Saturday, March 1, 2014

Saat sedang berovulasi, wanita lebih kompetitif!

Katakepo.blogspot.com - Sebuah penelitian baru menemukan bahwa wanita lebih kompetitif ketika mereka sedang berovulasi.

Penelitian yang dilansir dari nydailynews.com ini menyebutkan bahwa ovulasi mengubah tingkat laku wanita menjadi lebih mandiri serta lebih mampu memotivasi dirinya untuk meningkatkan status sosial mereka.

"Perubahan hormon mampu membuat wanita jadi lebih 'jahat' kepada wanita lain atau bahkan pria lain. Dan yang menarik, mereka juga lebih khawatir apabila posisi mereka dalam dunia kerja terancam. Oleh karena itu mereka pun menjadi lebih kompetitif," jelas Kristina Durante, salah seorang peneliti dari The University of Texas di San Antonio.

Selain itu penelitian ini juga menemukan bahwa ketika sedang berovulasi, wanita jadi lebih berani dan juga lebih agresif dalam menarik perhatian lawan jenis.

Menunggu ajal di rumah Anak Raja

Katakepo.blogspot.com - Guratan di wajahnya menandakan dia sudah tua. Kulitnya keriput dan badannya juga makin gemuk. Di sela kaus tanpa lengan berwarna kuning, sisa bentuk payudara palsunya masih terlihat. Di balik kulit keriput dengan puting menyembul dia telah bertobat. Berhenti meninggalkan dunia jalan sebagai seorang transgender.

Oma Yoti, 70 tahun, saban hari kini sibuk menyiapkan makan dan merapikan rumah singgah waria Anak Raja di Cinere, Kota Depok, Jawa Barat. Kalau tak sibuk, dia lebih banyak menyendiri di dalam kamar atau membaca Alkitab.

Nama aslinya Yopie. Dia anak pensiunan polisi. Di ujung usianya Yoti mengabdi, membantu rekannya sesama waria, baik sakit atau menerima tamu datang berkunjung ke rumah singgah.

Sejak usia setengah abad, Yoti memutuskan berhenti berburu syahwat kepada laki-laki. Dia lelah setelah berkelana dari pulau ke pulau, bahkan hingga ke luar negeri. Yoti pernah menjejakkan kakinya di Malaysia dan Singapura. Di sana dia bekerja dengan keahliannya sebagai juru masak. Sampingannya, Yoti dipelihara oleh seorang polisi Malaysia.

Dilahirkan sebagai lelaki, namun Yoti nyaman hidup menjadi perempuan. "Saya sudah ke mana-mana," kata Oma Yoti dengan suara parau saat ditemui merdeka.com Selasa pekan kemarin di rumah singgah waria Anak Raja.

Yoti memutuskan tidak lagi berhubungan badan sesama jenis karena usianya mulai menua. Dia ingat jelang habis umurnya dia belum berbuat baik. Perjalanan panjang Yoti bukan sebuah pilihan. Tuhan telah memberikan dia lika-liku hidup sebagai seorang waria.

Yoti mulai mrasakan keanehan dalam tubuhnya sejak kecil. Ketika berusia sepuluh tahun, dia lebih menjiwai sebagai perempuan. Dia asyik bermain dengan teman wanita sebaya "Pas SMP saya sudah mulai suka dengan laki-laki. Kalau lihat cowok ganteng rasanya ser seran " ujarnya.

Sejak saat itu, perilaku Yoti tak bisa dibendung hingga akhirnya dia beranjak dewasa. Buntutnya, selepas tamat sekolah menengah atas, keluarga mengusir dia lantaran ketahuan tidur sekamar dengan lelaki. Pria itu tamu ayahnya sesama polisi.

Hari itu juga, Yoti pergi meninggalkan rumah orang tuanya di Cawang, Jakarta Timur. Hanya baju menempel di badan saja dia bawa. Demi memenuhi kebutuhan hidup, Yoti terpaksa turun ke jalan. Dia mangkal di pelbagai lokasi, mulai Taman Anggrek, Jakarta Barat, hingga Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat. Modalnya baju bekas dia beli di Pasar Jatinegara, Jakarta Timur.

"Demi makan saya akhirnya nyebong di HI. Kalau tidak saya makan dari mana?," ujarnya. Nyebong istilah bagi waria kerap menjajakan diri, seperti di Taman Lawang, Jakarta Selatan, atau di sekitar Jatinegara.

Lika-liku hidup Yoti berhenti saat dia bertekad menanggalkan penampilan layaknya perempuan. Di Malaysia, dia mencoba peruntungan lain bekerja pada perkebunan kelapa sawit. Sejak saat itu, badannya sudah tak terurus. Namun godaan tetap saja datang. Banyak lelaki mengajak dia tidur. Yoti terpaksa kembali menjajakan diri untuk menyambung hidup. "Saya ingin berubah. Saya tidak tahu besok terjadi apa dengan saya," ujarnya sedih seraya menundukan kepala.

Sekarang Yoti merupakan penghuni tetap di rumah singgah khusus untuk waria usia lanjut di kawasan Cinere, Depok. Sebuah kampung tak jauh dari masjid Kubah Emas Dian al-Mahri. Jabatan Yoti sebagai Kepala Rumah Tangga menaungi 14 waria tua senasib dengan dirinya.

Rumah singgah waria ini berdiri akhir Maret 2010. Penggagasnya Yulianus Rettoblaut, 52 tahun, seorang transgender kesohor disebut Mami Yulie. Dia juga menjabat Ketua Forum Komunikasi Waria se-Indonesia. Mami Yulie kerap menghiasi sejumlah media nasional di Jakarta.

Saat pemilihan gubernur Jakarta tahun lalu, Mami Yulie berserta waria naungannya mendukung Jokowi. Dia pernah mendaftarkan diri sebagai komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia pada 2007 dan 2012. Namun sayang, Mami Yulie tak pernah lulus. Dia hanya sampai uji kelayakan.

Gagasan membuat rumah singgah muncul kala dia datang ke Jakarta dan hidup sebagai seorang transgender. Pada 1980 dia tak kuasa menahan air mata melihat kaum waria sulit diterima di tengah masyarakat. Banyak temannya sesama waria tua saat itu dikubur secara massal. "Banyak waria tua mati tapi masyarakat menolak menguburkan. Dengan ini, saya bisa bantu teman-teman," kata Mami Yulie.

Sebelum memulai yang baru, pertimbangkan 3 hal ini

Katakepo.blogspot.com - Ini adalah pertanyaan kuno, "Apakah memiliki rumah yang lebih besar bisa membuat kita bahagia?" Dan jawabannya adalah, "Tergantung."
"Jika rumah yang lebih besar berarti Anda memiliki ruang untuk melakukan hal-hal yang Anda hargai, seperti bekerja dari rumah atau Anda merasa nyaman dengan kehadiran keluarga besar atau teman-teman, ini memang bisa membawa kebahagiaan, "kata Syble Solomon, founder LifeWise Strategies, seperti dilansir Forbes. Tetapi dia menambahkan, itu masalah perspektif.
"Jika Anda tidak memiliki teman untuk berbincang, atau Anda tidak menindaklanjuti dengan bisnis rumahan, dan Anda menggunakan 'kurangnya ruang' sebagai alasan, sekarang Anda akan bahkan tidak bahagia," jelasnya.
Para ahli setuju, Anda dapat bahagia dengan menjadi lebih bijaksana dalam menggunakan uang dan waktu. Nah sebelum memutuskan melakukan sesuatu yang baru, lebih baik pertimbangkan tiga pertanyaan berikut.
1. Apakah ini bisa membuat lebih baik?
Anda mungkin bisa mendapatkan kesenangan ketika Anda melakukan sesuatu yang membuat diri Anda bangga. Itu bisa berwujud seperti perawatan tubuh, menghadiri acara seorang teman, atau berbagi makanan penutup dengan orang yang tercinta. Hal ini juga bisa berarti Anda mengatakan "tidak" kepada orang lain dan membuat ruang bagi Anda untuk berkata "ya" untuk diri sendiri.
2. Apakah ini punya arti?
Kebanyakan orang, kata para ahli, menemukan kepuasan ketika menjadi bagian dari komunitas yang menarik minat mereka. Ini bisa berarti bergabung dengan klub atau organisasi, yang berkontribusi untuk masyarakat luas dan jangka panjang. Penelitian menunjukkan, menghabiskan waktu Anda dengan orang lain (termasuk menghabiskan uang Anda untuk orang lain) sangat bagus untuk tingkat kebahagiaan Anda.
3. Apakah saya sudah terlibat atau ini sekadar tantangan?
Anda mungkin menemukan peningkatan kelas dalam bekerja, bermain piano, merajut, golf, atau menguasai setiap hobi baru. Bagian menyenangkannya adalah semakin Anda benar-benar terlibat, termasuk menghabiskan banyak waktu, Anda akan merasa bahagia. Penelitian menunjukkan, ketika kita 'berada' di dalam sebuah aktivitas yang kita sukai, otak kita melepaskan segala macam zat kimia dalam saraf yang berkorelasi untuk kepuasan dan sukacita.
Jadi, sebelum Anda memutuskan untuk melakukan sesuatu yang baru, pertimbangkan hal yang memiliki dampak yang lebih abadi.

Beradu nasib di dunia maya

Katakepo.blogspot.com - Medio 2006. Saban hari Yono, 54 tahun, tidak bisa lepas membawa lembaran kertas judi toto gelap atau togel. Paling tidak, dia merogoh kocek Rp 60 ribu buat membeli nomor togel dengan harga satuan Rp 1 ribu. Dia mencoba mencari peruntungan setelah pertama kali menang empat angka Rp 1,5 juta.

Tiap malam menjelang, Yono khusyuk mencoret-coret kertas belanjaannya, mencoba menyusun nomor untuk tembus. Bekalnya sebuah gambar menebak nomor togel pasangan sang bandar. Dia hanya sekali menang. Sisanya rugi dan bahkan hingga menjual rumah. "Saya sempat dibikin gila judi gara-gara togel," katanya saat berbincang dengan merdeka.com Sabtu pekan kemarin.

Sejak uangnya habis dan tak pernah menang, Yono meninggalkan kebiasaan berjudi. Apalagi gara-gara itu, setiap hari dia bertengkar dengan istri. Ditambah lagi saat itu polisi di era Jenderal Sutanto giat memberanguskan segala jenis judi. "Waktu itu polisi mencari agen judi togel hingga kampung," ujarnya.

Pemberantasan itu tidak serta merta menghapus perjudian di Indonesia. Sejak 2008, para pelaku merambah ranah lain untuk melancarkan bisnisnya. Internet menjadi pilihan karena jangkauannya luas. Perputaran uangnya bisa mencapai miliaran rupiah.

Seorang sumber di Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menyebut ada ratusan rekening mencurigakan digunakan untuk transaksi perjudian. Misalnya di salah satu bank swasta terbesar, sedikitnya ada 150 rekening mencurigakan dari hasil judi. Kepolisian dan PPATK kini bekerja sama untuk menelusuri ke mana aliran dana haram ini. "Rp 5 miliar di satu rekening sudah diblokir," tuturnya.

Sumber ini menyebutkan rekening mencurigakan itu dibuat di salah satu cabang bank swasta nasional di Tanjung Priok. "Rekening judi banyak ditemukan di Jakarta Utara dan Jakarta Barat."

Dalam catatan merdeka.com, polisi paling tidak berhasil membongkar 20 kasus judi di dunia maya. Teranyar, Direktorat Kriminal Umum Kepolisian Daerah Metro Jakarta Raya mengungkap kasus judi bola online di bilangan Jakarta Utara. Omzetnya tidak sedikit. Polisi menyita fulus Rp 8 miliar dari tiga pelaku.

Dari hasil penelusuran merdeka.com melalui Internet, bisnis judi masih marak. Salah satunya sebuah situs judi toto gelap beralamat di www.dewatogel.com. Dalam situs ini pengguna harus mendaftar jika ingin bermain. Setelah itu, anggota wajib menaruh duit minimal Rp 50 ribu. Ada dua rekening digunakan oleh bandar, yakni di Bank Central Asia dan Bank Mandiri.

Direktorat Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Badan Reserse dan Kriminal Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia memiliki metode investigasi online untuk memberantas judi lewat Internet.

"Ini kan seperti jamur di musim hujan, begitu kami tangkap satu, lainnya terus muncul," kata Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Brigadir Jenderal Arief Sulistyanto. "Setelah kami investigasi, ada 141 situs judi online. Ini pun baru sebagian. Dari 141 ini ternyata menggunakan 146 rekening bank tersebar di seluruh wilayah."

Layanan ranjang penumpang sewaan

Katakepo.blogspot.com - Surya baru saja bergeser sedikit dari atas kepala. Namun panasnya masih terasa menyulut kulit. Gemuruh klakson mobil terdengar bersahutan. Jalan-jalan di ibu kota mulai tersendat, menandakan waktu pulang kantor menjelang.

Di sudut pertigaan Jalan Senopati, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, seorang perempuan muda berusia 20-an berlomba mengacungkan jari seraya menggoyangkan tangannya ke arah mobil. Tak mau kalah, ibu-ibu sambil menggendong anak mereka berlakon serupa. Mereka berdiri berdekatan dalam jarak lima meter. Penampilannya rapi. Lipstik tebal dengan bedak di wajah serta wewangian penutup bau badan.

Tidak jarang sebagian joki memilih penampilan apa adanya. Berwajah kusam dengan kaus dan sandal jepit. Pakaian itu sudah seharian menempel di badan. Mereka berlomba menarik simpati para pengendara untuk diangkut sebagai penumpang bayaran.

Begitulah suasana sore dari Jalan Gunawarman, Kebayoran Baru, mengarah ke Mampang Prapatan dan juga Senayan. Saban hari puluhan joki three in one menanti setia pengguna mobil pribadi untuk menggunakan jasa mereka. Mereka berburu fulus di tengah kepulan asap metromini.

Meski begitu, ada pula yang menawarkan layanan lebih. Sebuah jasa terselubung pemuas syahwat dari para joki. Nin salah satunya. Gadis 20 tahun ini sudah setahun ini menjalani profesi sebagai penumpang bayaran. Di sela profesinya sebagai joki, Nin tak segan memberi pelayanan lebih kepada para pengemudi nakal. "Kadang ada yang suka iseng nawarin untuk tidur bareng," kata Nin saat berbincang dengan merdeka.com di sekitaran Bundaran Senayan Selasa pekan kemarin. Nin mengaku tidak langsung melacurkan diri jika pengemudinya tak merespon.

Bentuk tubuh Nin memang memikat. Kulitnya kuning langsat dengan rambut lurus sebahu. Tingginya sekitar satu setengah meter. Lekuk tubuhnya kian tegas saat mengenakan kaus dan celana jins ketat. Bahkan tali branya pun ikut menerawang di balik kaus kuning dia gunakan. Parfumnya begitu menusuk hidung.

Saban hari Nin keluar dengan pakaian modis. Hal itu dia lakukan untuk memikat para pengemudi agar mau memakai jasanya sebagai penumpang bayaran. Nin memang tidak mematok bayaran. Sekali menemani pengemudi sampai tujuan bebas lokasi three in one, Nin dibayar mulai dari Rp 20 ribu sampai Rp 30 ribu. "Kalau baik ada yang kasih Rp 50 ribu, tapi jarang-jarang," ujarnya.

Untuk tarif pelayanan ranjang, Nin biasanya berunding dengan pengemudi. Paling tidak jasa kehangatan dia berikan dihargai Rp 500 ribu. Bahkan kadang dia mendapat bayaran lebih. Pernah dia dibayar Rp 1 juta untuk menemani pengemudi paruh baya di sebuah hotel kelas melati di bilangan Blok M, Jakarta Selatan. "Kalau tarif tergantung nego," katanya.

Cerita soal prostitusi di kalangan joki memang sudah berlangsung lama. Parjo, penjual nasi goreng di kawasan Taman Senopati, mengaku tidak kaget dengan joki esek-esek. Sejak berlaku aturan mobil berpenumpang minimum tiga orang, ada sebagian penumpang sewaan memberi layanan tambahan di ranjang.

Parjo menunjuk tempat di sekitaran pertigaan Jalan Senopati tempat remaja segar biasa mangkal menjajakan diri sebagai joki. "Sudah nggak kaget, bahkan ada yang sampe hamil," tutur Parjo Rabu pekan kemarin.

Dia mempunyai cerita sendiri soal joki merangkap pelacur. Dulu tetangganya, perempuan 30-an tahun, bahkan sampai menikah dengan pengemudi mobil dia kenal saat menjadi joki. Parjo menyebut kebanyakan joki esek-esek berasal dari Kampung Babelan.

Sore menjelang, Nin, 20 tahun, bersiap beranjak dari kediamannya di Petamburan, Jakarta Pusat. Dengan sepatu kotak-kotak hitam putih dan tas kulit kecil dia berangkat menuju tempat mangkal sebagai joki di sekitaran Senayan.

Nin sudah setahun ini menjalani rutinitas sebagai joki three in one atau penumpang sewaan. Sejak putus sekolah, dia hidup dalam pergaulan bebas tanpa pengawasan ketat dari orang tua. Sulit mendapatkan pekerjaan memaksa Nin menjadi joki. Apalagi pekerjaan tanpa keringat itu mampu menghasilkan uang lumayan besar.

Paling tidak dia saban bulan bisa mengantongi Rp 3 juta. "Kadang suka tiga kali naik mobil," katanya saat berbincang dengan merdeka.com di sekitar Bundaran Senayan, Jakarta Selatan. Kadang sudah tiga jam menunggu, Nin tidak juga dipanggil pengemudi mau memakai jasanya sebagai joki.

Di balik sepinya orderan sebagai penumpang bayaran, Nin memberanikan diri memberikan pelayanan lain kepada pengemudi. Namun pelayanan itu dilakukan jika ada permintaan dari pengemudi. Awalnya Nin menolak diajak berkencan dengan pengemudi mesum.

Namun belakangan, rayuan uang dan desakan pergaulan membuat dia berani menerima tawaran untuk tidur bareng. "Karena butuh uang," katanya. Dia mengaku tidak setiap hari ditawari untuk menemani tidur. Bahkan kadang ada pengemudi mengajak dia hanya untuk menemani berkaraoke.

Berbeda dengan Nin, Ayu, 25 tahun, mengaku memang kerap mendapat perlakuan tidak mengenakkan dari pengemudi mobil pribadi. Kadang ada saja om-om nakal memancing dia agar mau melayani saat dia menjadi joki. Jika sudah ada gelagat tidak baik, Ayu memilih segera turun dari mobil.

Ayu mengakui belakangan teman-temannya sesama joki memang bersedia memberikan pelayanan lebih. Dia menyebut biasanya mereka terdiri dari remaja 18 tahun. Tempat mangkalnya berdekatan dengan Markas Kepolisian Daerah Metro Jakarta Raya. "Kalau sudah sore biasanya makin banyak ABG-ABG," kata Ayu saat ditemui Kamis malam pekan kemarin. Ayu menyebut ciri-ciri joki bisa diajak tidur kerap berpakaian ketat dan mencolok dari lainnya.

Parjo pedagang nasi goreng di Jalan Senopati tidak kaget mendengar joki bisa diajak untuk tidur. Dia menyebut tidak hanya para remaja, namun joki dari kalangan ibu-ibu juga mau untuk diajak tidur bersama pengemudi. "Kadang ada juga ibu-ibu mau," kata Parjo menjelang azan magrib Rabu pekan kemarin.

Parjo mengatakan memang tidak semua joki mau diajak tidur bareng. Namun dia bercerita tetangganya, janda asal Ngawi, Jawa Timur, sampai menikah dengan pengemudi langganannya. " Ada tetangga saya, dia biasa nongkrong di dekat rumah, orangnya tinggi tapi ngisi. Dia kawinin sampe dibeliin rumah," ujar Parjo seraya menyambut pembeli datang.

Selain ada joki diajak menikah, tidak sedikit ada penumpang bayaran ditiduri sampai hamil. Ironisnya, anaknya itu dijual kepada orang kaya. "Ada yang sampai dijual anaknya," katanya. Namun dibalik fenomena itu, ada juga pengemudi dermawan mau membiayai sekolah anak seorang penumpang sewaan.