Friday, May 1, 2015

Ini Avanza Berbahan Bakar Bensin dan Gas

Katakepo.blogspot.com - Jakarta, Esensi Avanza Pop You Up adalah menjadi wadah hasil kreasi pemilik yang ingin tampil beda. Salah satu yang menarik perhatian di penyelenggaraan 2015 ini, merek aksesori Autokit ikut ambil bagian dengan menampilkan Avanza dengan asupan bahan bakar berbeda. Varian G model 2012 tersebut bisa meneguk dua bahan bakar, bensin dan gas alam terkompresi (CNG).

Modifikasi utama ada di bagian mesin. Autokit menambahkan convert kit dengan STAG AC Autogas CNG converter. Komponen-komponen ini terdiri dari ECU tambahan, jalur pipa CNG yang "disuntikan" ke intake mesin, saluran pengisian CNG, dan tabung berkapasitas 65 kg atau 15 liter setara bensin di bagian belakang.


Menurut staf Marketing Communication Autokit, Arief Erlangga, Avanza ini adalah unit pamer namun aplikasi converter kit CNG bisa digunakan di sebagian besar model lain. Satu paket converter produks Polandia ini dijual Rp 15 - 18 juta.

"Untungnya buat pemilik, harga CNG lebih murah dari bensin. Menurut hitungan kami di tahun kedua sudah balik modal karena ongkosnya lebih murah," kata Arief, di Jakarta, Kamis (30/4/2015).


Peralihan pemakaian bahan bakar bensin dan CNG saat berkendara diatur oleh ECU tambahan, jelas Arief. Setelan bisa diatur menyesuaikan tipe mengemudi. "Saat pertama kali menyalakan mesin itu masih pakai bensin, nanti berubah sendiri ke CNG kalau temperatur sudah optimal," jelas Arief.

Dijelaskan, gejala lag atau lemot saat menggunakan CNG sudah berkurang. Sebab semuanya sudah diatur oleh komputer. Penggantian bensin ke gas juga bisa dilakukan manual, caranya dengan menekan tombol instrumen tambahan yang diletakan di dasbor depan pengemudi.

Modifikasi pada Avanza ini bukan cuma itu, tampilannya lebih manis dengan bodi kit TRD dan pelek 17 inci. Di interior jok dilapisi bahan semi kulit dan sektor hiburan didukung sistem audio in car entertainment. Total biaya yang dihabiskan untuk mendapatkan modifikasi seperti ini sebesar Rp 40 juta.

Senang karena Berat Badan Turun, Ternyata Gadis Ini Derita Kanker

Katakepo.blogspot.com - Setahun lalu, Jemma Doran rela melakukan apa pun untuk mengubah ukuran tubuhnya menjadi lebih langsing. Jemma memang kegemukan dengan ukuran tubuh 22, berat badannya mencapai 102 kg dan tingginya sekitar 153 cm.

Ia sudah melakukan banyak hal, mulai dari diet ketat, pantang makanan junk food, sampai olahraga, demi meraih tubuh langsing.

Berat badannya lalu turun dengan cepat dan ia merasa sangat gembira karena merasa usahanya berhasil. Ia pun sibuk membeli pakaian baru yang lebih kecil dan yakin dengan penampilan barunya ini akan segera mendapat pasangan.

Tapi, setahun kemudian berat badannya menyusut menjadi ukuran 8. Gadis berusia 28 tahun ini kemudian mengalami gangguan kesehatan yang ternyata disebabkan karena kanker tonsil yang sudah menyebar ke paru-parunya.

Jemma yakin jika saja kankernya bisa dideteksi sejak awal, mungkin ia sudah bisa melakukan pengobatan sehingga kankernya tak terlanjur menyebar.

"Saya terus berpikir jika saja waktu itu saya tidak diet mati-matian, mungkin kanker saya sudah bisa diketahui sejak awal dan pengobatannya berhasil," katanya.

Karena diet yang dilakukannya, Jemma mengabaikan tanda kanker seperti penurunan berat badan tiba-tiba. Ia sempat memeriksakan diri ke dokter karena mengeluh sakit dan bengkak di tenggorokan. Terkadang ia juga merasa nyeri saat menelan.

Awalnya dokter mengira ia sakit amandel dan memberinya antibiotik. Sakit di tenggorokannya datang dan pergi, namun secara umum ia merasa tubuhnya sehat-sehat saja.

Tapi beberapa bulan kemudian ia merasa sakit di tenggorokannya bertambah parah dan bolak balik ke rumah sakit. Lagi-lagi ia hanya didiagnosis menderita infeksi saja.

Ia pun akhirnya dirawat di rumah sakit karena tenggorokannya membesar dan badannya terus mengurus. Hasil biopsi menunjukkan ia menderita kanker.

"Sungguh ironis, sejak dulu saya memimpikan punya badan yang kurus dan sekarang ini saya berhasil kurus tapi sangat sakit," katanya. Ia pun terus menjalani kemoterapi dan radiasi.

Sayangnya, kankernya sudah menyebar ke paru dan juga tulang payudaranya. Dokter bahkan menyebut kankernya tak bisa diobati lagi.


Gejala

Kanker tonsil adalah salah satu dari kanker kepala dan leher. Kanker ini berkembang di bagian tenggorokan di belakang mulut yang disebut oropharynx.

Faktor risiko terbesar kanker ini adalah merokok dan konsumsi alkohol berlebihan. Kebiasaan merokok dan minum alkohol juga lebih meningkatkan risiko. Kanker tonsil juga terkait dengan virus HPV.

Gejala-gejala yang perlu diwaspadai adalah sakit di belakang mulut yang tak sembuh-sembuh, tonsil membesar di satu sisi, ada darah di air liur, sulit menelan atau bicara, tenggorokan bengkak, tak bisa mengonsumsi makanan atau minuman asam, sakit di telinga, dan bau mulut.

Samsung Keluhkan Produksi Smartphone di Indonesia

Katakepo.blogspot.com - Demi mengantisipasi rencana aturan pemerintah soal penetapan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) untuk ponsel 4G LTE, Samsung Electronics telah mulai membuat ponsel di pabriknya yang berlokasi di kawasan industri Cikarang, Jawa Barat.

"Di pabrik itu Samsung membuat handphone mengikuti kebijakan pemerintah. Pasar lokal di masa depan pasti lebih besar dari saat ini, makanya kami siapkan dasarnya semenjak sekarang," ujar Vice President Corporate Business and Corporate Affairs Samsung Indonesia Lee Kanghyun dalam sesi wawancara usai peluncuran Galaxy S6 dan Galaxy S6 Edge di Jakarta, Kamis (29/4/2015).

Soal pemenuhan aturan TKDN, Lee mengatakan pihaknya bisa memenuhi angka kandungan lokal di produk-produk ponsel sebesar 20 persen, terhitung mulai Mei 2015 mendatang. Angka itu diharapkan akan naik menjadi 30 persen pada 2017, yang disebutnya sesuai dengan rencana aturan pemerintah. Ini menurutnya karena proses produksi ponsel di Indonesia terbilang masih sulit.

"Kenapa kami ajukan 20 persen dulu? Soalnya di Indonesia penyokong industri untuk produksi mobile hampir tidak ada," kata Lee sambil menambahkan bahwa pembuatan ponsel di pabrik Samsung di Indonesia masih bersifat sebatas perakitan alias Semi Knock-Down (SKD).

Dia melanjutkan bahwa selama ini ada kesalahan anggapan bahwa TKDN yang akan ditetapkan pemerintah adalah sebesar 40 persen. Padahal, ujar dia, kandungan komponen lokal yang akan disyaratkan sebenarnya adalah 30 persen.

"Soal kandungan 30 persen pada 2017 itu nanti dicocokkan lagi, sesuai dengan situasi pasar dan penetapan cara pembobotannya," lanjut Lee.

Pihak pemerintah melalui Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyatakan dalam waktu dekat akan mengajukan uji publik untuk draft regulasi TKDN. Dalam draft tersebut memang tercantum ketentuan tingkat kandungan lokal sebesar 30 persen untuk ponsel yang dikategotrikan sebagai perangkat Subscriber Station (SS).

Sementara, komponen-komponen yang diperlukan untuk produksi ponsel di Indonesia masih harus diimpor. Lantaran itu Lee mengatakan pembuatan ponsel Samsung di Indonesia menelan biaya lebih besar ketimbang melakukan impor langsung. Ponsel hasil produksi pabrik Samsung di Indonesia pun ditujukan untuk pasar lokal saja, bukan untuk keperluan ekspor.

Hal ini menurut dia berbeda dengan aneka alat elektonik lain semacam TV dan set top box yang diproduksi di pabrik yang sama. Sebagian besar perangkat-perangkat itu justru ditujukan untuk pasar ekspor. "Nilai ekspornya bisa mencapai 1 miliar dollar AS," kata dia.

Ponsel Samsung yang dibuat di Indonesia antara lain adalah dua andalan baru dari pabrikan asal Korea Selatan itu, yakni Galaxy S6 dan Galaxy S6 Edge. Di luar kedua model tersebut, Lee menyebutkan bahwa model-model ponsel 4G LTE lain dari Samsung bakal turut dibuat di Indonesia. 

Anggun: Saya Tidak Mengatakan Indonesia Negara Kuno

Katakepo.blogspot.com - Jakarta, Menjadi sorotan setelah menyatakan sikap menentang hukuman mati atas Serge Atlaoui, warga negara Perancis yang menjadi terpidana mati kasus penyalahgunaan narkoba di Indonesia, vokalis dan pencipta lagu Anggun Cipta Sasmi (40) memberi penjelasan agar publik tak salah paham.

"Saya tidak pernah mengatakan 'Indonesia negara kuno'," kata Anggun melalui akun Twitter-nya, Rabu (29/4/2015).

Anggun menjelaskan, kata "kuno" ia tujukan bukan kepada Indonesia sebagai negara, melainkan untuk hukuman mati, yang menurut dia sudah tak sesuai lagi diterapkan pada masa kini.

"Yang saya katakan dalam setiap orasi, "Indonesia negara besar, toleran dan modern tetapi utk hukum ini (hukum mati) sifatnya obsolete, kuno"," tulis Anggun.

Ia kembali menegaskan bahwa dirinya anti-narkoba, tetapi tak menyetujui hukuman mati, sesuatu yang ia anggap tidak manusiawi.

"Ini opini yang saya ajukan secara tulus. Jika Anda tidak setuju berdebatlah secara santun. Saya tidak menggubris hujatan atau kebrutalan verbal," ucap pelantun "Snow on Sahara" ini.

Anggun pada 22 April 2015 menulis surat terbuka untuk Presiden Joko Widodo. Ia berpendapat, hukuman mati bukanlah solusi untuk menurunkan tingkat kriminalitas di Indonesia.

Anggun pada 22 April 2015 menulis surat terbuka untuk Presiden Joko Widodo. Ia berpendapat, hukuman mati bukanlah solusi untuk menurunkan tingkat kriminalitas di Indonesia. Anggun juga meragukan kasus narkoba yang menjerat warga negara Perancis, Serge Atlaoui, dan menjadikan Serge terpidana mati. Karena itu, ia meminta agar hukuman mati terhadap Serge dibatalkan. 

"Sebagai putri Jawa, dengan hormat saya memanggil jiwa kemanusiaan Bapak yang selama ini menjadi karakteristik dan menggambarkan jalan hidup Bapak, saya memohon agar Bapak bisa memeri Grasi untuk Serge," tulis Anggun pada laman Facebook-nya.

Seperti diberitakan, pada 25 April 2015, Anggun bersama Richard Sedillot, pengacara Serge, dan komunitas penentang eksekusi mati Together Against Death Penalty, berunjuk rasa di jalanan Paris, Perancis. Diberitakan pula, Anggun dalam orasinya menyampaikan pertanyaan dalam bahasa Perancis yang menyebut bahwa Indonesia negara kuno.

Galaxy S6 Ternyata Dibuat di Indonesia

Katakepo.blogspot.com - Jakarta, Ada hal mengejutkan yang terungkap dari peluncuran duet smartphone andalan baru Samsung, Galaxy S6 dan Galaxy S6 Edge, di Jakarta, Rabu (29/4/2015). Pihak Samsung mengatakan bahwa kedua smartphone tercanggih besutannya itu ternyata dibuat di Indonesia.

Hal ini diutarakan oleh Vice President Corporate Business and Corporate Affairs Samsung Indonesia Lee Kanghyun dalam sesi wawancara seusai acara peluncuran yang ikut dihadiri Kompas Tekno.

"Iya, buatan Indonesia. Galaxy S6 dan S6 Edge, dua-duanya buatan Indonesia," kata Lee.

Lee mengatakan, bukan hanya dua model smartphone itu yang diproduksi di Indonesia, tetapi juga model-model lain dengan konektivitas 4G LTE. Langkah Samsung ini sesuai rencana peraturan soal tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) yang sedang digodok oleh pemerintah.

Lee tidak merinci bagian-bagian apa saja dari Galaxy S6 dan Galaxy S6 Edge yang diproduksi di Indonesia. Yang jelas, dia menyebutkan bahwa ongkos produksi kedua ponsel tersebut di Indonesia lebih tinggi ketimbang biaya impor langsung.

Hal ini terjadi karena sebagian besar komponen masih harus diimpor, sementara perakitan mengambil tempat di Indonesia. Kendati demikian, Samsung tetap melakoni produksi ponsel di Indonesia demi menjangkau konsumen di pasar lokal.

"Kami kan ingin mengikuti kemauan pemerintah," lanjut Lee. "Pasar lokal pada masa depan pasti lebih besar dari saat ini, makanya kami siapkan dasarnya semenjak sekarang."

Lantaran itu pula, Galaxy S6 dan Galaxy S6 Edge yang diproduksi di Indonesia khusus ditujukan untuk pasaran domestik Tanah Air, bukan untuk diekspor ke luar negeri.

Pabrik Samsung di Indonesia berlokasi di Cikarang, Jawa Barat. Lee menyebutkan bahwa pabrik yang tadinya hanya berperan memproduksi perangkat elektronik lain, seperti TV dan set top box, itu telah mulai membuat ponsel sejak Januari 2015.