam alis juga kemungkinan bisa menimbulkan alergi sehingga kulit menjadi gatal atau rasa terbakar. Pada kasus yang parah dapat mengakibatkan bekas luka yang permanen.

Seiring bertambahnya usia, kulit manusia cenderung mengerut. Untuk beberapa daerah wajah, seperti bibir, kulit akan mengering dan tampak menyusut. Sementara, bila sulam atau tato makeup diterapkan pada mata atau bibir, bisa menyebabkan kulit tertarik seakan seperti mengenakan topeng.

Bahaya lain dari melakukan sulam alis atau sulam bibir secara permanen adalah iritasi dan pembengkakan. 

Karenanya sebelum melakukan tindakan tersebut, pastikan salon atau klinik kecantikan yang dituju memang higienis dan memiliki keterampilan untuk melakukannya.
Sumber :

Tikus Ini Berpotensi Jadi Obat Kanker Masa Depan

Katakepo.blogspot.com - Kanker merupakan penyakit yang mematikan sehinggga pengobatannya pun memiliki arti yang sangat penting bagi kelangsungan hidup seseorang. 
Sebuah teroboson baru dalam bidang pengobatan kanker saat ini tengah dikembangkan oleh para ilmuwan. Pengobatan yang diklaim berpotensi "mengubah kehidupan" tersebut memanfaatkan sel imun kanker dari sejenis hewan bernama tikus mondok telanjang.
Tim ilmuwan telah melakukan studi selama 16 tahun untuk mempelajari tikus dengan nama ilmiahHeterocephalus glaber tersebut. Mereka meyakini, substansi tertentu dari sel mereka bermanfaat untuk menghancurkan kanker pada manusia dan mamalia lainnya.
Peneliti studi Aaron Avivi dari Haifa University, Israel, mengatakan, dalam 16 tahun periode studi, tim ilmuwan tidak pernah menemukan kanker apa pun pada tikus mondok telanjang. Berbeda dengan tikus lainnya yang paling tidak ditemukan dalam periode 20 tahun.
Studi yang dipublikasi dalam jurnal Biomedcentral (BMC) Biology tersebut menemukan, tikus mondok mengalami evolusi metabolisme yang sedikit banyak dipicu oleh lingkungan hidup mereka di dalam tanah.
Dalam studi ini, ilmuwan melakukan sejumlah percobaan pada tikus biasa maupun tikus mondok. Mereka mengekspos tikus-tikus dengan karsinogen poten untuk memicu tumbuhnya kanker dalam tubuh tikus. Hasilnya meski tikus biasa mengalami tumor, pada tikus mondok telanjang sama sekali tidak ditemukan sel kanker dalam tubuhnya.
"Tikus mondok telanjang tidak hanya resistan pada kanker yang terjadi secara alami, tapi juga dari kanker yang diinduksikan," ujar peneliti.
Menurut mereka, perlu adanya eksplorasi mekanisme hingga ke tingkat molekular yang dapat menjelaskan mengapa tikus mondok telanjang lebih mampu bertahan hidup pada lingkungan yang ekstrem. Serta, bagaimana sel imun di dalam tubuh mereka dapat menghindari kanker karena dapat membunuh sel kanker homolog maupun heterolog.

Galaxy Tab 3 Lite, Tablet Termurah Samsung

Katakepo.blogspot.com - Selain ponsel pintar, Samsung terus menghadirkan produk komputer tablet ke pasar. Kali ini, perusahaan Korea Selatan ini memperkenalkan tablet terbarunya yang disebutkan bakal dibanderol dengan harga paling murah, yaitu Galaxy Tab 3 Lite.

Samsung sendiri belum memberikan kepastian harga jualnya. Sebagai acuan harga, Galaxy Tab 3 varian 8 GB dibanderol 200 dollar AS. Maka, harga Galaxy Tab 3 Lite dipastikan di bawah banderol tersebut.

Galaxy Tab 3 Lite mengusung desain layar 7 inci dengan resolusi 1.024 x 600 pixel. Dapur pacunya dibekali prosesor dual-core 1,2 GHz, RAM 1 GB, dan memori internal 8 GB. 

Untuk urusan kamera, produk ini hanya memiliki kamera belakang dengan sensor 2 MP. Sementara sistem operasi yang digunakan adalah Android 4.2 Jelly Bean.

Untuk menopang daya hidup, Galaxy Tab 3 Lite memiliki kapasitas baterai 3.600 mAh. Samsung mengklaim, baterai tersebut dapat menopang tablet untuk memutar video selama delapan jam tanpa henti.

Dari sisi konektivitas, produk yang tersedia dalam pilihan warna hitam dan putih ini mendukung jaringan 3G, Wi-Fi, Bluetooth, serta tersedia slot untuk kartu memori MicroSD.

Melihat spesifikasinya yang terbilang rendah, serta absennya fitur kamera depan, produk ini tampaknya akan menjadi tablet termurah yang pernah dirilis Samsung. Sayangnya, Samsung tidak mengungkapkan secara detail tentang harga dan tanggal ketersediaannya di pasar.

Dikucilkan karena Kusta, Sarep Makan Tikus dan Ular

Katakepo.blogspot.com - PROBOLINGGO,Seorang warga Probolinggo dikucilkan keluarganya selama lima tahun karena menderita kusta. Sarep (40), warga Desa Menyono, Kurpian, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, itu tinggal di sebuah gubuk di dasar jurang Pegunungan Tengger, Dusun Kalibendo, Desa Menyono.

Dia hanya memiliki beberapa lembar baju dan sarung. Untuk makan, dia "berburu" hewan-hewan di sekitarnya, seperti tikus, kucing, atau ular. Hewan-hewan liar itu dimasak dengan air hujan atau dibakar.

"Saya makan apa adanya. Untuk minum, saya minum air hujan dengan memasang wadah untuk menadah hujan. Untuk mendapatkan hewan-hewan, saya buat jebakan," ujar Sarep.

Sesekali ada tetangga baik hati yang mengiriminya makanan. Namun, tidak satu pun keluarga yang menjenguknya karena mereka beranggapan kusta adalah penyakit kutukan.

Sarep sendiri mengaku pasrah sampai maut menjemput. Apalagi kini luka di sekujur tubuhnya semakin parah dan berair.

Dihubungi terpisah, Kepala Desa Menyono Misdor mengatakan, sudah menghubungi Dinas Kesehatan setempat. Misdor menambahkan, Dinas Kesehatan Provinsi Jatim akan membawa Sarep ke RS Kusta di Mojokerto. 

Menanggapi kasus tersebut, anggota DPRD Kabupaten Probolinggo Bambang Agus menyesalkan Pemerintah Desa Menyono yang tidak melaporkan keberadaan Sarep ke dewan ketika dinkes tidak segera bersikap. 

"Harusnya pihak aparatur desa melaporkan masalah ini ke dewan, jika memang dinkes tak merespons adanya warga penderita kusta yang ditelantarkan. Nanti dewan akan memanggil dinkes dan mendorong agar segera menolong Sarep," katanya, Jumat (17/1/2014). 

Kata Agus, jika pihak desa dan dinkes bersikap proaktif, kondisi Sarep tidak akan seburuk ini. Toh, kata anggota Banggar ini, dinkes memiliki anggaran untuk anak telantar dan orang jompo.

Sepenggal Senja di Annecy

Katakepo.blogspot.com - KAMI hampir tiba di Annecy, Perancis, ketika mentari jingga mulai beranjak ke balik peraduannya. Bus yang membawa kami melewati rumah-rumah berdinding batu atau kayu serta deretan pohon-pohon besar yang mengelilingi Danau Annecy. Air biru kehijauan kemilau tertimpa sinar matahari.

Hampir satu jam kami harus mengelilingi sepenggal lingkar danau sebelum tiba di Restoran Petit Paradis. Kami harus blusukan dulu melewati jalan setapak berkelok dengan tanaman di kanan kiri, sayang tidak terlalu jelas terlihat karena gelap sudah benar-benar turun. Setelah 300 meter berjalan kami tiba di restoran yang terletak persis di tepi danau itu.

Meski gelap, air danau masih tampak biru dengan panorama siluet pegunungan Alpen di belakangnya. Pendar cahaya kuning yang berasal dari lampu taman di dekat tenda-tenda menambah suasana romantis. ”Surga” kecil yang sempurna untuk melepas lelah setelah siang hari sebelumnya menumpang helikopter dan gondola ski agar bisa turun dari Semnoz, puncak gunung di Haute Savoie yang berketinggian 1.699 meter di atas permukaan laut.

Sayur-sayuran segar dingin menyambut kami, seperti tomat, daun seledri, kentang, wortel, peterseli, bunga kol yang ditempatkan dalam sebuah keranjang, ditambah telur ayam rebus dan roti baget yang dicocol dengan mayones keju. Kami memilih teman minum berupa teh hangat. Menu berikutnya, semacam risoles yang dilanjutkan hidangan utama berupa ikan danau dan bebek panggang dengan baluran bumbu sederhana.

Tempat pilihan kami adalah meja di teras restoran sehingga menghadap langsung ke danau. Sebuah dermaga yang letaknya tidak jauh dari teras juga bisa dimanfaatkan untuk acara makan momen istimewa. Jika tidak terlalu suka berangin-angin, bisa memilih tempat di dalam ruangan dengan nuansa tradisional pedesaan di Perancis. Para tamu mengelilingi meja masing-masing dan mengobrol santai sambil menyesap anggur. Pria pemilik restoran sempat mendatangi meja kami dan menghibur dengan bernyanyi diiringi petikan gitar yang ia mainkan sendiri. Suasana musim panas di sini tidak jauh beda dengan musim kemarau di Tanah Air.

Marina dari Amaury Sport Organisation yang mendampingi rombongan kami mengatakan, Danau Annecy adalah salah satu tempat pariwisata luar ruang yang terkemuka di Perancis. Orang memanfaatkannya untuk ski air, dayung, memancing, berlayar, hingga berenang. Ya, berenang karena danau ini terkenal terbersih di seluruh Eropa! Airnya berasal dari mata air, sungai, dan hujan. Warga setempat meminumnya langsung setelah diproses. Perancis memberlakukan aturan lingkungan yang ketat sejak tahun 1960 yang membuat danau ini ditetapkan sebagai warisan dunia oleh UNESCO.

Tempat terbaik untuk memandang danau ini adalah Le Paquier atau Champ de Mars. Lapangan seluas 7,5 hektar ini dibatasi oleh pohon-pohon yang kanopinya menaungi kursi-kursi dan kawasan yang dapat dimanfaatkan untuk berjalan kaki atau lari-lari. Lapangan berumput tampak dipenuhi orang yang duduk lesehan sambil mengobrol atau menemani anak-anak mereka bermain dan berlarian bebas sambil memandang danau dengan latar belakang pegunungan.

Tour de France

Annecy adalah titik persinggahan kami dalam rangkaian perjalanan mengikuti tiga etape terakhir Tour de France bersama rombongan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, Pemerintah Kabupaten Solok Selatan, Dharmasraya, Padang Pariaman, dan Kota Padang Panjang, serta beberapa pihak lainnya dalam rangka peningkatan Tour de Singkarak. Annecy lebih ke dekat ke Jenewa, Swiss (35 kilometer), ketimbang dari Paris yang terpisah 545 kilometer. Kota yang berada di utara Danau Annecy ini adalah ibu kota dari Haute Savoie di tenggara Perancis.

Kota tua yang memadukan daya tarik sejarah, panorama, gastronomi, tradisi, dan aktivitas ini dibelah oleh Sungai Thiou yang kemudian membentuk kanal-kanal dan jalan-jalan sempit yang membuatnya dijuluki Venesia-nya Alpen.

”Pemerintah Perancis melarang warganya mengubah wajah dan struktur bangunan kuno yang dimiliki. Mereka harus lapor jika ada kerusakan bangunan dan perlu perbaikan. Pemerintah akan memperbaikinya. Bagian dalam bangunan boleh dipakai untuk fungsi apa saja, hunian ataupun komersial,” kata Sarah Grace, perwakilan Eurosport di Indonesia, salah satu anggota rombongan yang pernah studi di Eropa selama empat tahun.

Tidak heran, kawasan kota tua yang tampak seperti lukisan ini masih bertahan hingga kini. Bangunan-bangunan kuno seperti kastil dari abad ke-12, penjara abad pertengahan, hingga katedral dari abad ke-16 masih megah berdiri dan terawat. Sayang, kami tidak sempat menyelami pesona Annecy lebih jauh karena malam segera berganti dan kami harus segera kembali ke Paris.

Beruntung kami sempat menjejakkan kaki di Semnoz, paru-paru Haute Savoie yang berjarak 120 kilometer dari Annecy. Etape 20 Tour de France menempuh rute Annecy-Semnoz. Semnoz merupakan contoh lain dari pelestarian lingkungan yang pada akhirnya mendukung pariwisata. Terletak di jantung Bauges Natural Regional Park, Semnoz menawarkan pemandangan bak negeri di awan. Kita bisa menyaksikan Mont Blanc, gunung tertinggi di jajaran Alpen, selain Danau Annecy dan Bourget, danau terbesar di Perancis.