Katakepo.blogspot.com - Patna, Kamis lalu (19/3) sekitar 1,4 juta pelajar tingkat X di India (setara kelas 3 SMA di Indonesia) mengikuti ujian akhir di seantero Negeri Taj Mahal tersebut. Mereka harus lulus jika ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Saking berharganya ujian tingkat nasional
tersebut, tidak hanya siswa yang sibuk mempersiapkan diri. Para orang
tua (ortu) pun tidak mau kalah. Mereka sibuk memberikan sontekan kepada
putra putrinya yang sedang mengikuti ujian di kelas.
Karena itu, terciptalah pemandangan antik seperti yang terlihat di Negara Bagian Bihar pada Kamis lalu.
Para pria, mulai remaja, pemuda, hingga
bapak-bapak, berlomba memanjat tembok sebuah sekolah di Kota Vaishali.
Dengan tangan kosong, mereka menaiki kusen jendela dan beton pemisah
antarlantai.
Tidak hanya di lantai 1, pemandangan
’’heroik’’ itu juga terlihat di lantai-lantai di atasnya. Para kurir
sontekan tersebut rela bertaruh nyawa demi memastikan anak atau saudara
mereka lulus ujian.
’’Secara kasatmata, mustahil menggelar
ujian yang bersih dan bebas campur para tangan orang tua,’’ kata P.K.
Shahi, menteri pendidikan Bihar (jabatan setingkat kepala dinas
provinsi), dalam wawancara Jumat (20/3).
Dia menambahkan bahwa aparat dan pihak
dinas pendidikan tidak akan mungkin bisa memantau aktivitas sekitar 6
juta orang tua yang mengantar putra putrinya ke lokasi ujian. Dikatakan,
sebanyak apa pun aparat yang disiagakan di lokasi ujian guna
meminimalkan kecurangan, para ’’pejuang kelulusan’’ itu selalu punya
cara untuk menyampaikan sontekan.
’’Orang-orang ini seharusnya masuk
kepolisian atau pemadam kebakaran. Lihat saja, betapa lincahnya mereka
memanjat tanpa bantuan apa pun dan betapa kreatifnya mereka dalam
menyampaikan sontekan kepada putra putrinya,’’ kata seorang polisi yang
berjaga di salah satu lokasi ujian. Saking nekatnya para orang tua yang
mendambakan kelulusan putra putrinya itu, aparat akhirnya hanya bisa
mematung.
Di salah satu sekolah yang menjadi lokasi
ujian, tangga dari bambu terlihat di hampir semua jendela kelas. Itu
memudahkan orang tua mengakses ruangan tempat anak mereka mengerjakan
ujian.
Di sekolah lain yang berpagar tinggi,
seorang bapak menggunakan galah panjang untuk mencapai jendela kelas.
Sontekan yang sudah dipersiapkan itu diletakkan di ujung galah yang
masuk ke jendela.
Sriniwas Tiwari, ketua Komite Ujian
Sekolah Bihar, menyatakan bahwa setiap siswa yang kedapatan menyontek
akan langsung dicoret dari daftar peserta ujian. Bukan hanya itu, mereka
juga tidak diperkenankan mengikuti ujian kelulusan tiga kali
berturut-turut.
’’Jika level kecurangannya berat, para peserta ujian bisa saja kami kenakan denda atau kami masukkan ke penjara,’’ tandasnya.
Kemarin media India melaporkan bahwa tidak
kurang dari 600 peserta ujian didiskualifikasi oleh panitia. Rata-rata
mereka tertangkap basah menyontek saat ujian berlangsung.
Ram Sundar Mandal, pria yang menunggui
anaknya di Saharsa Polytechnic itu justru menyalahkan pemerintah yang
tidak bisa memberikan pendidikan bermutu di sekolah. ’’Mengapa
pemerintah tidak bisa menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas? Jika
itu terjadi, tidak akan ada kecurangan dalam ujian,’’ kritiknya. (AP/thehindustantimes/hep/c4/ami)
0 comments:
Post a Comment