Sunday, December 29, 2013

5 Hal yang harus diperhatikan saat memilih calon suami

Katakepo.blogspot.com - Setiap wanita tentu mendambakan sosok suami yang setia dan dapat menyayanginya dengan tulus. Oleh karenanya, memilih calon suami itu tidak boleh sembarangan. Kalau kata orang tua, Anda harus dilihat bibit, bebet, dan bobotnya. Nah, berikut adalah lima hal yang harus Anda perhatikan saat memilih calon suami. Yuk simak bersama!

1. Keluarga dan teman

Jika Anda ingin mengetahui siapa calon suami Anda, Anda bisa melihatnya melalui keluarga dan teman-temannya. Orang-orang yang berada dekat dengannya akan mencerminkan siapa dia sebenarnya. Perhatikan lingkungan tempat dia tumbuh, untuk lebih mengenal siapa calon suami Anda.

2. Tingkat kedewasaan

Ukur seberapa tingkat kedewasaannya. Ingat, umur tidak bisa dijadikan patokan untuk menentukan tingkat kedewasaan seseorang. Sebab menikah bukan hanya soal cinta, tetapi juga tentang tingkat kematangan kedua pasangan untuk menjalani biduk rumah tangga. Jika dia masih saja bersikap kekanak-kanakan, bagaimana mungkin dia bisa memimpin Anda dan rumah tangga Anda.

3. Pekerjaan

Dalam hal ini, istilah mapan punya arti yang berbeda-beda bagi setiap orang. Namun ada baiknya bahwa Anda perlu mempertimbangkan pekerjaan calon suami Anda, sebelum beranjak ke jenjang pernikahan. Dengan demikian, masalah keuangan pun tidak akan menjadi isu dalam pernikahan Anda.

4. Kemampuan menangani masalah keuangan

Dia punya kemampuan yang baik dalam menangani masalah keuangannya? Jika ya, itu berarti dia sudah matang secara emosional. Dia tahu kapan harus mengeluarkan uang dan kapan harus menyisihkan uangnya. Carilah calon suami yang punya perencanaan keuangan yang matang, karena itu tentunya akan sangat membantu pernikahan Anda.

5. Tanggung jawab

Untuk menjadi seorang kepala keluarga yang baik, pria pilihan Anda haruslah seorang yang bertanggung jawab dan tegas. Bagaimanapun, dia kelak akan menjadi suami dan kepala keluarga dalam pernikahan Anda. Jadi, pastikan bahwa Anda telah memilih tipe pria semacam ini. Selain itu, pria yang bertanggung jawab cenderung setia dan selalu rela berkorban untuk kebahagiaan keluarganya.

Inilah lima hal yang harus Anda perhatikan saat memilih calon suami. Hati-hati, jangan sampai Anda terjerat rayuan gombal pasangan, sehingga akhirnya menyesali keputusan Anda untuk menikah dengannya di kemudian hari. Ingat, sebelum mengiyakan lamarannya, kenali dulu siapa calon suami Anda sebenarnya.




3 Alasan ASI membuat IQ anak lebih tinggi

Katakepo.blogspot.com - Memberikan anak ASI eksklusif dan menyusui memberikan banyak manfaat bagi ibu dan anak, baik secara psikologis maupun secara fisik. Selain mempererat hubungan antara ibu dan anak, ASI juga memberikan manfaat tak ternilai bagi perkembangan otak anak. Penelitian mengungkap bahwa anak yang minum ASI memiliki IQ lebih tinggi saat dewasa.

Namun, apa penyebabnya? Berikut adalah beberapa alasan mengapa anak yang minum ASI saat bayi cenderung memiliki IQ yang lebih tinggi saat dewasa, seperti dilansir oleh Mag for Women.

1. ASI mengandung banyak nutrisi
Air susu ibu (ASI) memiliki nutrisi sempurna dan seimbang yang dibutuhkan oleh bayi yang baru lahir. ASI juga mengandung kadar lemak yang tepat yang dibutuhkan dalam perkembangan otak bayi. Ini adalah salah satu alasan mengapa ASI bisa membuat bayi lebih cerdas dan memiliki IQ lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang minum susu formula.

2. ASI mengandung antibodi dan enzim
ASI juga mengandung antibodi yang melindungi bayi dari berbagai infeksi dan mencegah bayi jatuh sakit. Ketika bayi sehat, lebih banyak nutrisi yang terserap dengan baik dan bisa berimbas langsung pada otak. Perkembangan otak tentunya akan lebih cepat dan lebih baik pada tubuh yang sehat.

3. Mempererat hubungan ibu dan anak
Penelitian menunjukkan bahwa menyusui juga bisa mempererat ikatan emosional antara ibu dan anak. Ini juga menjadi alasan mengapa anak memiliki IQ yang tinggi saat tumbuh besar dan dewasa. Anak-anak yang disusui ASI juga berisiko lebih kecil untuk menjadi pecandu alkohol saat dewasa dan memiliki emosi yang lebih stabil dibandingkan bayi yang tidak disusui ASI.

Selain memiliki IQ dan kecerdasan yang tinggi, ada banyak manfaat lain yang bisa didapatkan anak dari Air Susu Ibu. Untuk itu, sangat baik jika ibu mengusahakan untuk menyusui bayi mereka dengan ASi jika memang mampu dibandingkan dengan susu formula.

Mengenal sosok Kiai Prostitusi asal Surabaya

Katakepo.blogspot.com - Cerita tempat lokalisasi prostitusi di Kota Surabaya tak ada habisnya. Karena memang dulu Kota Surabaya menjadi surga bagi pekerja seks komersial (PSK).

Tercatat, di Kota Surabaya pernah ada banyak tempat lokalisasi. Di Kecamatan Moro Krembangan, di sana ada lokalisasi Dupak Bangunsari dan Tambak Sari.

Di Kecamatan Sawahan, ada lokalisasi Dolly dan Jarak. Kecamatan Benowo ada lokalisasi Moro Seneng dan Klakah Rejo. Tempat-tempat itu menjadi surga bagi pemuja seks. Para pekerja seks di sana bebas menjajakan diri.

Seperti lokalisasi Dupak Bangunsari. Tempat itu sudah ada sejak tahun 1970-an. Lokalisasi itu merupakan pindahan dari Bangunrejo yang sudah ada sejak zaman Jepang, sekitar tahun 1943. Di sana, hampir 85 persen rumah dijadikan tempat mesum. PSK-nya ada 3000-an.

Maraknya prostitusi di Dupak Bangunsari menjadi keprihatinan seorang kiai bernama Muhammad Khoiron Syu'aib. Sosok Kiai Khoiron ini lantas menjadi buah bibir masyarakat Kota Surabaya karena ia berdakwah di tempat-tempat lokalisasi.

Kiai Khoiron adalah anak dari pasangan Syu'aib bin Kia Asim dan Hj. Muntayyah binti Kiai Mu'assan. Kiai Khoiron bukanlah warga asli Dupak. Ia adalah seorang pendatang.

Kedua orangtuanya dulu tinggal di jalan Maspati Gang IV Surabaya, Jawa Timur. Di sana orangtuanya membuka usaha makanan. Karena hasilnya selalu tak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup, orangtua Kiai Khoiron pindah Kelurahan Dupak, Bangunsari, Surabaya. Di tempat inilah Kiai Khoiron dibesarkan.

Orangtua Kiai Khoiron tak ingin anaknya tumbuh di tempat prostitusi. Karena itu, ia dikirim belajar agama di Pondok Pesantren Tebu Ireng. Kemudian Kiai Khoirin melanjutkan kuliah di Fakultas Syariah IAIN Sunan Ampel, Surabaya.

Setelah mendapat banyak ilmu agama, Kiai Khoiron pulang kampung. Ia prihatin dengan kondisi kampungnya. Karena itu ia berdakwah di tempat lokalisasi meski awalnya sempat pesimis.

Berkat kegigihannya, dakwahnya mulai diterima kalangan PSK. Ia kemudian mendirikan sebuah Pondok Pesantren Roudlotul Khoir di Bangunsari sebagai pusat dakwah.

Seiring berjalannya waktu, Kiai Khoiron sampai dikenal dengan 'Kiainya Para WTS dan mucikari". Mendapat sebutan itu, Kiai Khoiron tidak mempersoalkannya.

"Kiprah dakwahnya terbukti lebih ampuh dan efektif dan bisa dijadikan contoh menangani prostitusi," kata Ketua IDIAL Jawa Timur, Sunarto beberapa waktu lalu.

Sunarto lantas menulis sepak terjang Kiai Khoiron dan membukukannya. Bukunya diberi judul "Kiai Prostitusi" , pendekatan Dakwah KH Muhammad Khoiron Syuaib di Lokalisasi Kota Surabaya.

5 smartphone dengan layar super canggih di bumi ini

Katakepo.blogspot.com - Smartphone zaman sekarang sudah bukan lagi seperti dulu. Keunggulan fitur, desain, spesifikasi, harga, hingga ketebalan pun ikut bersaing. Yang terbaru adalah dari sisi layar.

Belakangan ini layar pada smartphone atau phablet menjadi sorotan, yang mana mereka berlomba untuk menghadirkan layar dengan resolusi tinggi dan canggih, serta memberikan pengalaman menikmati gambar dengan sangat nyaman.

Baru-baru ini yang menjadi trend adalah layar QHD dengan resolusi 1440x2560p. Layar tersebut saat ini menjadi layar super canggih di dunia denga resolusi yang ciamik. Lantas, siapa saja yang menggunakan layar tersebut? Berikut ini adalah deretan smartphone dan phablet yang mengusung layar beresolusi jempolan.

1. Vivo Xplay 3S

Berdasarkan lansiran tersebut, diketahui jika Vivo Xplay 3S ini mengusung layar berukuran 5,7 inci, prosesor Snapdragon 800, kamera 13MP, baterai 3.400 mAh. Selain itu, smartphone ini nantinya juga diklaim dapat memutar video dengan kualitas 2K UltraHD.

2. Oppo Find 7

Oppo Find 7 telah menggoda banyak publik dengan munculnya sebuah teaser terbaru yang menyatakan bahwa smartphone tersebut bakal mengusung layar berukuran 5,5inci dengan resolusi 1440x2560p, sedangkan kerapatan pikselnya mencapai 538ppi.
Sementara untuk spesifikasi lain, disebutkan prosesor 2,5GHz quad-core Snapdragon 805 milik Qualcomm, dengan update Krait 450 core dan Adreno 450 GPU. Sementara RAM yang dimiliki berkapasitas 3GB, kamera bersensor 13MP dan baterai 4000mAh.

3. LG G3

Perangkat ini akan memiliki layar dengan resolusi 1440x2560p Quad HD, sementara ukurannya tidak diketahui. Selain itu ada kamera beresolusi 16MP dan prosesor octa-core yang dikembangkan oleh LG. Prosesor tersebut diberi nama LG Odin. Diperkirakan, LG G3 baru akan muncul di paruh kedua tahun depan.

4. Samsung Galaxy S5

Kemunculan Samsung Galaxy S5 memang sejauh ini masih misteri namun untuk sisi layar, hampir semua orang sepakat bahwa perusahaan asal Korea Selatan itu akan menyematkan layar Quad HD dengan resolusi tinggi, yaitu 1440x2560p.

5. Sony Xperia 2014

Tahun depan Sony Xperia bakal memiliki layar QHD resolusi 1440x2560p. Meski masih rumor akan tetapi nantinya perusahaan yang berbasis di Jepang ini akan segera membuktikannya. Hanya saja belum diketahui perangkat mana yang akan dibebani dengan layar jempolan tersebut.



Saturday, December 28, 2013

Sepotong Kisah dari Papua

Katakepo.blogspot.com - TANAH Papua, wilayah paling luas di negeri ini, memiliki banyak kisah tentang makanan, alam, dan manusianya. Tak ada kisah yang akan utuh menuturkan tradisi bersantap Papua. Ini cerita tentang makin pudarnya penghormatan terhadap keberagaman pangan di Nusantara dan kisah tentang surutnya kemandirian pangan masyarakat Papua.

Tak ada api yang tersisa, tak ada semerbak aroma rempah yang menggantung di udara. Yang ada hanya asap tipis mengepul dari tumpukan batu di samping hunila atau honai panjang dapur keluarga Iriana Wetipo. Ketika memasak belum lagi dimulai, kayu yang membakar tumpukan batu itu tinggal menyisakan abu. Hangat menyelusup di antara dinginnya angin sore Lembah Baliem di Kampung Hepuba, Distrik Asolokobal, Kabupaten Jayawijaya, Minggu (8/12/2013).

Maria Lokobal, mertua Iriana, mengambil sebuah tongkat yang ujungnya terbelah untuk menjepit dan memindahkan batu-batu panas ke dalam sebuah liang bulat. Ia menyusun batu-batu panas itu melapisi dinding liang sedalam 70-an sentimeter. ”Inilah bakar batu, memasak dengan batu yang dibakar sampai panas,” tutur Maria.

Magda Lokobal, adik Maria, mengambil peran lain. Ia menaruh sepelukan daun lokop, sisika, jeleka, dan daun dari tanaman serua pohon kapas untuk melapisi batu-batu panas. Maria dan Iriani menyusul Magda dengan memasukkan aneka jenis ubi. Orang Hepuba menyebutnya hupuru, orang Wamena menamainya hipere. Di daerah barat Papua, barang yang sama disebut erom atau mbik.

Setelah hupuru, giliran berbonggol-bonggol jagung dibenamkan di sela-sela ubi. Magda kembali menimbun liang itu dengan sepelukan lain daun lokop. Timbunan itu dilapisi lagi daun pisang dan setumpuk daun lokop. Maria menambahkan garam dan menuangkan minyak goreng nabati hingga tumpukan itu nyaris kuyup.

Tidak berhenti di situ, Magda dan Iriana kembali melapisi tumpukan itu dengan daun pisang lebar dan daun lainnya. Agar tak ada uap panas yang keluar dari liang, mereka melapisi lagi timbunan itu dengan plastik bening dan kain-kain usang. Begitulah, ada berlapis-lapis bahan yang dimasukkan untuk mengunci suhu panas batu tetap berada di dalam liang. ”Kita tinggal menunggu, satu jam saja hupuru akan matang sempurna. Daun-daun itu tidak sekadar melapisi batu agar ubi jalar tidak gosong, tetapi juga memberi rasa,” kata Maria tersenyum.

Ketiga ”koki” bakar batu itu segera menghilang ke dalam hunila Iriana, meninggalkan lubang bakar batunya yang kini menjadi gundukan kecil dengan asap tipis mengudara. Suami Maria, Ferry Asso, tertawa melihat wajah tetamunya digantungi aneka pertanyaan. ”Kita akan menyantap hupuru yang lezat. Bakar batu selalu menawarkan sajian yang lebih lezat dari sepiring nasi,” katanya.

Asso menunjuk ke pagar panjang mendaki bukit yang memagari tiga hunila dan sebuah honai (rumah tradisional berbentuk bulat) di kaki bukit di Hepuba itu. ”Seluruh kompleks rumah-rumah ini kami sebut silimo. Hunila yang paling atas ini menjadi dapur menantu saya, Iriana. Bakar batu di samping hunila dimasak untuk santapan keluarga hunila-nya. Hunila Maria ada di bawah, dan lain hari Maria membuat bakar batu di sana untuk santapan kami.”

Pelan tetapi pasti, aroma yang memompa selera kian tercium dari gundukan itu. Setelah satu jam berlalu, Iriana, Maria, dan Magda membongkar kembali liang bakar batunya, membebaskan panas yang terperangkap timbunan dedaunan, kain tua, dan plastik. Segenap orang di silimo beranjak mendaki tanjakan kecil menuju hunila Iriana, merubung Maria yang menggali puluhan ubi jalar bakar. ”Ini yang paling enak,” ujar Asso mengambil sebuah ubi jalar berkulit ungu yang tampak kering, nyaris serupa ubi jalar mentah.

Begitu ubi di genggaman merekah, uap yang lebih pekat segera menebar harum. Pada gigitan pertama, sensasi rasanya begitu berbeda. Ubi itu begitu bersih, polos, namun sungguh pulen dan lembut hingga nyaris melumer di lidah. Rasanya manis seperti madu dengan jejak asap yang menyusup hingga ke pori-pori daging ubi.

Maria menyodorkan sebonggol jagung. Begitu pelepahnya terkelupas, biji jagung yang kering langsung menebar rasa manis. ”Rasa manisnya jauh berbeda jika jagung itu kami rebus atau kami kukus,” tutur Maria, terbahak.

Asso puas dengan bakar batu Minggu sore itu. ”Ini bakar batu yang baik, semua sajiannya matang sempurna,” tuturnya.

Dia menjelaskan, bakar batu untuk santapan harian dengan bakar batu untuk ritual sangat berbeda. Untuk keperluan ritual, bakar batu harus digelar di halaman silimo Otilu. Ia menunjuk sebuah halaman yang diapit dua hunila dan sebuah honai perang di tengahnya. Aturan bakar batunya pun lebih ketat. Liang bakar batu biasanya bergaris tengah dua meteran yang cukup untuk menampung setumpuk ubi dan dua ekor babi. ”Hanya daun lokop dan lukata yang boleh dipakai untuk melapisi batu panasnya. Selain itu, hasilnya harus dinikmati segenap keluarga yang tinggal di silimo,” tutur Asso.

Begitulah, bakar batu di halaman silimo bukan sekadar aktivitas memasak, melainkan bagian dari ritus. Apa yang keluar dari liang batu bakar adalah isyarat atas doa dan harapan yang mengiringi upacara adat. Jika semua bahan termasak sempurna, itu pertanda baik. Jika ada bagian yang mentah, itu berarti ada sesuatu yang salah. ”Kita harus mencari tahu. Pasti ada saja sesuatu yang salah,” kata Asso.

Sebagai medium berkomunikasi dengan roh leluhur, ritus bakar batu diyakini harus selalu ada dalam beragam upacara menyangkut laku hidup manusia suku Hubula di Lembah Baliem. Bakar batu juga menjadi tradisi pokok beratus ribu anak adat dari suku-suku lain di kawasan pegunungan tengah Papua yang membentang mulai Kabupaten Paniai di barat hingga Kabupaten Pegunungan Bintang di ujung timur di perbatasan Indonesia-Papua Niugini.

”Tak ada bakar batu tanpa hupuru dan babi. Tanpa keduanya, kami tak bisa menjalani ritus menjadi manusia dewasa, menikah, ataupun membuka kebun yang subur. Jika seperti itu, kami bukan lagi anak adat Hubula,” tegas Asso.