Katakepo.blogspot.com - Seperti inilah gambaran sekilas soal kekuasaan keluarga besar Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah di Kota Serang. Papan iklan berukuran besar bergambar anggota kerabatnya tegak menjulang di sejumlah jalan utama dan tempat strategis lainnya. Mulai dari Atut, Hikmat Tomet (suami), Ade Rossi Chaerunnisa (mantu), hingga Tubagus Haerul Zaman (adik tiri).
Meski ayahnya, Chasan Sochib, telah meninggal pada akhir Juni 2011, pamor klan Atut di Banten tidak memudar. Sebab keluarga besarnya memegang posisi penting di pemerintahan dan menguasai bisnis. Sejumlah anggota keluarga besar Atut bakal maju lagi pada pemilihan umum tahun depan lewat Partai Golongan Karya.
Tengok saja rinciannya, seperti dikutip dari Tempo. Atut, putri dari pasangan Chasan dan istri pertamanya, Wasiah Samsudin, awalnya wakil gubernur pada 2001. Empat tahun kemudian, dia menjadi pelaksana tugas gubernur setelah Djoko Munandar tersangkut korupsi. Puncaknya, dia terpilih dua kali: 2002-2007 dan 2012-2017. Suaminya, Hikmat Tomet menjabat anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) periode 2009-2014.
Kedua pasangan ini dikaruniai tiga anaknya, yakni Andika Hazrumy, Andiara Aprilia Hikmat, dan Andhika adalah anggota DPD (2009-2014) dan terdaftar sebagai calon anggota DPR dari Partai Golonganbuat pemilihan tahun depan. Dia juga direktur utama di tiga perusahaan keluarga: PT Andika Pradana Utama, PT Pelayaran Sinar Ciomas Pratama, dan PT Ratu Hotel. Istri Andhika, Wakil Ketua DPRD Kota Serang Ade Rossi Chaerunnisa, tercatat calon anggota DPRD Provinsi Banten.
Andiara menjadi calon anggota DPD, sedangkan suaminya, Tanto Wargono Arban, menjadi calon anggota PDRD Banten.
Atut memiliki dua adik, yaitu Ratu Tatu Chasanah (wakil bupati Serang 2010-2015) dan Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan (Ketua Kadin Banten). Istri Wawan, Airin Rachmi Diany merupakan wali kota Tangerang Selatan periode 2011-2016.
Dari istri keduanya, Ratu Rapiah Suhaemi, Chasan dianugerahi lima anak: Tubagus Haerul Zaman (wakil wali kota Serang 2008-2013 dan wali kota Serang 2013-2018), Ratu Lilis Karyawati (ketua DPD II Golkar Kota Serang 2009-2014), Iloh Rohayati, Tubagus Hendru Zaman, dan Ratu Ria Mariana. Suami Lilis, Aden Abdul Khaliq, menjabat anggota DPRD Banten 2009-2014.
Pernikahan dengan istri ketiganya, Chaeriyah, Chasan mendapat lima anak: Ratu Heni Chanedrayani (pengurus Kadin 2012-2017), Ratu Wawat Cherawati (pengurus Kadin 2012-2017), Tubagus Hafid Habibullah, Tubagus Ari Chaerudin a9ktif di Gapensi Kota Serang), dan Ratu Hera Herawati.
Chasan memperoleh tiga anak dari istri keempat, Imas Masnawiyah: Ratu Ipah Chudaepah, Ratu Yayat Nurhayati, dan Tubagus Aan Andriawan.
Istri kelima Chasan, Heryani Yuhana, adalah anggota DPRD Kabupaten Pandeglang 2009-2014. Mereka memiliki anak: Tubagus Erhan Hazrumi (direktur PT Trio Punditama), RatuTubagus Bambang Saepullah, Irianti, dan Tubagus Febi Feriana Fahmi.
Istri keenamnya, Ratna Komalasari, menjabat anggota DPRD Kota Serang 2009-2014. Dari sini, Chasan mendapat tiga anak: Tubagus Bambang Chaeruman, Ratu Aeliya Nurchayati, dan Tubagus Taufik Hidayat.
Lahirnya rezim Atut berawal dari terbentuknya Provinsi Banten 13 tahun lalu. Gagasan memisahkan Banten dari Jawa Barat muncul ketika Presiden Bahcaruddin Jusuf Habibibe pada awal 1999 berkunjung ke Pesantren Darul Iman asuhan Kiai Aminuddin Ibrahim di Pandeglang.
Sesuai skenario para kiai, pertemuan itu juga dihadiri oleh Gubernur Jawa Barat Nuriana, Menteri Sekretaris Negara Akbar Tanjung, Menteri Pertahanan dan Keamanan/Panglima Angkatan Bersenjata Jenderal Wiranto, Menteri Agama Malik Fajar, dan Menteri Koperasi Adi Sasono. Habibie tidak menolak usulan itu. Dia meminta ide ini disampaikan lewat mekanisme konstitusional.
Singkat cerita, pada November 2000 Hakamuddin Jamal ditunjuk sebagai gubernur sementara Banten. Pada upacara pelantikan, Hakamuddin meminta jaminan keamanan provinsi baru itu kepada Chasan Sochib berdiri di sampingnya. "Hakamuddin lalu memberikan kontrak sejumlah proyek konstruksi kepada Chasan dan para pengikutnya," tulis Okamoto Masaaki dan Abdul Hamid dalam riset berjudul Jawara in Power, 1999-2007.
Sejak proses pembentukan Provinsi Banten, Chasan sudah menyatakan dia sangat ingin Atut menjadi wakil gubernur pertama. Ambisinya itu tercapai. "Uang dan ancaman benar-benar efektif mempengaruhi hasil pemilu disukai oleh Chasan," tulis Okamoto dan Abdul Hamid.
0 comments:
Post a Comment