Tuesday, October 1, 2013

Rockstar K-Pop kelahiran Jakarta, Jung Joon Young rilis MV!


Katakepo.blogspot.com - Rocker dengan kepribadian 4D yakni Jung Joon Young akhirnya merilis lagu debutnya di industri musik K-Pop berjudul Spotless Mind. Lagu ini dirilis terlebih dahulu sebelum mini albumnya diungkapkan ke publik.
Melalui lagu Spotless Mind, pendengar bisa merasakan suara Joon Young yang begitu emosional dengan irama musik rock yang sangat kental. Judul lagu ini terinspirasi dari film Hollywood berjudul ETERNAL SUNSHINE ON THE SPOTLESS MIND dengan lirik lagu yang mengisahkan emosi kesedihan pasca hubungan cinta yang kandas karena situasi yang tidak realistis.
Untuk MV-nya sendiri, Joon Young secara unik merilis dalam dua versi berbeda yakni versi kutub utara (N) dan versi kutub selatan (S). Dan yang pertama Joon Young merilisnya dalam versi N, seperti dilansir soompi.com.
Joon Young adalah musisi Korea yang mengambil jalur rock dan bisa dianggap berbeda dari idol Hallyu lainnya. Terlahir di Jakarta pada 21 Februari 1989, Joon Young yang merupakan putra dari pebisnis internasional menghabiskan masa remaja di China, Inggris, Prancis, dan Filipina sehingga membuatnya menguasai 5 bahasa.
Pasca meraih posisi ketiga dalam ajang Superstar K4, Joon Young yang juga penulis lagu serta DJ radio ini menjalin kontrak dengan agensi Cj E&M.




5 Jawaban Jokowi-Ahok terhadap Mendagri soal Lurah Susan

Katakepo.blogspot.com - Lurah Lenteng Agung, Susan Jasmine Zulkifli mendadak tenar dan menjadi perbincangan di sejumlah media massa. Wanita berusia 43 tahun ini mendapat penolakan keras dari masyarakat sekitar untuk menjabat sebagai lurah di Lenteng Agung. Alasannya konyol, penolakan itu hanya karena agama yang dianutnya.

Aksi penolakan dilakukan dengan cara berdemonstrasi dan melakukan aksi long march di beberapa titik sebagai bentu protes terhadap Susan. Aksi ini pun rupanya terdengar sampai di telinga Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi .

Gamawan pun angkat bicara terkait hal ini. Dia meminta agar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mendengarkan aspirasi warga dan memindahkan Susan dari Lenteng Agung.

"Pak Gubernur tidak salah menempatkan itu, tidak ada undang-undang yang terlanggar. Tapi akan lebih bijak lagi, kalau Susan ditempatkan yang di daerah non-muslim juga. Artinya aspirasi masyarakat terpenuhi," ujar Gamawan.

Mendengar hal itu, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo ( Jokowi ) dan wakilnya Basuki Tjahja Purnama ( Ahok ) malah tak mau menuruti imbauan Mendagri tersebut.

Berikut jawaban Jokowi dan Ahok soal permintaan Mendagri agar Pemprov DKI Jakarta memindahkan Susan dan mendengarkan aspirasi warga Lenteng Agung:

1. Ahok: Mendagri harus belajar konstitusi

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) marah atas pernyataan Mendagri Gamawan Fauzi yang meminta untuk mempertimbangkan kembali Susan Jasmine Zulkifli sebagai lurah Lenteng Agung. Pernyataan Mendagri itu muncul setelah lurah Lenteng Agung didemo oleh warganya.

"Bilang sama Mendagri, kami jadi gubernur dan wakil gubernur cuma dipilih 52,7 persen warga DKI. Berarti Pak Fauzi Bowo didukung oleh penduduk yang kalau ditotal secara jumlah proporsi hampir 4 juta lebih orang Jakarta yang tidak suka sama kami, tidak pilih kami," katanya di sela-sela acara Apel Besar Satgas Banjir dan Satgas Jalan Rusak di Monas, Jakarta, Jumat (27/9).

Ahok mengatakan, jika 4 juta orang tersebut demo di depan Balai Kota, apakah Mendagri akan menggunakan kata yang sama? "Dia bisa simpulkan Jokowi-Ahok tidak cocok memimpin di DKI karena ada 4 juta orang menolak. Itu pertanyaan saya sama Mendagri," katanya.

Kemudian Ahok mencontohkan jumlah penduduk Lenteng Agung. Bila jumlah penduduknya 55 ribu orang, dan yang berunjuk rasa berjumlah 25 ribu orang, maka belum mencapai 50 persen plus 1 warga Lenteng Agung.

"Dia harus belajar konstitusi. Menurut saya Mendagri itu perlu belajar tentang konstitusi. Ini negara Pancasila, bukan ditentukan oleh orang tolak atau tidak tolak," tegasnya.

2. Jokowi: Jangan urusan agama dibawa-bawa

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo meminta menyatakan tidak alasan yang kuat untuk menggeser Susan Jasmine Zulkifli sebagai lurah Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Soal protes warga karena Susan berbeda agama dengan mayoritas warga tidak bisa dijadikan pertimbangan.

"Jangan sampai urusan agama dibawa-bawa ke sana," tegas Jokowi di Balai Kota, Jakarta, Jumat (27/9).

Jokowi juga mengomentari saran dari Mendagri Gamawan Fauzi untuk mengevaluasi penempatan Susan. Penempatan Susan di Lenteng Agung, sekali lagi, kata Jokowi, berdasarkan hasil tes seleksi terbuka atau lelang jabatan yang digelar beberapa waktu lalu terhadap camat dan lurah.

Atas dasar itu dan sesuai komitmen Jokowi sebelumnya, evaluasi akan dilakukan setelah masing-masing lurah dan camat hasil lelang jabatan bertugas selama enam bulan.

"Itu kan dari lelang jabatan, ya kita ini kan urusan detail itu kan ada di dinas. Tapi kalau bahwa dia (Susan) lulus iya, artinya dia punya kemampuan," tukas Jokowi.

3. Jokowi: Kalau setiap demo dievaluasi, repot saya

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menegaskan akan melakukan evaluasi terhadap para lurah dan camat hasil lelang setelah mereka menjabat selama 6 bulan. Saran Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi soal evaluasi penempatan Lurah Lenteng Agung Susan Jasmine Zulkifli ditolak Jokowi.

"Ya akan kita evaluasi, tapi enam bulan setelah lurah menjabat, akan kita evaluasi," tegas Jokowi di Balai Kota, Jakarta, Jumat (27/9).

Jokowi mengatakan tidak akan menuruti saran Gamawan yang meminta dirinya mengevaluasi Lurah Susan saat ini, walaupun sang lurah terus didemo warganya.

"Oh enggak (sekarang), enam bulan menjabat baru dievaluasi. Karena kalau setiap demo saya evaluasi, demo evaluasi, semua nanti demo minta ganti lurah dan camat, repot saya," tukas Jokowi.

4. Ahok: Ini negara Pancasila, Susan tak dipindah karena agama

Warga Lenteng Agung, menolak kepemimpinan Lurah Susan Jasmine Zulkifli di kampung mereka. Alasannya, Susan menganut keyakinan yang berbeda dengan mayoritas warga bermukim di sana.

Mereka meminta Gubernur Joko Widodo dan wakilnya Basuki Tjahaja Purnama segera memindah Susan dari Lenteng Agung. Tapi pria yang akrab disapa Ahok itu menolak mentah-mentah desakan warga Lenteng Agung.

"Pokoknya prinsipnya kita, tidak mau pindahkan orang karena alasan agama. Enggak ada, ini negara Pancasila, mana ada pakai agama, mana boleh mindahin orang gara-gara agama," ujar Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (26/9).

Ahok mengaku tidak khawatir bila polemik ini membuat warga lebih anarkis dan mengancam keselamatan Susan. Justru Ahok bakal mengganjar warga yang main hakim sendiri sesuai dengan hukum yang berlaku.

"Ya kalau sudah parah kita tindak dong, ini negara hukum," tegasnya.

5. Ahok: Kenapa Mendagri tidak pindahkan SBY yang sering didemo

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menanggapi keras pernyataan Mendagri Gamawan Fauzi terkait demo warga terhadap Lurah Lenteng Agung Susan Jasmine Zulkifli. Dengan lantang, Ahok menyarankan agar Gamawan memindahkan Presiden SBY karena juga sering didemo.

"Kenapa tidak suruh pindahkan Pak SBY sering didemo juga. Ya dong, saya khawatir kinerja Pak SBY juga turun karena banyak yang demo kan, kalau begitu musti diganti dong. Kemarin Pak Jokowi juga didemo dari buruh berapa kali, saya juga khawatir Pak Jokowi kinerjanya turun," ujar Ahok di Balai Kota Jakarta, Jumat (27/9).

Tak hanya itu, dia memandang agar kantor Jokowi dipindahkan ke Merdeka Utara. Sebab, jika Merdeka Utara didemo, maka tidak ada lagi jabatan yang lebih tinggi di Indonesia.

"Karena Mendagri tidak bisa komentar presiden, dia anak buahnya. Nah supaya jangan sampai Pak Mendagri nanti bilang kami juga harus dipindahkan karena sering didemo, terpaksa pindah ke Medan Merdeka Utara deh. Supaya enggak berani komentar kan," jelasnya.







Raup untung di tengah dahaga

Katakepo.blogspot.com - Waktu baru saja menunjukkan pukul empat sore. Namun cahaya langit di Kampung Kuta, Desa Babakan Pari, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, sudah mulai gelap. Wawan perlahan menuruni puluhan anak tangga melingkar menuju bekas mata air dulu kerap digunakan warga untuk kebutuhan sehari-hari.

Bekas mata air itu kini ditumbuhi ilalang dan ditanami pohon pisang. Air dari dinding tebing itu sekarang sudah tidak pernah mengalir dan tertutup oleh rumput liar. "Di situ dulu ada empat mata air, tapi kini sudah tidak ada lagi karena kering," kata Wawan, warga Kampung Kuta, kepada merdeka.com Selasa pekan lalu.

Dia mengatakan keringnya mata air itu berlangsung setelah perusahaan air minum kemasan bermerek Aqua mengambil mata air Cikubang. Sejak 1995 penduduk Desa Babakan Pari mulai kelimpungan dengan keringnya air di sumur milik mereka jika tidak turun hujan.

"Kalau nggak turun hujan sepuluh hari aja sudah kering. Beda dengan dulu keringnya pas musim kemarau, tapi warga bisa manfaatkan mata air," ujar wawan mengenang.

Dia lantas menunjukkan sumber mata air lain juga telah ditumbuhi rumput liar bercampur pohon bambu. Hanya ada kubangan air bekas mata air sering digunakan warga. Mata air sudah tidak berproduksi lagi.

Berdasarkan data Dinas Pertambangan dan Energi kini berubah nama menjadi Dinas Pengelolaan Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Sukabumi, tiga tahun lalu Kecamatan Cidahu memiliki enam mata air.

Enam mata air itu adalah mata air Cikubang di Kampung Cikubang Jaya, mata air Ciburial (Desa Babakan Pari), mata air Cibuntu (Kampung Kerenceng), mata air Cigombong (Desa Pasir Doton), mata air Desa Jaya Bakti, dan mata air di Desa Pondok Kaso.

"Semuanya sudah dibeli perusahaan," kata Wawan sambil menunjukkan mata air sedalam 2,5 meter dengan luas sekitar 4x7 meter telah dibeli oleh PT Alam Raya. Namun sampai sekarang mata air ini belum digunakan.

Dalam data Dinas Pertambangan, Aqua lewat bendera PT Aqua Golden Mississippi beralamat di Jalan Pulo Lembut nomor 3 Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur, menguasai empat sumber air dari mata air Cikubang di Kampung Kubang Jaya, Babakan Pari, Kabupaten Sukabumi.

Mata air pertama menghasilkan 500 liter air per detik, Yang kedua dan ketiga sama-sama memproduksi 864 meter kubik air tiap hari. Dari mata air keempat diperoleh 70 liter air saban detik.

Wawan menyebut ekploitasi mata air oleh Aqua sebagai penyebab kekeringan di kampungnya. Dia mengatakan untuk memperoleh air bersih dulu cukup menggali sumur tujuh meter. "Sekarang harus 17 meter, itu pun masih kekeringan," ujarnya.

Dia menunjuk ke arah sebuah penampungan air dibangun oleh Aqua untuk warga sedalam 23 meter juga tidak menghasilkan air setetes pun. Penampungan di Kampung Kuta itu tidak b ermanfaat lagi. "Itu menggunakan bor membangunnya, tapi airnya enggak keluar," tuturnya.

Ironis memang. Aqua kebanjiran fulus, sedangkan warga Cidahu kekeringan. Menurut simulasi dilakukan Amrta Institute pada 2009, Aqua menggunakan air tanah 221.143 meter kubik per bulan dan meraup pendapatan sekitar 2,8 triliun setahun. Tapi perolehan Pemerintah Kabupaten Sukabumi dari sektor air cuma Rp 23,5 miliar.

Amrta mensinyalir tidak maksimalnya pendapatan pemerintah kabupaten itu lantaran sejumlah faktor, di antaranya kesalahan penghitungan di lapangan, keterbatasan sumur pantau, praktek manipulasi air, dan minimnya sumber daya manusia dari pemerinyah buat mengawasi penggunaan air oleh perusahaan.

"Pemasukan dari air optimal bisa dimanfaatkan untuk konservasi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat," kata peneliti dari Amrta Institute, Irfan Zamzami, kepada merdeka.com melalui surat elektronik. Irfan melakukan riset di Kabupaten Sukabumi tahun lalu berjudul "Studi Kasus Pemantauan Pendapatan dari Eksplotasi Air di Kabupaten Sukabumi: Keterbatasan Masyarakat terhadap Air, Keterbatasan Penerimaan Pemerintah dari Sumber Daya Air".

Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Sukabumi menemukan pendapatan asli daerah Kabupaten Sukabumi terbesar didapat dari pajak air tanah. Jumlahnya Rp 17,5 miliar tiap tahun. Sedangkan perolehan dari Pajak Biaya Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) Rp 10 miliar dan pajak penerangan jalan (PPJ) Rp 14,5 miliar.

"Porsinya 70 persen dari pajak dibayarkan AMDK," kata Ajat Jatnika dari Fitra Sukabumi saat ditemui di kantornya, Kampung Cibatu, Desa Nagrak, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Rabu pekan kemarin.

Jalani pemeriksaan, Olga Syahputra hanya lempar senyuman


Katakepo.blogspot.com - Setelah mangkir pada panggilan pertama, Olga Syahputra akhirnya memenuhi panggilan pihak kepolisian. Dia menjalani pemeriksaan terkait kasus pencemaran nama baik dan fitnah atas pelapor Febby Karina.
Olga dengan sweater biru, langsung menuju ruang pemeriksaan tanpa keluar satu kata pun dari mulutnya. Dia hanya melempar senyuman kepada wartawan.
Kedatangan Olga sendiri cukup mengagetkan, pasalnya dia dijadwalkan diperiksa pada Kamis (3/10) besok.
Saat ini Olga sedang menjalani pemeriksaan di Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya didampingi asisten dan kerabatnya.
Pemanggilan Olga adalah yang kedua setelah sebelumnya pada 24 September 2013, presenter kondang itu tidak bisa hadir karena sedang sakit.

Air mata dari mata air Aqua

Katakepo.blogspot.com - Panas begitu menyengat Selasa pekan lalu di Kampung Pojok, Desa Babakan Pari, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Dua bocah lelaki dan perempuan asyik bermain di pinggir kolam dijadikan warga sebagai tempat mandi, cuci, dan kakus (MCK) sumbangan dari Aqua.

Air di kolam itu keruh. Warnanya coklat dan tidak layak digunakan untuk mencuci, apalagi buat diminum. Airnya bercampur sampah plastik dan daun kering gugur dari pohon mengelilingi kolam berukuran 45 meter meter persegi ini. Namun siang itu, Siti, 42 tahun, tengah membasuh sabun di atas piring, mangkuk dan sendok. Perlahan dia mengguyur air keruh itu membilas perabotan rumah tangga dia cuci.

"MCK ini sumbangan dari pabrik Aqua. Airnya kini tidak mengalir dan warga setiap hari gunakan air keruh ini untuk kebutuhan sehari-hari," kata Siti, warga RT 02/ RW 05 Kampung Pojok, kepada merdeka.com.

Siti mengeluhkan sejak berdiri pabrik Aqua di bawah rumahnya, air sumur di kediamannya mulai mengering. Kekeringan kian parah di musim kemarau. "Kalau untuk air minum baru kita pakai pompa di rumah. Sisanya pakai air di sini," ujar Siti. Jika sumurnya kering, dia harus berjalan menanjak dan menurun sekitar satu kilometer menuju mata air juga digunakan penduduk Kampung Pojok.

Suaminya, Ari, baru pulang dari sawah langsung mendekati Siti. Dia mencuci kakinya di kolam itu dengan sabun colek. Sehabis itu, dia menggosok gigi dan berkumur memakai air keruh baru saja digunakan istrinya mencuci. "Sudah biasa seperti ini," tutur Ari.

Kenyataan dihadapi Siti sekampung memang sulit dipercaya lantaran Sukabumi merupakan nafas industri air kemasan kelas dunia. Di sekitar Desa Babakan Pari, mulai dari jalan raya menuju Kota Sukabumi terdapat tiga pabrik air kemasan: Aqua-Danone, You C 1000, dan Pocari Sweet. Tidak jauh dari sana masih ada pabrik 2 Tang, PT Indolakto, dan Kratingdeng.

Menurut data Dinas Pertambangan dan Energi Sukabumi, kini berubah nama menjadi Dinas Pengelolaan Energi dan Sumber Daya Mineral, tiga tahun lalu di Kecamatan Cidahu ada sebelas perusahaan mengambil dan memanfaatkan air di daerah itu. Mereka adalah PT Aqua Golden Mississippi, PT Ades Water Indonesia Tbk, PT Tirta Food Aritama, PT Cisalada Jaya Tirtatama, PT Baksomas Sugiharto, PT Subur Tirta Sejuk, PT Tri Banyan Tirta, PT Agrawira Tirtamitra, PT Asia Health Energi Beverages, PT Airess Mega Utama, dan PT Tirta Investama.

Hasil penelitian Direktorat Geologi bekerja sama dengan Bagian Lingkungan Hidup Kabupaten Sukabumi menemukan 37 mata air di dua kecamatan, yakni Cicurug dan Cidahu. Total debit air dari mata-mata air itu 1.335 liter per detik.

Hasil riset 2012, kata Irfan Zamzami, peneliti dari Amrta Institute for Water Literacy, eksploitasi air di Kabupaten Sukabumi telah membuat warga menderita. Sebagian besar miskin dan sulit memperoleh air bersih.

"Sebanyak 48 persen atau hampir separuh pengambilan air tanah di Kabupaten Sukabumi dilakukan oleh tiga perusahaanpenghasil produk terkemuka di dunia, yaitu Aqua, Pocari Sweat, dan Indomilk," kata Irfan melalui surat elektronik Senin pekan lalu.

Dia menemukan 24 persen warga tinggal di sekitar perusahaan air kemasan tergolong miskin. Selain itu, temuannya di Kecamatan Cidahu, mayoritas penduduknya berada di sekitar perusahaan air kemasan, seperti Aqua, Pocari Sweet, Indomilk, Kratingdeng, dan Alto kesulitan air bersih. "Di Kecamatan Cidahu banyak yangi kesulitan terhadap akses air bersih," ujar Irfan.

Hingga berita ini dilansir, pihak Aqua Danone belum memberikan konfirmasi soal itu. "Akan saya koordinasikan di dalam dulu, ya Mas. Mohon diberi waktu, terima kasih banyak," tutur juru bicara Aqua Danone Clarissa Idarto melalui pesan BlackBerry Messenger Sabtu pekan kemarin.