Katakpo.blogspot.com - Setiap tahunnya ribuan umat muslim Indonesia pergi ke Tanah Suci Mekkah untuk menunaikan ibadah haji. Bagi mereka yang mampu, ibadah haji tentu sesuatu yang sangat dinanti-nantikan.
Namun ibadah haji terkadang juga dinodai oleh cara-cara yang tidak pantas. Demi bisa pergi ke Tanah Suci, beberapa orang ternyata memalsukan identitasnya. Bahkan mereka menggunakan identitas orang yang sudah meninggal.
Kasus pemalsuan identitas ini terjadi di Aceh. 14 Orang calon haji terbukti menggunakan identitas orang yang sudah meninggal untuk bisa ke Tanah Suci. Kini mereka pun terancam tidak bisa terbang ke Mekkah.
Kasus miris seputar haji di Indonesia tidak itu saja. Berikut lima kasus miris soal haji di Indonesia.
1. WNI jadi calon Hajar Aswad di Mekkah
Seorang joki yang menawarkan jasa membantu jemaah haji mencium Hajar Aswad di Masjidil Haram berhasil ditangkap aparat keamanan. Calo yang ditangkap tersebut ternyata seorang warga negara Indonesia (WNI)."Alhamdulillah hari ini kita sudah menangkap satu orang joki Hajar Aswad, yang selama ini selalu membuat keresahan di kalangan jemaah haji, dengan modus mereka menawarkan pertolongan kemudian di ujung mereka memaksa jamaah untuk membayar dengan jumlah yang sangat tinggi," kata Kepada Daerah Kerja Mekkah Arsyad Hidayat di Mekkah, seperti dikutip merdeka.com, Minggu (6/10).
Oknum joki tersebut diketahui bernama AS (31), seorang warga negara Indonesia yang sudah lama tinggal di Arab Saudi. "Kalau dilihat dari modusnya, tampaknya sudah biasa melakukan joki Hajar Aswad," kata Arsyad yang menyebut uang yang diminta para joki itu mencapai 1.000 riyal.
Agar peristiwa tersebut tidak terulang lagi, Arsyad meminta kepada jemaah agak tidak memaksakan diri mencium Hajar Aswad terutama saat kondisi Masjidil Haram sangat padat.
2. Manasik haji anak TK jadi ajang kampanye Cagub Pekanbaru
Ketua Komnas Perlindungan Anak (PA), Arist Merdeka Sirait dengan
tegas meminta KPU dan Bawaslu mendiskualifikasi Cagub Riau Herman
Abdullah. Alasannya, Abdullah telah berkampanye saat acara manasik haji
anak-anak TK di Pekanbaru.
Acara manasik haji anak TK ini digelar di lapangan Arhanudse 13 TNI AD di Jl Soebrantas, Pekanbaru Sabtu (5/10) pagi. Pada acara itu, dengan gamblang panitia memuji-muji kepemimpinan Herman saat menjadi Wali kota Pekanbaru. Panitia menyebutkan, bahwa Herman selama ini telah memperjuangkan nasib guru terutama guru TK. Sehingga panitia berharap, wali murid yang hadir bisa memilih Herman pada Pilkada putaran kedua akhir bulan ini.
Banyak orangtua murid yang menggerutu. Ini karena anak-anak mereka harus berpanas-panasan di lapangan menunggu sang calon Gubernur Riau itu hadir di acara tersebut. Setelah Cagub Riau itu diberi kesempatan berpidato, barulah acara dimulai. Sewaktu menunggu kedatangan Cagub banyak anak-anak TK yang merengek karena kepanasan. Malah ada yang minta segera pulang, karena molornya acara menunggu kedatangan Cagub Riau tersebut.
Bawaslu Riau pun akan memanggil Abdullah dan panitia pelaksana acara manasik haji. "Kami baru ini dapat informasinya. Ini akan kami tindak lanjuti untuk memanggil pihak panitia dan Cagub yang hadiri acara manasik haji TK tersebut," kata Ketua Bawaslu Riau Rusdi Lubis.
Acara manasik haji anak TK ini digelar di lapangan Arhanudse 13 TNI AD di Jl Soebrantas, Pekanbaru Sabtu (5/10) pagi. Pada acara itu, dengan gamblang panitia memuji-muji kepemimpinan Herman saat menjadi Wali kota Pekanbaru. Panitia menyebutkan, bahwa Herman selama ini telah memperjuangkan nasib guru terutama guru TK. Sehingga panitia berharap, wali murid yang hadir bisa memilih Herman pada Pilkada putaran kedua akhir bulan ini.
Banyak orangtua murid yang menggerutu. Ini karena anak-anak mereka harus berpanas-panasan di lapangan menunggu sang calon Gubernur Riau itu hadir di acara tersebut. Setelah Cagub Riau itu diberi kesempatan berpidato, barulah acara dimulai. Sewaktu menunggu kedatangan Cagub banyak anak-anak TK yang merengek karena kepanasan. Malah ada yang minta segera pulang, karena molornya acara menunggu kedatangan Cagub Riau tersebut.
Bawaslu Riau pun akan memanggil Abdullah dan panitia pelaksana acara manasik haji. "Kami baru ini dapat informasinya. Ini akan kami tindak lanjuti untuk memanggil pihak panitia dan Cagub yang hadiri acara manasik haji TK tersebut," kata Ketua Bawaslu Riau Rusdi Lubis.
3. Demi berhaji gunakan identitas orang yang sudah meninggal
Seorang Calon Haji (Calhaj) asal Aceh mengaku menggunakan nama orang
yang telah meninggal telah meninggal untuk bisa pergi haji. Namun hal
ini atas sepengetahuan Kantor Kakanmenag Kabupaten Aceh Utara. Bahkan,
praktik seperti itu sudah kerap terjadi setiap tahunnya.
"Tidak benar kalau mereka tidak tau, justru atas persetujuan dari mereka saya berani mendaftarkannya," kata salah seorang Calhaj, Tgk Ali Basyah saat ditemui di Asrama Haji embarkasi Banda Aceh, Sabtu malam (5/10).
Ali Basyah sendiri mengaku menggunakan nama saudaranya yang telah meninggal. Keluarganya itu berasal dari desa Ulee Gunong, Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara. "Saya sudah kembalikan semua biaya orang yang telah meninggal itu," tambahnya.
Ali Basyah bahkan mengaku sudah siap harus menerima konsekuensi apapun demi bisa menunaikan rukun Islam kelima itu. Diakuinya, meskipun mereka harus berurusan dengan pihak berwajib di sana, mereka siap menanggungnya.
"Saya siap dipenjara di Mekkah kalau memang bermasalah, yang penting kami bisa berangkat," terangnya.
"Tidak benar kalau mereka tidak tau, justru atas persetujuan dari mereka saya berani mendaftarkannya," kata salah seorang Calhaj, Tgk Ali Basyah saat ditemui di Asrama Haji embarkasi Banda Aceh, Sabtu malam (5/10).
Ali Basyah sendiri mengaku menggunakan nama saudaranya yang telah meninggal. Keluarganya itu berasal dari desa Ulee Gunong, Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara. "Saya sudah kembalikan semua biaya orang yang telah meninggal itu," tambahnya.
Ali Basyah bahkan mengaku sudah siap harus menerima konsekuensi apapun demi bisa menunaikan rukun Islam kelima itu. Diakuinya, meskipun mereka harus berurusan dengan pihak berwajib di sana, mereka siap menanggungnya.
"Saya siap dipenjara di Mekkah kalau memang bermasalah, yang penting kami bisa berangkat," terangnya.
4. Dicegah, Ratu Atut batal naik haji
Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah resmi dicegah pihak imigrasi atas
permintaan KPK. Rencana Atut dan keluarga yang akan menunaikan ibadah
haji dipastikan batal.
KPK kemarin resmi mengajukan cegah selama enam bulan terhadap Atut. Hal ini terkait penangkapan adik Atut, Tubagus Chaeri Wardana dalam kasus suap sengketa Pilkada Lebak. Suami Wali Kota Tangerang Airin Rachmi Diani yang akrab disapa Wawan itu sudah ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan suap sebesar Rp 1 miliar kepada Ketua MK Akil Mochtar.
Informasi yang dihimpun, Atut dan keluarga besarnya akan menunaikan ibadah haji tahun ini. "Rencananya berangkat tanggal 8 atau 9 Oktober ini," kata sumber merdeka.com, Jumat (4/10).
Karena sudah dicegah, dipastikan rencana beribadah ke Tanah Suci yang akan dilakukan Atut gagal. "Ya tidak mungkin berangkatlah, kan sudah dicegah KPK," tandasnya.
KPK kemarin resmi mengajukan cegah selama enam bulan terhadap Atut. Hal ini terkait penangkapan adik Atut, Tubagus Chaeri Wardana dalam kasus suap sengketa Pilkada Lebak. Suami Wali Kota Tangerang Airin Rachmi Diani yang akrab disapa Wawan itu sudah ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan suap sebesar Rp 1 miliar kepada Ketua MK Akil Mochtar.
Informasi yang dihimpun, Atut dan keluarga besarnya akan menunaikan ibadah haji tahun ini. "Rencananya berangkat tanggal 8 atau 9 Oktober ini," kata sumber merdeka.com, Jumat (4/10).
Karena sudah dicegah, dipastikan rencana beribadah ke Tanah Suci yang akan dilakukan Atut gagal. "Ya tidak mungkin berangkatlah, kan sudah dicegah KPK," tandasnya.
5. Jemaah haji 'sandal jepit'
Demi bisa berangkat haji, terkadang cara apa pun ditempuh. Hal inilah
yang dilakukan oleh 41 para jamaah non kuota yang biasa disebut jamaah
haji 'sandal jepit' ini.
Mereka disebut jamaah haji 'sandal jepit' karena meskipun memiliki visa haji, namun soal akomodasi dan biaya layanan umum haji diurus oleh biro perjalanan yang tidak terdaftar di Kementerian Agama, bahkan ada yang mengurus biaya itu secara mandiri.
Di tahun ada 41 jamaah haji 'sandal jepit' yang tertahan di Bandara King Abdul Aziz Jeddah karena belum membayar biaya layanan umum atau general service kepada asosiasi layanan haji di Arab Saudi.
Namun jumlah ini menurun drastis dibanding tahun 2010 lalu yang mencapai 3000 lebih jamaah haji 'sandal jepit'.
Mereka disebut jamaah haji 'sandal jepit' karena meskipun memiliki visa haji, namun soal akomodasi dan biaya layanan umum haji diurus oleh biro perjalanan yang tidak terdaftar di Kementerian Agama, bahkan ada yang mengurus biaya itu secara mandiri.
Di tahun ada 41 jamaah haji 'sandal jepit' yang tertahan di Bandara King Abdul Aziz Jeddah karena belum membayar biaya layanan umum atau general service kepada asosiasi layanan haji di Arab Saudi.
Namun jumlah ini menurun drastis dibanding tahun 2010 lalu yang mencapai 3000 lebih jamaah haji 'sandal jepit'.
0 comments:
Post a Comment