Katakepo.blogspot.com -
Kalimat yang pernah ditanyakan dahulu, saat berada di rumah sakit. Suatu penyakit yang gejala awalnya bisa hanya seperti flu saja, dan dalam satu atau beberapa hari, bahkan dalam beberapa jam bisa saja menjadi lebih berkembang.
Jadi sebenarnya apa meningitis itu, apa penyebabnya dan bagaimana
gejalanya, desak salah satu saudara di saat berada di ruang tunggu.
Kemudian akhirnya kami membahas lebih banyak tentang penyakit
selaput sistem saraf pusat ini, dari penyebab, gejala dan lainnya.
Penyakit ini sebenarnya bisa di bilang relatif jarang atau langka terjadi, suatu penyakit infeksi yang mengenai selaput halus yang melindungi sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) atau disebut juga dengan selaput meninges. Selaput ini secara anatomi terdiri dari tiga lapisan atau membran yaitu dura mater, arachnoid mater serta pia meter.
Penyebab seperti pada penyakit infeksi lainnya yaitu karena virus, bakteri, jamur, parasit, dan organisme tertentu, tapi ada juga beberapa penyebabnya adalah non-infeksi meningitis. Jika terkena pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, diantaranya orang dengan AIDS dapat menjadikan penyakit bertambah berat.
Pada studi yang dilakukan oleh para peneliti di University of Oxford dan Imperial College London, Inggris, menunjukkan bagaimana bakteri penyebab meningitis dapat meniru sel manusia untuk menghindari sistem kekebalan tubuh bawaan tubuh, dimana hal ini dapat lebih mempersulit penyakit.
Hampir sebagian besar yang paling umum adalah kasus mengitis disebabkan oleh virus, hanya saja hal ini jarang menjadi infeksi yang serius, karena kebanyakan kasus pada orang yang tingkat daya tahan tubuhnya baik maka penyakit dapat sembuh sendiri dalam waktu seminggu tanpa komplikasi.
Infeksi serius bisanya disebabkan oleh bakteri. Diantaranya bakteri yaitu: Haemophilus influenzae tipe b, Neisseria meningitidis, dan bakteri Streptococcus pneumoniae. Pada bayi prematur dan bayi baru lahir selama minggu pertama kehidupan, bisa terkena meningitis yang penyebab umum biasanya dari bakteri jenis streptokokus yang terdapat pada vagina ibu. Sedangkan di Indonesia yang tingkat penyakit tuberkulosis masih tinggi, maka insiden meningitis yang kebanyakan lebih tinggi disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis.
Infeksi ini dapat menular, dan cara penularan juga bisa seperti flu, dimana jika penyebab infeksi (virus, bakteri, jamur, parasit, atau organisme tertentu) terhirup hidung atau dapat juga masuk melalui tenggorokan, karena kontak dekat dengan orang yang terinfeksi. Bagaimana bisa masuk ke selaput meninges otak, secara garis besar mekanismenya yaitu penyebab infeksi yang masuk ke hidung atau tenggokkan diserap sehingga masuk ke dalam darah lalu melalui darah akan membawa ke selaput meninges.
Untuk mengetahui meningitis ini lebih awal bisa melalui gejalanya, tapi ini bukan merupakan penentu pasti dari meningitis. Secara umum jika terkena penyakit meningitis ini pada orang dewasa dan anak, dapat berupa: demam tinggi, muntah, kaku pada leher, sakit kepala parah yang tak henti-hentinya, dan dapat pula mengalami kebingungan.
Sedangkan jika dialami pada bayi, baiknya juga memperhatikan gejala:
Demam tinggi, menangis tiada henti, bahkan bisa menangis tambah lebih keras jika diangkat , makan yang buruk, tampak kelesuan atau tidak aktif, dengan kantuk yang berlebih, terdapat tonjolan di ubun-ubun atas kepala bayi, kaku pada tubuh dan leher bayi.
Baiknya langsung melakukan perawatan medis segera jika Anda atau seseorang dalam keluarga yang memiliki tanda-tanda atau gejala meningitis diatas.
Penyakit ini sebenarnya bisa di bilang relatif jarang atau langka terjadi, suatu penyakit infeksi yang mengenai selaput halus yang melindungi sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) atau disebut juga dengan selaput meninges. Selaput ini secara anatomi terdiri dari tiga lapisan atau membran yaitu dura mater, arachnoid mater serta pia meter.
Penyebab seperti pada penyakit infeksi lainnya yaitu karena virus, bakteri, jamur, parasit, dan organisme tertentu, tapi ada juga beberapa penyebabnya adalah non-infeksi meningitis. Jika terkena pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, diantaranya orang dengan AIDS dapat menjadikan penyakit bertambah berat.
Pada studi yang dilakukan oleh para peneliti di University of Oxford dan Imperial College London, Inggris, menunjukkan bagaimana bakteri penyebab meningitis dapat meniru sel manusia untuk menghindari sistem kekebalan tubuh bawaan tubuh, dimana hal ini dapat lebih mempersulit penyakit.
Hampir sebagian besar yang paling umum adalah kasus mengitis disebabkan oleh virus, hanya saja hal ini jarang menjadi infeksi yang serius, karena kebanyakan kasus pada orang yang tingkat daya tahan tubuhnya baik maka penyakit dapat sembuh sendiri dalam waktu seminggu tanpa komplikasi.
Infeksi serius bisanya disebabkan oleh bakteri. Diantaranya bakteri yaitu: Haemophilus influenzae tipe b, Neisseria meningitidis, dan bakteri Streptococcus pneumoniae. Pada bayi prematur dan bayi baru lahir selama minggu pertama kehidupan, bisa terkena meningitis yang penyebab umum biasanya dari bakteri jenis streptokokus yang terdapat pada vagina ibu. Sedangkan di Indonesia yang tingkat penyakit tuberkulosis masih tinggi, maka insiden meningitis yang kebanyakan lebih tinggi disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis.
Infeksi ini dapat menular, dan cara penularan juga bisa seperti flu, dimana jika penyebab infeksi (virus, bakteri, jamur, parasit, atau organisme tertentu) terhirup hidung atau dapat juga masuk melalui tenggorokan, karena kontak dekat dengan orang yang terinfeksi. Bagaimana bisa masuk ke selaput meninges otak, secara garis besar mekanismenya yaitu penyebab infeksi yang masuk ke hidung atau tenggokkan diserap sehingga masuk ke dalam darah lalu melalui darah akan membawa ke selaput meninges.
Untuk mengetahui meningitis ini lebih awal bisa melalui gejalanya, tapi ini bukan merupakan penentu pasti dari meningitis. Secara umum jika terkena penyakit meningitis ini pada orang dewasa dan anak, dapat berupa: demam tinggi, muntah, kaku pada leher, sakit kepala parah yang tak henti-hentinya, dan dapat pula mengalami kebingungan.
Sedangkan jika dialami pada bayi, baiknya juga memperhatikan gejala:
Demam tinggi, menangis tiada henti, bahkan bisa menangis tambah lebih keras jika diangkat , makan yang buruk, tampak kelesuan atau tidak aktif, dengan kantuk yang berlebih, terdapat tonjolan di ubun-ubun atas kepala bayi, kaku pada tubuh dan leher bayi.
Baiknya langsung melakukan perawatan medis segera jika Anda atau seseorang dalam keluarga yang memiliki tanda-tanda atau gejala meningitis diatas.
0 comments:
Post a Comment