Friday, April 3, 2015

Mengapa Telur Harus Diwarnai saat Paskah?

Katakepo.blogspot.com - Pihak taman kanak-kanak grupnya si ragil menempelkan sebuah kertas memo di rak. Di sana tertulis,“ Jangan lupa membawa dua cangkang telur untuk hasta karya.
Yaaaahhhh … saya lupa terus. Ibuk-ibuuuk! Untungnya begitu baca memo waktu mengantar anak sekolah, jemputnya langsung menyerahkan kepada sang guru. Dua buah cangkang telur. Beres!
Oh ya. Karena waktu di Indonesia tak pernah meniup telur, saya jadi tahu caranya menyiapkan cangkang telur tanpa isi. Pertama dilubangi bagian atas dan bawah telur dengan sebuah alat dapur tajam seperti paku. Selanjutnya, ditiup kuat-kuat dari salah satu lubang dan akan keluar dari lubang yang lain. Kadang berbentuk gumpalan. Plup! Lucu.
Seminggu kemudian, hasta karya sudah dibuat. Hmmm … Rupanya tradisi mewarnai telur dan atau hasta karya lain yang menggunakan cangkang telur sudah jadi tradisi tahunan. Pra paskah, mau anak Indonesia, mau anak Rusia, mau anak Turki, mau anak Jerman … semua yang sekolah di sekolah Jerman memang biasa diajari tradisi yang waktu jamannya suami saya kecil juga sudah ada.
Sedangkan acara mewarnai telurnya, dengan pewarna khusus untuk bahan makanan bukan pewarna pakaian seperti yang pernah saya dengar sering dipakai penjual jajanan anak-anak Indonesia. Aman.


Lantas, mengapa harus mewarnai telur sih?
Konon, dahulu orang Jerman yang beragama Katolik, memiliki tradisi menyembunyikan telur (rebus) paskah di kebun atau sekitar rumah. Telur di Jerman ada yang berwarna putih dan ada yang coklat (belum lagi dibagi atas apakah telurnya sehat karena ayamnya happy dilepas atau telur kurang sehat karena ayamnya stress di kandang yang full house).
Nah, suatu hari saat tiba waktunya untuk mencari telur. Turun salju. Telur tidak mudah untuk ditemukan, apalagi telur yang berwarna putih. Sayang kan kalau sampai tidak ketemu dan busuk tak dimakan? Karena warga menyadari hal ini, muncullah ide mewarnai telur, apalagi dengan warna jreng. Biar mencolok mata. Mau di atas rumput hijau, atau diatas salju, masih kelihatan. Mudah ditemukan.
Tadinya saya geleng kepala soal ini, waduuuh … gagal paham. Begitu tahu bahwa di daerah kami, minggu ini saja sudah dua-tiga hari dihujani salju kecil, jadi mengangguk. Paskah putih bisa terjadi seperti tahun-tahun sebelumnya. Musim semi bisa juga ada salju, ya? Jadi make sense kalau telur memang harus diwarnai. Selain babagan agar mudah ditemukan tadi, ini juga menjadi aktivitas yang menarik untuk anak-anak, media kreativitas yang jadi tradisi sebuah bangsa dan hidup jadi semakin berwarna. Kalau hanya ada hitam putih, apa kata duniaaaaaa? Hiyaaa….
Sekarang, saya ucapkan selamat hari paskah bagi Kompasianer yang merayakan, yang tidak merayakan semoga sempat kebagian coklat atau telur warna-warninya. Nyam-nyam, deh.

Thursday, April 2, 2015

Hati-hati, marak beredar air zam-zam palsu di Tanah Abang

Katakepo.blogspot.com - Polisi membongkar industri pemalsu air zam-zam palsu di Tanah Abang, Jakarta Pusat. Polisi juga mengamankan 6 orang yaitu MR, SS, WD, AW, MH dan NS.

"Sekitar pukul 12.30 WIB MR dan kawan-kawan ditangkap daerah Tanah Abang pada tanggal 1 April 2015 di Toko Rizky Agency," ujar Kasat Reskrim Polres Jakarta Pusat AKBP Tatan Dirsan Atmaja saat ditemui di Polres Jakarta Pusat, Kamis (2/4).

Modus yang dilakukan para pelaku yaitu mengemas air mineral galon ke wadah lain dan dijual sebagai air zam-zam. Ukuran yang dijual pun bervariasi dari 300 ml, 1 liter dan 5 liter.

Ternyata, sebelum membuka usaha sendiri, MR pernah bekerja dalam membuat air zam-zam palsu. "Sebelumnya MR pernah bekerja dan membuat air zam-zam yang serupa di tempa tersangka MH yang beralamat Jakarta Timur, sehingga MR membuka usaha sendiri di Tanah Abang, dan ada juga beberapa air zam-zam yang dibeli dari MH untuk dijual oleh tersangka MR," jelas Tatan.

Saat ini pihak kepolisian sudah menyita barang bukti, antara lain 182 jeriken ukuran 5 liter air zam-zam palsu yang dibungkus plastik bertulisan Safewrap, 41 dus air zam-zam palsu merek zam-zam water kemasan dus warna putih, 38 dus air zam-zam merek wate from Makkah Al Mukaromah, 9 dus minyak Zaitu merek Le Riche, 13 bal dus air zam-zam, 1 dus tutup botol, 80 galon air mineral galon, 5 pas dus minyak zaitun, 4 hair dryer merek Wigo, 6 dus jeriken 1 liter, 1 plastik botol mineral, 4 plastik tutup botol, 4 plastik merek berbagai macam, 18 dus minyak goreng, 5 stempel tanggal, 1 bak stempel, 2 rol plastik dan 2 alat press.

Kemasan air zam-zam 5 liter dijual seharga Rp 75.000-Rp 125.000, 1 liter Rp 25.000, 300 ml seharga Rp 10.000, madu Rp 75.000- Rp 100.000 dan minyak zaitun oplosan yang dicampur minyak goreng merek Filma seharga Rp 10.000.

Sudah lawan arah, pemotor ini ngotot tidak mau memberi jalan

Katakepo.blogspot.com - Aksi pelanggar lalu lintas di Jakarta sudah semakin sering dan terkadang mereka merasa tidak bersalah. Meski sudah ada rambu, kerap kali pengendara melanggarnya.

Salah satunya seperti yang dilakukan oleh pengendara sepeda motor bernomor polisi B 6971 ZCB. Pemotor pria ini nekat melawan arus, dan saat berpapasan dengan mobil di depan, dia enggan memberi jalan dan berdiam diri sambil bersedekap.

Foto pengendara keras kepala ini kemudian diunggah ke Facebook oleh akun Gati Nazeni. Dia menjelaskan, pemotor ini melawan arah di daerah Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Dalam Facebook-nya, Gati Nazeni menuliskan, aksi pemotor melawan arah tersebut terjadi Kamis (2/4) pagi. Saat berpapasan tersebut, dia sengaja menghadang pemotor tersebut. Setelah sempat bertahan, pemotor berjaket hijau tersebut akhirnya mengalah dan memberi jalan.

"Head to head ama gua? Hayuks..... Kalo kita yang bener kenapa harus ngalah sama yang salah. Udah jelas banget kalo lajur yang harusnya dilewatin tu motor gak padet-padet amat masih aja mo kontraflow. Selama gak ada mobil pemadam kebakaran ato ambulan yang brisik di belakang loe mah gua jabanin."

Salah seorang pengguna Facebook berkomentar, "Ech...share donk ke TMC Polda... Kita tanya tanggapannya bagaimana.... Apa mau dibelain lagi kaya yang di bus Transjakarta?"

Kisah pesatnya penyebaran Islam di Eropa dan Amerika

Katakepo.blogspot.com - Umat Islam terus menjadi sasaran kecurigaan atas aksi terorisme di dunia. Kecurigaan berkembang menjadi kebencian. Di beberapa negara, utamanya di Eropa dan Amerika Serikat, perlakuan diskriminatif masih dirasakan pengikut Nabi Muhammad ini.

Di Eropa, kebencian ini terekam dalam jajak pendapat yang dirilis pada April 2010 lalu. Jajak pendapat tersebut menunjukkan bahwa 54 persen dari masyarakat Austria menganggap bahwa Islam adalah ancaman bagi gaya hidup Barat yang damai.

Dilihat dari sisi demokrasi, kebebasan dan toleransi, sebanyak 71 persen dari mereka berpendapat bahwa Islam tidak sesuai dengan konsep Barat tentang demokrasi, kebebasan dan toleransi. Sementara dari sisi hidup kolektif, sebanyak 72 persen beranggapan bahwa muslim di Austria tidak mengikuti aturan hidup kolektif.

Di Swiss, sebanyak 57 persen menolak pembangunan menara masjid, dan di Inggris 53 persen menganggap bahwa Islam adalah bahaya itu sendiri.

Survei lainnya menyebutkan bahwa empat dari 10 orang Perancis dan Jerman melihat muslim yang tinggal di negara mereka sebagai ancaman. Demikian hasil jajak pendapat yang diterbitkan oleh Surat kabar Prancis, Le Monde.

Sementara itu di Amerika Serikat, survei yang dilakukan perusahaan asal AS Rasmussen, mendapati bahwa warga Negeri Paman Sam menilai Islam sebagai agama yang paling menganjurkan kekerasan dibanding agama lain.

Surat kabar the Washington Times melaporkan, Selasa (13/1), sebanyak 52 persen responden dalam jajak pendapat itu mengatakan praktik agama Islam saat ini mendorong orang berbuat kekerasan. Sedangkan 28 persen menyatakan bukan itu masalahnya dan 20 persen sisanya abstain.

Survei melalui telepon itu juga menyatakan sebanyak 64 persen responden berpendapat saat ini memang tengah terjadi konflik global antara peradaban Barat dan Islam. Sebanyak 19 persen tidak setuju dan 17 persen lagi tidak yakin.

Sekitar tiga per empat warga yang disurvei atau 75 persen responden mengatakan para ulama harus mendorong pemahaman yang lebih menekankan perdamaian.

Sementara itu hanya 24 persen responden meyakini tindakan penyerang Charlie Hebdo yang membunuh 12 orang karena kartun nabi itu mencerminkan Islam yang sebenarnya.

Sebanyak 16 persen responden juga menyatakan Taliban di Afganistan yang membantai 130 siswa di Pakistan mewakili Islam yang sebenarnya. Sedangkan yang menilai kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) sebagai Islam yang sebenarnya hanya 27 persen responden.

Dengan kata lain, sesungguhnya jajak pendapat itu memperlihatkan sekitar tiga per empat warga Amerika tidak paham seperti apa Islam yang sebenarnya atau bagaimana sejarah Islam sesungguhnya. Bisa juga dikatakan, kebanyakan orang Amerika saat ini tidak bisa menilai Islam secara objektif.

Kebencian terhadap Islam sudah muncul sejak berabad-abad lampau. Terlepas dari latar belakang penyebab kebencian tersebut, nyatanya Islam merupakan agama yang paling cepat perkembangannya di Eropa dan Amerika.

Sejak menyebarnya Islam ke Eropa pada abad ke-7 Masehi melalui Andalusia (Spanyol) oleh pasukan Thariq bin Ziyad, panglima tentara dari Dinasti Bani Umayyah, benua putih dan biru itu seakan menjadi lahan subur penyebaran dakwah dan syiar Islam.

Hasil studi yang dirilis akhir tahun lalu menemukan bahwa Eropa memiliki sedikitnya 38 juta muslim atau sebesar lima persen dari total populasi benua tersebut. Muslim di Eropa sebagian besar terkonsentrasi di Eropa Tengah dan Timur. Sementara itu, Rusia memiliki lebih dari 16 juta penduduk muslim, angka ini merupakan yang terbesar di Eropa. Sedangkan penduduk muslim di Jerman sebanyak 4,5 juta, Prancis sebanyak 3,5 juta jiwa, Inggris sekitar 2 juta orang, dan Italia sebanyak 1,3 juta jiwa.

Sisanya tersebar di beberapa negara Eropa lainnya seperti Portugal, Swedia, Belanda, Swiss, Belgia, dan lainnya. Jumlah ini diperkirakan masih akan terus bertambah. Sebuah hasil studi di Rusia menyebutkan, jumlah pemeluk Islam di negara Beruang Merah tersebut mencapai 25 juta jiwa dari total populasi yang mencapai 145 juta jiwa.

Sementara itu, kelompok pencari fakta asal Amerika, Pew Research Center mendapati bahwa dalam 30 tahun terakhir, jumlah penduduk muslimin di seluruh dunia telah meningkat pesat. Data statistik menunjukkan, pada tahun 1973 penduduk Muslim dunia sekitar 500 juta jiwa. Namun, saat ini jumlahnya naik sekitar 300 persen menjadi 1,57 miliar jiwa. Tercatat, satu dari empat penduduk dunia beragama Islam.

Studi tersebut mengatakan bahwa hampir 46 juta Muslim berada di benua Amerika. Di negara super power, Amerika Serikat, agama Islam dipeluk oleh sekitar 2,5 juta orang. Sementara itu, di Kanada jumlah pemeluk Islam mencapai 700 ribu orang. Tak jauh berbeda dengan Argentina. Umat Islam di negara Tango itu mencapai 800 ribu orang, dan merupakan pemeluk Islam terbesar di Amerika Selatan. Sementara itu, di Suriname, pemeluk Islam mencapai 16 persen dari total penduduknya, dan menjadi populasi Muslim terbesar di benua Amerika.

Pesatnya penyebaran Islam di Eropa dan Amerika ini muncul terutama setelah serangan terhadap World Trade Center (WTC) pada tanggal 11 September 2001 silam. Ketertarikan secara alamiah clan rasa ingin tahu yang mendalam telah mendorong peningkatan jumlah warga dunia yang berpaling kepada Islam.

Hal ini diakui oleh Imam besar Islamic Centre of New York, Shamsi Ali. Menurutnya, perkembangan Islam di AS semakin pesat setelah kejadian tersebut. Ali menyebut, kejadian 11 September 2001 merupakan momentum perkembangan Islam di Amerika.

"Kesalahpahaman terhadap Islam kan sudah lama. (11/9) Itu titik balik. Saya melihat justru itu titik baliknya, karena Islam di ekspose kan, dan Islam itu walau diekspos secara negatif kepada orang Amerika, ternyata dengan karakter ingin tahunya mereka, mereka mencari dan ketika mereka mencari mereka menemukan Islam yang sesungguhnya," ujar Ali .

Ali memaparkan, sebelum 11 September 2001, pemeluk Islam di AS adalah imigran dan pekerja biasa yang datang dari Indonesia atau negara-negara lain yang mayoritas penduduknya memeluk Islam. Setelah 11 September 2001, lanjut Ali, banyak kalangan intelektual serta profesional muda yang memutuskan untuk memeluk Islam.

"Artinya jumlahnya bertambah, kualitasnya juga semakin kokoh, semakin kuat," ujar Ali.

Salah satu profesional muda yang pada akhirnya memutuskan untuk memeluk Islam adalah George Green. Green sebelumnya dikenal sebagai manajer tur artis-artis hip hop kenamaan dunia seperti Jay-Z dan Kanye West.

Selama lima tahun Green mempelajari Islam setelah mendengar suara azan saat bertandang ke Dubai bersama rapper ternama yang juga seorang muslim, Akon pada tahun 2006. "Tahun 2011 saya memutuskan untuk memeluk Islam," ucap Green kepada merdeka.com, Minggu (29/3).

Kini, Green memilih jalan hidup sebagai motivator, penulis, dan sukarelawan di bidang kemanusiaan. Bukan hal yang aneh apabila menemui Green sedang membagi-bagikan makanan kepada para tunawisma di jalan-jalan di kota New York, AS atau di Melbourne, Australia lantaran Green berkomitmen menggarap proyek-proyek amal dan kemanusiaan secara global.

Ternyata sifat terlalu sensitif adalah bawaan lahir!

Katakepo.blogspot.com - Apakah kepribadian kita dibentuk oleh lingkungan atau memang kepribadian itu sudah ada dalam diri kita sejak lahir? Beberapa kualitas diri barangkali memang dipengaruhi oleh lingkungan, namun peneliti telah menemukan bahwa salah satu sifat, yaitu tingkat sensitivitas seseorang, ternyata merupakan bawaan lahir.

Penelitian mengungkap bahwa tingkat sensitif seseorang telah ditentukan sejak dia lahir. Orang yang terlalu sensitif memiliki gen tertentu dalam dirinya yang membuatnya merespon lebih emosional terhadap lingkungannya. Sifat sensitif ternyata dipengaruhi oleh gen, pola kerja otak, dan reaksi psikologis seseorang, seperti dilansir oleh Elite Daily.

Orang-orang dengan gen ini akan lebih mudah menangis ketika melihat film sedih atau melihat orang di sekitarnya menangis. Mereka juga lebih mudah merasa kasihan dan empati pada orang lain. Sayangnya, kelemahan orang-orang yang terlalu sensitif adalah mereka seringkali lebih fokus pada hal negatif di lingkungan mereka dibandingkan yang positif. Bias ini membuat orang sensitif menjadi lebih mudah cemas, terutama di lingkungan baru.

Penelitian menemukan bahwa orang yang memiliki sifat terlalu sensitif mengalami aliran darah yang lebih banyak pada bagian otak yang berkaitan dengan emosi, kewaspadaan, dan empati. Sementara itu, sifat sensitif juga dipengaruhi oleh gen bernama CHRNA4 yang mempengaruhi apakah seseorang melihat hal baru sebagai tantangan yang menyenangkan atau malah menakutkan.

Penelitian ini dilakukan pada beberapa kali oleh peneliti untuk melihat masing-masing efek dari pola kerja otak, gen, dan lingkungan sekitar partisipan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa lingkungan memang memiliki andil untuk membentuk kepribadian seseorang, namun tingkat sensitivitas juga ditentukan oleh genetik dan kinerja otak.

Jadi, jangan khawatir jika Anda merasa terlalu sensitif. Itu tampaknya sudah ada dalam darah dan gen Anda.