Friday, April 17, 2015

228 TKI di Seluruh Dunia Menunggu Eksekusi Mati

Katakepo.blogspot.com - Bangkalan, Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri RI Moh Iqbal mengatakan, sebanyak 228 TKI di seluruh Indonesia yang bekerja di berbagai negara di dunia kini menunggu eksekusi mati karena terlibat kasus kriminal.

"Dari jumlah itu, sebanyak 37 orang TKI di antaranya adalah TKI yang berada di Arab Saudi," katanya saat berkunjung ke rumah keluarga TKI Siti Zaenab di Bangkalan, Madura, Jawa Timur, Rabu (15/4/2015).

Ia menjelaskan, semula, jumlah TKI di Arab Saudi yang akan dieksekusi mati sebanyak 38 orang. Namun, karena satu di antaranya telah dilaksanakan, yakni TKI Siti Zaenab, maka kini tinggal 37 orang.

Saat ini, Pemerintah Indonesia terus berupaya membebaskan para TKI yang terancam hukuman mati tersebut, baik yang ada di Arab Saudi, maupun di sejumlah negara lain.

Dari sebanyak 37 TKI yang terancam hukuman mati di Arab Saudi itu, satu di antaranya masuk kategori "kritis", yakni tidak bisa diselamatkan karena membunuh anak kecil.

"Namanya Karni Binti Tarsim, asal Brebes, Jawa Tengah," ujar Moh Iqbal.

Khusus di Arab Saudi, para TKI yang terancam hukuman mati itu antara lain terlibat kecelakaan lalu lintas hingga menyebabkan korban meninggal dunia, dan ada pula yang karena tuduhan sihir.

Selain itu, ada juga di antara para TKI itu yang terjerat kasus perzinaan.

"Selain kasus pembunuhan itu, masih ada peluang untuk upaya pemaafan. Namun kalau pembunuhan, tidak bisa. Kecuali, keluarga (korban) memang memaafkan," kata Moh Iqbal.

Ini yang Menyebabkan Mi Instan Tak Sehat

Katakepo.blogspot.com - Mi instan digemari banyak orang Indonesia bukan hanya karena cara penyajiannya yang mudah, melainkan juga rasanya yang gurih dan lezat. Meski demikian, mi instan sebaiknya tidak dikonsumsi terlalu sering karena tidak menyehatkan.

Salah satu kandungan yang perlu diwaspadai dari mi instan adalah lemaknya yang tinggi. Hal ini karena mi instan dibuat dengan cara digoreng.

"Mau mi rebus atau mi goreng, semuanya dibuat dengan cara digoreng. Itu cara paling murah dan umum dilakukan," kata Susan STP, MSC, selaku Head of Nutrifood Research Center, di Jakarta, Rabu (15/4/2015).

Proses penggorengan tersebut membuat mi menjadi lebih empuk dan cepat matang. Karena cara pembuatannya pun instan, yaitu cukup direbus di air mendidih atau seduh di air panas selama 3 menit dan ditambah bumbu, mi siap dimakan.

Meski demikian, proses penggorengan membuat kadar lemak dalam mi instan menjadi tinggi.

Saat ini sebenarnya sudah ada mi instan yang dibuat tidak dengan proses penggorengan, tetapi dioven. "Mi instan seperti ini kalau direbus airnya tetap jernih. Cuma memang proses perebusannya sedikit lebih lama dibanding mi instan biasa," katanya.

Kandungan lilin

Susan mengatakan, tidak benar mitos yang menyebutkan mi instan mengandung lilin. "Karena proses penggorengan dalam pembuatannya, maka kalau kita merebus mi airnya jadi keruh. Orang bilang itu karena lilin, padahal itu karena minyak dan karbohidrat, tepung-tepungnya keluar," ujarnya.

Selain kandungan lemaknya, menurut Susan, yang perlu diwaspadai adalah kandungan garamnya yang tinggi.

"Semua mi instan kan gurih, itu karena garamnya tinggi. Tetapi, orang menganggapnya karena MSG," kata ahli nutrisi yang mengambil studi dari Biotechnology-specialization Food Tech and Bioprocess Technology Wageningen University, Belanda, ini.

Sodium dalam mi instan rata-rata mengandung 50-60 persen kebutuhan sodium per hari. "Padahal, kita dianjurkan hanya boleh mengonsumsi satu sendok teh per hari," imbuhnya.

Kelebihan sodium dikaitkan dengan peningkatan tekanan darah. Untuk menghindari asupan karbohidrat dan sodium yang tinggi, Susan merekomendasikan untuk membatasi mi instan. "Kalau sedang pengin banget, ya dibarengi dengan makan sayur juga. Jadi enggak cuma karbohidrat saja," katanya.

Thursday, April 16, 2015

Kronologi lengkap pembunuhan Deudeuh, dipesan hingga pelaku dibekuk

Katakepo.blogspot.com - Pembunuhan wanita yang kerap 'berjualan' via online terungkap. Pelaku ternyata M Prio Santoso, pelanggan terakhir Deudeuh Alfisahrin alias Tata alias Mpi.

Polisi mencurigai guru bimbingan belajar itu karena namanya ada dalam daftar tamu. Deudeuh terbiasa mencatat identitas dan waktu kedatangan para pria hidung belang sebagai arsip pribadi.

Melalui dunia maya polisi pun melakukan penelusuran. Deudeuh memiliki akun twitter @tataa_chubby menyatakan kalau dirinya merupakan wanita bookingan. Dari situ polisi juga mulai mendapatkan titik terang.

Prio ternyata mengenal Deudeuh melalui jejaring sosial Twitter. Prio dengan akun @santos06yoyo menghubungi janda anak satu itu. Kopi darat perdana pada bulan Maret di indekos Deudeuh di Tebet.

"Mereka komunikasi yang isinya tentang tawaran kerja atau tawaran hubungan terkait profesi korban," kata Wadirkrimum Polda Metro Jaya AKBP Albert TB Sianipar saat jumpa pers di kantornya, Rabu (15/4).

Setelah itu keduanya kembali merencanakan bertemu pada Sabtu (11/4). Ternyata pertemuan tak semanis seperti yang pertama. Hari itu menjadi hari nahas bagi Deudeuh, nyawanya melayang di tangan sang pelanggan.

Setelah melakukan olah tempat kejadian perkara, memeriksa saksi dan mengumpulkan alat bukti, polisi pun bergerak cepat. Keberadaan pria jebolan pesantren itu terlacak melalui handphone Deudeuh yang diambilnya.

Pada Rabu dini hari kemarin Prio yang memang getol 'jajan' itu diringkus satuan Jatanras Polda Metro Jaya di Batu Papak, Bojong Gede, Bogor, Jawa Barat. Saat itu Prio tengan tidur pulas bersama sang istri yang tengah hamil dan anaknya.




Kepada polisi Prio mengaku menghabisi nyawa Deudeuh karena sakit hati. Deudeuh tewas dalam kondisi bugil dengan leher dijerat kabel dan mulut disumpal kaos kaki.

"Katanya saya bau, bikin dia mau pingsan. Saya kesel," ujar Rio singkat di Polda Metro Jaya, Rabu (15/4).

Sebelum tewas Deudeuh sempat melakukan perlawanan dengan mengigit jari Prio. Namun akhirnya Deudeuh tak berdaya karena Prio sekuat tenaga mencekiknya.

Polisi begitu saja percaya karena pelaku mengambil barang berharga Deudeuh. Kuat dugaan ada niat lain saat Rio bertemu pelaku untuk kedua kalinya tersebut.

"Didalami niat dari awalnya, apalagi barang-barang berharga korban berada di meja," tutur Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan.

Sejumlah barang yang diambil pelaku antara lain empat handphone, iPad, uang Rp 2,5 juta, macbook, dan laptop. Untuk mencari barang itu polisi sempat menggeledah tempat kerja Rio sebagai guru privat di Kedoya, Jakarta Barat.

Kini Prio meringkuk di sel tahanan Polda Metro Jaya. Polisi menjeratnya dengan Pasal 365 KUHP dan Pasal 338 KUHP.

Wednesday, April 15, 2015

Batu Mulia, Andalan Ekspor di Sri Lanka, Pelipur Lara di Indonesia

Katakepo.blogspot.com - Melihat-lihat butik batu mulia di Kolombo, Sri Lanka, akhir Maret lalu, Kompas jadi teringat dengan demam batu akik yang tengah melanda Indonesia. Namun, ada perbedaan antara dunia batu mulia di Sri Lanka dan di Tanah Air.

Di Sri Lanka, orang mendapatkan batu mulia semata-mata untuk investasi. Di Indonesia, orang mengumpulkan batu permata bukan hanya untuk investasi, tetapi juga sebagai pelipur lara—terutama bagi kalangan masyarakat bawah. Batu mulia dalam bentuk batu akik menjadi sarana membangun komunikasi dan berpotensi merevitalisasi tradisi dan potensi masa lalu.

Di Kolombo, batu mulia umumnya dijual di butik-butik, galeri, dan toko-toko mewah dengan pengamanan ketat. Tempat-tempat itu umumnya ditandai dengan gardu jaga dan personel pengaman serta pintu lipat berjeruji, seperti terlihat pada Jumat (20/3/2015) siang. Iklan batu mulia di beberapa media cetak lokal berbahasa Inggris tampil mewah.

”Harganya 4.000 dollar AS,” kata seorang penjual batu ruby di salah satu butik sambil menunjukkan sebutir ruby seberat 25 karat.

Bagi Sri Lanka, batu mulia memang menjadi salah satu penangguk devisa. Doktor Geologi DH Ariyaratna, dalam bukunya, Gems of Sri Lanka (Sri Lanka National Gem and Jewelery Authority, September 2013) menulis, 5 persen dari total ekspor Sri Lanka berasal dari ekspor mineral. Dari total ekspor mineral itu, 60 persen di antaranya berasal dari ekspor batu permata.

Masih menurut buku tersebut, sudah sejak abad pertama Sri Lanka dikenal sebagai negeri bertabur batu permata sampai Marcopolo datang pada 1293 dan menamai negeri tersebut sebagai Zeilan atau sila dalam bahasa Pali, Sanskerta, yang artinya batu (permata). Nama yang diberikan Marcopolo itu kemudian berubah menjadi Ceylon.

Marcopolo menulis, hanya di pulau ini ditemukan batu permata ruby terbaik dan tertinggi nilainya di dunia. Selain ruby, ada pula safir, topaz, ametis, dan garnet dengan kualitas terbaik pula. Ibnu Batuta, penjelajah asal Maroko yang datang ke Sri Lanka pada awal abad ke-14, pun menulis, batu permata bertebaran hampir di seluruh sudut Serandib, nama lain Sri Lanka.

Ariyaratna menambahkan, ada 20 lokasi dengan banyak batu permata bertaburan di Sri Lanka. Lokasi-lokasi itu, antara lain, Ratnapura, Hatton, Pelmadulla, Polonaruwa, Okkampitiva, Matale, Kuruwita, Badulla, dan Monaragala.

Di Ratnapura pernah ditemukan batu safir biru seberat 850 karat dan safir 2.501 karat di suatu tempat, 18 kilometer di luar Ratnapura. Di Hatton pernah didapatkan batu aquamarine seberat 7,5 kilogram. Sementara di Pemadulla pernah didapatkan batu safir biru gelap seberat 250 karat. Di Kuruwita, pernah didapatkan safir kuning seberat 850 karat.

Sampai awal tahun 1970-an, hanya ada dua jenis batu permata andalan ekspor Sri Lanka, yakni ruby dan termasuk safir bintang berwarna hitam. Namun setelah itu, bermunculan berbagai batu permata dengan tingkat kekerasan yang sama dengan ruby dan safir, yakni 9 pada skala Mohs.

Menjalin komunikasi

Di Indonesia, terutama Jakarta, orang mengumpulkan batu mulia bukan semata demi investasi meski dewasa ini harganya juga makin melejit. ”Kami memanfaatkan wabah batu akik untuk menjalin komunikasi dengan warga,” kata anggota Binmas Kepolisian Sektor Metro Palmerah, Jakbar, Ajun Inspektur Satu Tugianto, Kamis (9/4/2015). Ia menjelaskan, wabah batu akik yang terjadi setahun belakangan membuat beban kerja Binmas berkurang.

”Kami bisa dengan mudah berkumpul dengan para pengojek di pangkalan, warga di pos hansip, atau komunitas batu akik di salah satu rumah anggota komunitas,” ucapnya. Di sela percakapan tentang batu akik inilah, Tugianto mengumpulkan informasi, mengimbau, memonitor, memediasi, dan merangkul warga.

Hal yang sama juga ia lakukan kala tren sepeda menjadi wabah. ”Tetapi, saat itu rentang rangkulan kami lebih terbatas. Sebab, pemilik sepeda kebanyakan dari kelas menengah saja. Kalau pemilik batu akik, kan, sekarang dari kelas atas sampai kelas bawah,” tuturnya.

Sulaiman (41), tukang ojek, mengatakan, setelah ia mendapat pekerjaan sambilan membuka lapak batu akik, pendapatannya bertambah sampai tiga kali lipat. Edy (46), salah satu warga Kemanggisan, Jakarta Barat, mengatakan, setelah ia mengenal dunia batu akik sejak enam bulan lalu, ia bisa mengakhiri kebiasaan buruknya berjudi.

Istrinya pun senang. Sebab, setelah ia menjadi pedagang khusus batu bacan, Edy yang memiliki 10 unit kos tak lagi memboroskan uang hasil kontrakan untuk berjudi. Ia justru mendapat penghasilan tambahan.

Baik Sulaiman maupun Edy mengatakan, relasi pertemanannya pun meluas tanpa kenal kelas lagi. ”Ya, kalau udah ngomongin batu akik di lapak saya, enggak ada lagi tuh orang kaya, orang miskin, orang penting, orang pinggiran. Habis semuanya pada pakai celana pendek sama kaus doang,” kata Sulaiman sambil tertawa.

Guru Besar Sosiologi UI Prof Mustofa berpendapat, nilai akik di Indonesia tak sebatas nilai kebendaan saja, ”Tetapi juga tentang mitos dan tradisi, sugesti, dan gaya hidup yang oleh Weber (Maximilian Weber, sosiolog dan ekonom asal Jerman) disebut sebagai rasionalitas tradisional.”

Istimewanya, dunia batu akik di Indonesia itu memberikan ruang bermain lebih luas bagi kelas bawah. ”Bagi mereka, dunia batu akik bisa menjadi pelipur lara dan mainan mengasyikkan. Gengsi mereka pun dalam pergaulan antarkelas terangkat,” ucap Mustofa.

Sekretaris Jenderal Komunitas Batu Mulia Sujatmiko mengatakan, dampak sosial wabah batu akik di Indonesia positif.

Di tempat terpisah, psikolog sosial Prof Dr Sarlito Wirawan mengingatkan, momentum wabah akik ini bisa segera dimanfaatkan memperluas sektor ekonomi kreatif dan pariwisata. ”Jangan sampai tren batu akik cuma mengulang tren ikan louhan dan tanaman hias gelombang cinta saja,” ujarnya.

Pengakuan Seorang "Mami" soal Prostitusi di Rumah Kos di Tebet

Katakepo.blogspot.com - Jakarta, Kawasan Tebet disesaki oleh rumah kos yang dihuni oleh banyak orang. Siapa sangka, kawasan di sepanjang tempat kos Dedeuh Alfi Syahrin (26) itu terkenal bagi kalangan pelaku jasa pekerja seks komersial online dengan sebutan "vagina street".

Pengakuan ini didapat dari salah seorang perempuan, sebut saja Mami (32), yang sudah malang melintang di dunia prostitusi online di kawasan Tebet. Menurut dia, selama ini kawasan rumah kos tersebut sering kali dijadikan tempat prostitusi terselubung.

“Ini (Tebet Utara 1) disebut vagina street karena ada usaha esek-esek di kosan. Karena hampir semua klien forum esek-esek itu udah tau, kalau bilang Tebet itu oh vagina street. Udah hafal,” kata Mami kepada Kompas.com di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (14/4/2015).

Selain itu, kebanyakan dari para pelaku prostitusi di kawasan tersebut lebih memilih bermain di tempat kos mereka karena lebih murah. Dengan demikian, tidak banyak biaya yang dikeluarkan oleh para perempuan tersebut.

"Karena kita bebas, terus kita juga pas gue eksis dulu kan emang low budget. Kita kan enggak mau ngeluarin duit buat transpor. Jadi lebih senang invite atau incall booking aja,” kata Mami.

Para perempuan tersebut biasanya hanya bermodal lingerie dan beberapa botol mineral sehingga tak perlu repot mengeluarkan biaya beli baju bagus.

“Jadi kalau mau, lo dateng aja. (Kita) enggak usah transpor, enggak usah beli baju bagus buat ketemu klien. Kalau di dalam kamar aja gue cuma model lingerie cantik dan bulu mata dikit,” ucap Mami.

Kisah Mami

Hijrah dari rumahnya di Depok ke Jakarta, Mami memilih tinggal di rumah kos tersebut. Sebab, tempat kerjanya di salah satu tempat hiburan karaoke di kawasan Tebet. Di sana, kemudian Mami mulai kenal dengan yang lainnya.

“Dan, rata-rata di kosan itu pekerjaannya seperti itu. Ternyata emang banyak, cuma aku tuh enggak dekat sama yang lain karena yang lain profesinya terikat, kayak kerja di karaoke, night club,” sebut Mami.

Pengamatan Kompas.com, Jalan Tebet Utara I tidak terlalu ramai dilewati pengendara, baik dari arah Jalan KH Abdul Syafi'i maupun Jalan Tebet Raya. Di sisi kanan dan kiri terdapat terdapat rumah kos dengan bangunan tinggi layaknya hotel kelas melati. Selain rumah kos, kawasan tersebut juga ramai dengan toko-toko makanan.