Monday, January 20, 2014

Melihat Bali Sesungguhnya di Desa Tenganan

Katakepo.blogspot.com - Tenganan adalah desa yang mempunyai keunikan sendiri di Bali, desa yang terletak cukup terpencil dan terletak di Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem. Untuk mencapai desa ini melalui jalan darat dan berjarak sekitar 60 km dari pusat kota Denpasar, Bali.

Desa ini sangatlah tradisional karena dapat bertahan dari arus perubahan zaman yang sangat cepat dari teknologi. Walaupun sarana dan prasarana seperti listrik dan lain-lain masuk ke Desa Tenganan ini, tetapi rumah dan adat tetap dipertahankan seperti aslinya yang tetap eksotis. Ini karena masyarakat Tenganan mempunyai peraturan adat desa yang sangat kuat, yang mereka sebut dengan awig-awig yang sudah mereka tulis sejak abad 11 dan sudah diperbarui pada tahun 1842.

Ketika tempat wisata yang lain di Bali berkembang pesat seperti Pantai Kuta, Pantai Amed, yang sangat meriah dengan kehadiran hotel, café, dan kehidupan malamnya, Desa Tenganan tetap saja berdiri kokoh tidak peduli dengan perubahan zaman.


Warga di Desa Tenganan, Kabupaten Karangasem, Bali dan hasil kerajinan tangan yang dijual untuk wisatawan.
Desa ini tetap bertahan dengan tiga balai desanya yang kusam dan rumah adat yang berderet yang sama persis satu dengan lainnya. Tidak hanya itu di desa ini keturunan juga dipertahankan dengan perkawinan antar sesama warga desa. Oleh karena itu Desa Tenganan tetap tradisional dan eksotis, walaupun masyarakat Tenganan menerima masukan dari dunia luar tetapi tetap saja tidak akan cepat berubah. Pasalnya peraturan desa adat/awig-awig mempunyai peranan yang sangat penting terhadap masyarakat Desa Tenganan.

Untuk memasuki Desa Tenganan sangatlah unik. Sebelum masuk ke area Desa Tenganan, kita akan melalui sebuah loket. Di situ kita tidak diharuskan membayar karena tidak ada tiket/karcis yang dijual.

Sebagai gantinya kita memberikan sumbangan sukarela berapa saja seikhlas kita ke petugas di bangunan kayu yang semipermanen. Sebelum masuk wisatawan harus melalui gerbang yang cukup sempit yang hanya cukup dilewati oleh satu orang.

Warga Desa Tenganan, Kabupaten Karangasem, Bali.
Penghasilan penduduk Desa Tenganan juga tidak jelas berapa pendapatannya, karena di sana masih menggunakan sistem barter di antara warganya. Di sana banyak tanaman, sawah, kerbau yang bebas berkeliaran di pekarangan rumah mereka.

Untuk mendongkrak potensi wisata, penduduk Desa Tenganan banyak menjual hasil kerajinan kepada turis. Art shop juga dapat kita lihat begitu kaki kita melangkah ke pintu masuk. Mereka menjual banyak kerajinan seperti anyaman bambu, ukir-ukiran, lukisan mini yang diukir di atas daun lontar yang sudah dibakar.

Paling terkenal adalah kain geringsing. Kain ini sangatlah unik karena dengan sekilas memandang kita dapat langsung mengetahui kalau kain tersebut memang buatan tangan. Kain ini termasuk mahal, dan hanya diproduksi di Desa Tenganan saja.

Waktu pengerjaannya pun memerlukan waktu cukup lama, karena karena warna–warna yang terdapat di kain gringsing ini berasal dari tumbuh-tumbuhan dan memerlukan perlakuan khusus.

Suvenir Desa Tenganan, Kabupaten Karangasem, Bali.
"Walaupun banyak wisatawan yang semakin lama semakin banyak untuk datang di desa ini, namun sayang belanja suvenir mereka masih kurang," ungkap I Made, pelukis lukisan mini di atas daun lontar.

Berada di desa ini kita merasakan suasana yang aman dan damai, para penduduk desa sangat ramah dan bersahabat. Kita dapat berkeliling areal desa tersebut dan menyaksikan aktivitas mereka sehari-hari. Saat yang paling tepat kita berada di sana pada saat sore hari, karena pada sore hari biasanya penduduk Desa Tenganan sudah melakukan aktivitasnya.

Mereka berkumpul di depan rumahnya masing-masing atau mereka keluar dan berkumpul bersama para penduduk yang lain. Pada kesempatan itu lah kita dapat menyaksikan dan melihat tingkah laku dan adat budaya tradisional mereka yang amat kental. Maka pantaslah jika mereka disebut dengan sebutan Bali Aga atau Bali Asli.

Lukisan di atas daun lontar yang dibuat warga Desa Tenganan, Kabupaten Karangasem, Bali.
Berikut tips untuk Anda yang berencana berkunjung ke Desa Tenganan.

1. Biasanya pada bulan Juni diadakan upacara adat pesta perang pandan. Acara ini menarik banget! Sayang saya belum sempat ke sini pada saat acara berlangsung.

2. Setahu saya belum ada transportasi umum untuk mencapai Desa Tenganan. Tetapi ke sini dapat dijangkau dengan sepeda motor atau mobil pribadi.

3. Kerajinan khas desa adat Tenganan Pegringsingan selain kain tenun, ada juga ukir/lukis daun lontar. Kerajinan ini sangat menarik untuk dibeli karena unik untuk koleksi.

4. Seru deh kalau bisa berbaur dengan masyarakat lokal! Masyarakat di sini ramah dan kita bisa mendapatkan banyak pelajaran hidup dari kearifan lokal mereka. (BARRY KUSUMA)

Warga Desa Tenganan, Kabupaten Karangasem, Bali.

Friday, January 17, 2014

Saatnya Mempromosikan Pariwisata Bengkulu

Katakepo.blogspot.com - BENGKULU, Pemerintah Provinsi Bengkulu membenahi sejumlah obyek wisata alam dan sejarah menjelang peringatan Hari Pers Nasional yang akan berlangsung di Bengkulu pada 1 hingga 10 Februari 2014.

"Peringatan Hari Pers Nasional akan dihadiri ratusan wartawan, ini kesempatan untuk mengekspos Bengkulu, termasuk sektor pariwisata," kata Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bengkulu, Hasanudin di Bengkulu, Jumat (17/1/2014).

Menurut Hasanudin selain dihadiri wartawan dalam negeri, perhelatan akbar yang rencananya akan dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tersebut juga akan dihadiri wartawan dari negara-negara ASEAN.

Bahkan Menteri Penerangan Malaysia bersama 50 wartawan Malaysia juga dijadwalkan hadir pada peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2014.

"Sejumlah obyek wisata yang mulai dibenahi mulai dari wisata alam seperti pantai dan wisata sejarah seperti Benteng Marlborough dan Rumah Bung Karno," katanya.


Suasana rumah pengasingan Bung Karno di Kelurahan Anggut, Kecamatan Ratu Samban, Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu, beberapa waktu lalu. Rumah ini pernah dihuni Bung Karno tahun 1938-1942. Di rumah inilah, sang roklamator untuk pertama kali bertemu dengan Fatmawati.
Pembenahan kawasan wisata Pantai Panjang yang merupakan obyek wisata alam andalan sudah dilakukan dengan membagi tugas wilayah pembersihan kepada dinas dan instansi pemerintah.

Masing-masing satuan kerja perangkat daerah (SKPD) diberi tugas dan wewenang untuk membersihkan kawasan tertentu di wilayah pantai.

Penataan pedagang di kawasan wisata Tapak Paderi juga sudah dilakukan pemerintah daerah, termasuk membersihkan kawasan pantai dari sampah seperti di Pantai Pondokbesi. "Perbaikan Rumah Bung Karno juga sudah tuntas, demikian juga penataan taman di Benteng Marlborough," ujarnya.

Puncak peringatan HPN 2014 direncanakan digelar di halaman dalam Benteng Marlborough pada 9 Februari 2014.

Kepala Badan Pelestari Cagar Budaya (BPCB) Jambi, Winston Mambo mengatakan pihaknya mendukung rencana pemerintah menjadikan benteng sebagai lokasi puncak peringatan HPN 2014.

Rafflesia arnoldii mekar di hutan Cagar Alam Taba Penanjung, Kabupaten Bengkulu Tengah, Bengkulu, Rabu (15/5/2013). Setiap kali ada bunga raflesia mekar di hutan yang dibelah Jalan Raya Bengkulu-Kepahiang itu selalu menarik perhatian wisatawan dan warga.
"Ini membuktikan bahwa cagar budaya dapat dimanfaatkan untuk kegiatan daerah, termasuk HPN yang menjadi agenda nasional," katanya.

Hanya saja, menurut Winston, perlu perlakuan khusus seperti pemasangan spanduk dan perangkat pendukung lainnya agar tidak bersentuhan langsung dengan bangunan benteng.

Selain itu, perlu penataan ulang meriam-meriam yang masih ada di halaman dalam benteng. "Juga beberapa ruangan yang berisi gambar-gambar yang perlu dibenahi sehingga layak tampil," ujarnya.

Wanita Dilarang Terlalu Banyak Duduk

Katakepo.blogspot.com - Beberapa wanita mungkin berpikir latihan rutin sudah cukup untuk menjaga kesehatan. Latihan rutin kerap dilakukan untuk mengimbangi banyaknya waktu yang dihabiskan untuk duduk, baik saat bekerja maupun menonton siaran televisi.
 
Namun riset membuktikan, wanita usia pertengahan yang menghabiskan waktu duduk terlalu banyak, berisiko lebih besar menghadapi berbagai masalah kesehatan. Risiko ini bahkan tidak berkurang bagi yang rutin melakukan latihan fisik.
 
Mereka yang tidak aktif dan hanya duduk selama 11 jam, berisiko 12 persen lebih besar menghadapi kematian dini. Wanita juga berisiko 27 persen lebih besar meninggal karena serangan jantung, dan lima kali lebih mungkin mengalami kematian karena kanker.
 
Risiko lebih besar dibanding mereka yang hanya tidak aktif selama empat jam atau kurang. Menurut tim peneliti asal Amerika Serikat, risiko ini juga tampak pada mereka yang melakukan latihan rutin setiap harinya.  
 
Hasil riset ini tentunya berlawanan dengan asumsi yang banyak beredar di masyarakat. “Selama ini asumsi masyarakat adalah sepanjang tubuh sehat dan rutin olahraga, maka kesehatan akan terjaga. Perlindungan akan tetap ada, tidak peduli berapa lama waktu yang dihabiskan untuk duduk tiap harinya. Faktanya dengan menjalani gaya hidup sedentary, perlindungan tubuh semakin minim,” kata peneliti Rebecca Saguin dari New York’s Cornell University.
 
Riset yang dipublikasikan dalam American Journal of Preventive Medicine ini melibatkan 93.000 wanita usia pertengahan sebagai responden. Para responden diketahui sudah menopause selama kurang lebih 12 tahun. Hasil riset menyatakan duduk terlalu lama akan meningkatkan risiko kematian. Hasil ini tak berubah meski sudah dimasukkan faktor lainnya, misalnya penyakit kronis dan kesehatan secara keseluruhan.
 
Wanita mulai kehilangan massa otot saat berusia 35. Perubahan ini makin cepat bersamaan dengan timbulnya menopause. Saguin menjelaskan, terlalu banyak duduk menyulitkan wanita memperoleh kembali kekuatan fisik yang sempat hilang. Latihan rutin, terutama angkat beban dan latihan pembentukan otot, membantu tubuh melawan penurunan kekuatan otot tersebut.
 
Latihan rutin juga penting untuk memelihara kesehatan tubuh, Saguin yang juga ahli nutrisi, menyarankan wanita sedini mungkin melakukan langkah kecil, untuk menjaga kesehatannya di masa mendatang.

“Bergeraklah sesering mungkin. Bila sedang di kantor, bangunlah dari duduk dan bergeraklah. Bila sudah pensiun jangan habiskan waktu di depan televisi, sering-seringlah bergerak meski hanya di sekitar tempat tinggal,” ujarnya.
 

Amankah Melakukan Sulam Alis?

Katakepo.blogspot.com - Menghias alis agar penampilan wajah terlihat lebih menarik memang tak mudah. Alis yang terlalu lebat membuat wajah terlihat kuno, sementara alis yang tipis akan memberikan efek galak atau judes. 

Tak heran jika banyak wanita yang memilih melakukan sulam alis agar alis lebih rapi. Kendati begitu, tindakan sulam alis tak selamanya aman.

Salah satu faktor yang paling ditakutkan adalah infeksi kuman akibat penggunaan tinta dan peralatan yang tidak steril. 

Selain itu sulam alis juga kemungkinan bisa menimbulkan alergi sehingga kulit menjadi gatal atau rasa terbakar. Pada kasus yang parah dapat mengakibatkan bekas luka yang permanen.

Seiring bertambahnya usia, kulit manusia cenderung mengerut. Untuk beberapa daerah wajah, seperti bibir, kulit akan mengering dan tampak menyusut. Sementara, bila sulam atau tato makeup diterapkan pada mata atau bibir, bisa menyebabkan kulit tertarik seakan seperti mengenakan topeng.

Bahaya lain dari melakukan sulam alis atau sulam bibir secara permanen adalah iritasi dan pembengkakan. 

Karenanya sebelum melakukan tindakan tersebut, pastikan salon atau klinik kecantikan yang dituju memang higienis dan memiliki keterampilan untuk melakukannya.
Sumber :

Tikus Ini Berpotensi Jadi Obat Kanker Masa Depan

Katakepo.blogspot.com - Kanker merupakan penyakit yang mematikan sehinggga pengobatannya pun memiliki arti yang sangat penting bagi kelangsungan hidup seseorang. 
Sebuah teroboson baru dalam bidang pengobatan kanker saat ini tengah dikembangkan oleh para ilmuwan. Pengobatan yang diklaim berpotensi "mengubah kehidupan" tersebut memanfaatkan sel imun kanker dari sejenis hewan bernama tikus mondok telanjang.
Tim ilmuwan telah melakukan studi selama 16 tahun untuk mempelajari tikus dengan nama ilmiahHeterocephalus glaber tersebut. Mereka meyakini, substansi tertentu dari sel mereka bermanfaat untuk menghancurkan kanker pada manusia dan mamalia lainnya.
Peneliti studi Aaron Avivi dari Haifa University, Israel, mengatakan, dalam 16 tahun periode studi, tim ilmuwan tidak pernah menemukan kanker apa pun pada tikus mondok telanjang. Berbeda dengan tikus lainnya yang paling tidak ditemukan dalam periode 20 tahun.
Studi yang dipublikasi dalam jurnal Biomedcentral (BMC) Biology tersebut menemukan, tikus mondok mengalami evolusi metabolisme yang sedikit banyak dipicu oleh lingkungan hidup mereka di dalam tanah.
Dalam studi ini, ilmuwan melakukan sejumlah percobaan pada tikus biasa maupun tikus mondok. Mereka mengekspos tikus-tikus dengan karsinogen poten untuk memicu tumbuhnya kanker dalam tubuh tikus. Hasilnya meski tikus biasa mengalami tumor, pada tikus mondok telanjang sama sekali tidak ditemukan sel kanker dalam tubuhnya.
"Tikus mondok telanjang tidak hanya resistan pada kanker yang terjadi secara alami, tapi juga dari kanker yang diinduksikan," ujar peneliti.
Menurut mereka, perlu adanya eksplorasi mekanisme hingga ke tingkat molekular yang dapat menjelaskan mengapa tikus mondok telanjang lebih mampu bertahan hidup pada lingkungan yang ekstrem. Serta, bagaimana sel imun di dalam tubuh mereka dapat menghindari kanker karena dapat membunuh sel kanker homolog maupun heterolog.