Saturday, August 3, 2013
Pusat Data Rahasia Amerika
Katakepo.blogspot.com - Amerika membangun pusat penyimpanan data di tempat
terpencil, The Utah Data Center, milik National Security Agency. Saat
dibuka Oktober nanti, pusat data ini akan menjadi yang terbesar di
Amerika.
Jelly Bean Kuasai Ekosistem OS Android
Katakepo.blogspot.com - Google baru saja mengumumkan ekositem OS Android yang
diambil dari data perangkat yang mengunjungi Google Play Store. Saat ini
perangkat Android Jelly Bean telah memuncaki ekosistem sistem operasi
robot hijau tersebut dengan total 40.5% dari total seluruh perangkat
Android. Angka 40.5% ini terbagi dalam Android 4.2 (6.5%) dan Android
4.1 (34%). Bulan lalu Android Jelly Bean berada di angka 37.9% saja.
Gingerbread ada di tempat ke-2 mengekor Jelly Bean dengan total
33.1%. Sistem operasi Gingerbread masih tergolong popular dan masih
banyak digunakan di seluruh dunia, hal ini didapatkan dari fakta bahwa 1
dari 3 perangkat yang mengunjungi Google Play Store dalam 2 pekan
terakhir masih menggunakan sistem operasi 2.3 tersebut. Sedangkan ICS
sudah mulai menurun dengan total pangsa pasar sebesar 22.5% saja turun
dari angka 23.3% pada bulan lalu.Sedangkan untuk Android Froyo, Eclair dan Donut bisa dilihat pada tabel di atas.
via PhoneArena
Ini Keunggulan Andorid Terbaru
TEMPO.CO, Jakarta - Android
terbaru sudah dirilis Rabu (24/7) kemarin oleh bos Android, Sundar
Pichai. Walau namanya masih sama, Jelly Bean, namun Android ini serinya
sudah naik setingkat, 4.3.
Tentu ini tak sekedar perubahan angka seri saja. Ada beberapa
keunggulan dalam Android Jelly Bean ini. Berikut fitur unggulan yang ada
di Android 4.3.Pertama, Android 4.3 adalah Android versi tercepat dari semua seri Android. SIstem operasi baru ini meneruskan keunggulan yang sudah ada dalam seri Android sebelumnya. Jika pada Jelly Bean 4.1 ada Project Butter yang membuat banyak fungsi berjalan lancar, Android 4.3 ini menyempurnakannya. Misal untuk buffer, Andorid ini tiga kali lebih cepat. Android 4.3 juga meningkatkan render bentuk dan teks, yang lebih berkualitas dan lebih efisien. Dalam membagi tugas, dengan prosesor multi-core, Android ini juga bisa menyeimbangkan kekuatan dan pengolahan sesuai kebutuhan.
Kedua, Android 4.3 menambahkan dukungan untuk Smart Bluetooth atau Bluetooth 4.0 Energi Rendah. Perlu diketahui Bluetooth bukanlah bagian dari Android inti. Penyematan bluetooth terserah pabrikan ponsel mau menyematkannya atau tidak. Ini menyebabkan masalah bagi pengembang aplikasi.
Dengan Bluetooth 4.0 yang disematkan dalam inti Android, pengembang aplikasi bisa berimprovisasi sesuka hati. Mereka bisa membuat aplikasi yang dapat berbicara dengan sensor berdaya rendah, seperti untuk yang melacak kebugaran, kesehatan, lokasi dan data lainnya.
Lalu, Android 4.3 juga menambahkan dukungan OpenGL ES 3.0. OpenGL ES 3.0 ini perangkat lunak yang menyediakan efek visual canggih, kompresi yang lebih baik, render tekstur dengan lebih baik. Maka, pengembang Games, bisa mengemangkan Games yang memiliki visual canggih dan bisa dibuat dalam format kompresi tunggal sehingga bisa berjalan di beragam jenis perangkat.
Salah satu keunggulan Android 4.3 adalah dukungan untuk menyetel profil dengan terbatas. Jika dalam Android 4.2 satu perangkat bisa disetel dengan beberapa profil, dalam Android 4.3 fitur ini disempurnakan.
Orang tua bisa menyetel berbeda profil untuk mereka sendiri dan untuk anak-anak mereka. Setiap profil bisa disetel layar utama dan aplikasinya. Dengan fitur ini, orangtua bisa mengontrol dengan lebih jika anaknya ikut bermain perangkat Android.
Android 4.3 membawa DRM (Digital Right Management) yang baru. Fitur ini memberikan pilihan yang lebih baik bagi penyedia konten untuk membatasi penawaran ke perangkat Android. Misal, perusahaan konten seperti Netflix tidak akan menawarkan konten HD kepada Android 4.2 karena pembatasan pada DRM. naun konten HD bisa ditawarkan pada Android 4.3.
Terakhir, Android 4.3 memberikan pengembang kontrol yang lebih pada notifikasi. Dalam Android 4.3 pengembang bisa membiarkan aplikasi buatan mereka mengakses dan berinteraksi dengan bar notifikasi status dengan cara apapun yang mereka inginkan.
Namun keunggulan-keunggulan baru ini dikritik karena hanya menguntungkan para pengembang atau penyedia konten. Bukan menguntungkan konsumen.
Kebohongan Bisa Dideteksi Lewat Gigi
TEMPO.CO , Taipei:
Taipei – Peneliti dari Universitas Nasional Taiwan menemukan sensor
pendeteksi kebohongan yang bisa ditanam di dalam gigi seseorang.
Penemuan ini berguna untuk mendeteksi apabila seseorang menentang
anjuran medis, seperti larangan merokok atau mengurangi makan.
Hao Hua Chu bersama rekannya di Taipei menemukan sensor tersebut. Mereka hendak menggunakan mulut manusia sebagai jendela pada beragam persoalan kesehatan. Sensor ini terbentuk dari sebuah papan sirkuit kecil yang pas dalam rongga gigi.
Di dalam sensor, ada semacam alat yang akan mengirimkan data dari gerakan mulut ke smartphone. Mesin perangkat diajarkan untuk mengenali setiap tanda dari pola gerak rahang, kemudian ia mulai bekerja saat pasien mengunyah, minum, bicara, batuk, dan merokok.
Perangkat ini juga dapat dipasang di gigi palsu atau kawat gigi.
Dalam tes dengan delapan orang sampel, prototipe implan dipasang di gigi palsu mereka. Kemudian secara otomatis, sistem mengakui kegiatan lisan dengan akurasi 94 persen benar.
Trevor Johnson, Wakil Ketua penelitian di Fakultas Praktik Kedokteran Gigi Umum di Inggris mengatakan sensor ini bisa memiliki beberapa manfaat dalam kedokteran gigi, misalnya sebagai alat penelitian untuk memantau pasien yang mengepalkan atau menggiling gigi mereka, dan untuk menilai dampak dari berbagai intervensi gigi.
Menikmati Pantai Pribadi di Kuta, Lombok
Katakepo.blogspot.com - Awal tahun lalu, saya dan suami berkesempatan untuk berbulan madu ke
Pulau Seribu Masjid—tetangga Pulau Seribu Pura yang tersohor itu. Ya,
akhirnya saya berhasil menjejakan kaki di Pulau Lombok, Nusa Tenggara
Barat, setelah sekian lama saya menuliskan pulau ini di “bucket list” yang saya miliki.
Selama ini saya mengenal Lombok karena dua hal. Pertama, sebagai penggemar kuliner, siapa yang tidak pernah mendengar nama masakan khas Lombok, ayam taliwang, yang pedas namun sangat lezat itu, dilengkapi plecing kangkung yang segar? Dua masakan tersebut adalah menu khas Lombok yang sudah terkenal di seluruh Indonesia.
Hal kedua yang membuat saya mengenal Lombok ini adalah Gili Trawangan, sebuah “gili” (pulau kecil) di sebelah Barat Laut Pulau Lombok yang memiliki pantai yang super cantik dengan pasir nan halus dan warna air hijau kebiruan. Sebenarnya ada gili-gili lain yang tak kalah cantiknya tersebar di sekitar Pulau Lombok, namun Gili Trawangan adalah salah satu yang terbesar dan juga memiliki fasilitas paling lengkap.
Namun, bukan hanya kuliner khas Lombok dan Gili Trawangan yang meninggalkan memori menyenangkan selama saya berbulan madu di sana. Ada tempat lain, suatu tempat yang bisa dikatakan harta karun tersembunyi Pulau Lombok. Namanya adalah Pantai Kuta. Ya, Kuta di Pulau Lombok.
Pantai Kuta ini terletak di Desa Kuta yang lokasinya tak jauh dari Lombok International Airport, bandara baru yang terletak di wilayah Praya, menggantikan bandara yang sebelumnya berlokasi di Mataram. Pantai ini kira-kira hanya 20-30 menit menggunakan taksi dari bandara Praya yang bersih dan bernuansa modern itu.
Untuk akomodasi, cukup banyak fasilitas penginapan yang terdapat di sekitar Pantai Kuta ini. Dari cottage-cottage sederhana hingga hotel bintang lima, silahkan dipilih yang sesuai anggaran.
Berbeda dengan Kuta di Bali yang sangat padat dan komersial, Pantai Kuta yang satu ini bagaikan putri cantik yang amat pemalu. Meski memiliki pemandangan yang sangat indah—bisa dikatakan lebih cantik dari kembarannya di pulau sebelah—pantai ini terhitung amat sepi. Ketika saya dan suami berkunjung ke sana, hanya ada dua pengunjung lain ditambah beberapa penjual pernak-pernik khas Lombok yang hilir mudik menawarkan kaos atau songket Sasak.
Warna air di Pantai Kuta mungkin tidak hijau kebiruan seperti di Kepulauan Gili. Namun, pantai ini memiliki pasir khas berwarna putih kecoklatan yang bulat-bulat seukuran biji merica. Agak geli-geli saat menginjaknya dengan kaki telanjang. Ombaknya pun bergulung-gulung relatif tenang. Namun saya rasa, keunggulan utama Pantai Kuta yang membuatnya luar biasa, boleh jadi adalah lanskapnya yang dikelilingi oleh karang-karang dan bukit-bukit hijau. Dari sudut tertentu, pantai ini seakan-akan terperangkap oleh bukit-bukit tersebut yang membuatnya tampak seperti danau. Sungguh indah.
Bayangkan, alangkah menyenangkannya menghabiskan waktu sambil tidur-tiduran santai membaca novel lalu sesekali bermain air di pantai yang berpemandangan indah namun nyaris tak berpenghuni. Benar-benar seperti pantai milik pribadi!
Selama ini saya mengenal Lombok karena dua hal. Pertama, sebagai penggemar kuliner, siapa yang tidak pernah mendengar nama masakan khas Lombok, ayam taliwang, yang pedas namun sangat lezat itu, dilengkapi plecing kangkung yang segar? Dua masakan tersebut adalah menu khas Lombok yang sudah terkenal di seluruh Indonesia.
Hal kedua yang membuat saya mengenal Lombok ini adalah Gili Trawangan, sebuah “gili” (pulau kecil) di sebelah Barat Laut Pulau Lombok yang memiliki pantai yang super cantik dengan pasir nan halus dan warna air hijau kebiruan. Sebenarnya ada gili-gili lain yang tak kalah cantiknya tersebar di sekitar Pulau Lombok, namun Gili Trawangan adalah salah satu yang terbesar dan juga memiliki fasilitas paling lengkap.
Namun, bukan hanya kuliner khas Lombok dan Gili Trawangan yang meninggalkan memori menyenangkan selama saya berbulan madu di sana. Ada tempat lain, suatu tempat yang bisa dikatakan harta karun tersembunyi Pulau Lombok. Namanya adalah Pantai Kuta. Ya, Kuta di Pulau Lombok.
Pantai Kuta ini terletak di Desa Kuta yang lokasinya tak jauh dari Lombok International Airport, bandara baru yang terletak di wilayah Praya, menggantikan bandara yang sebelumnya berlokasi di Mataram. Pantai ini kira-kira hanya 20-30 menit menggunakan taksi dari bandara Praya yang bersih dan bernuansa modern itu.
Untuk akomodasi, cukup banyak fasilitas penginapan yang terdapat di sekitar Pantai Kuta ini. Dari cottage-cottage sederhana hingga hotel bintang lima, silahkan dipilih yang sesuai anggaran.
Berbeda dengan Kuta di Bali yang sangat padat dan komersial, Pantai Kuta yang satu ini bagaikan putri cantik yang amat pemalu. Meski memiliki pemandangan yang sangat indah—bisa dikatakan lebih cantik dari kembarannya di pulau sebelah—pantai ini terhitung amat sepi. Ketika saya dan suami berkunjung ke sana, hanya ada dua pengunjung lain ditambah beberapa penjual pernak-pernik khas Lombok yang hilir mudik menawarkan kaos atau songket Sasak.
Warna air di Pantai Kuta mungkin tidak hijau kebiruan seperti di Kepulauan Gili. Namun, pantai ini memiliki pasir khas berwarna putih kecoklatan yang bulat-bulat seukuran biji merica. Agak geli-geli saat menginjaknya dengan kaki telanjang. Ombaknya pun bergulung-gulung relatif tenang. Namun saya rasa, keunggulan utama Pantai Kuta yang membuatnya luar biasa, boleh jadi adalah lanskapnya yang dikelilingi oleh karang-karang dan bukit-bukit hijau. Dari sudut tertentu, pantai ini seakan-akan terperangkap oleh bukit-bukit tersebut yang membuatnya tampak seperti danau. Sungguh indah.
Bayangkan, alangkah menyenangkannya menghabiskan waktu sambil tidur-tiduran santai membaca novel lalu sesekali bermain air di pantai yang berpemandangan indah namun nyaris tak berpenghuni. Benar-benar seperti pantai milik pribadi!