Saturday, August 3, 2013

Alasan Mamalia Cenderung Monogami

www.katakepo.blogspot.com
Oleh: Denise Chow & Tanya Lewis

Primata jantan mungkin hidup monogami demi melindungi anak-anak mereka agar tidak dibunuh oleh pejantan saingannya, demikian diungkap sebuah penelitian. Namun, ada pendapat lain yang tidak setuju, yang mengatakan bahwa monogami berevolusi pada mamalia sehingga pejantan bisa menjaga pasangan mereka.

Sebuah tim peneliti dari Inggris dan Australia membandingkan data terhadap 230 spesies primata dengan rentang waktu lebih dari 75 juta tahun, dan menemukan bahwa ancaman pembunuhan bayi, khususnya ancaman pembunuhan terhadap bayi primata oleh pejantan yang tidak berhubungan — kemungkinan dipicu oleh monogami.

Karena bayi sangat bergantung pada ibu mereka saat masih kecil, dan karena primata betina biasanya menunda kelahiran lebih lanjut saat mereka masih merawat anak, pejantan pesaing mungkin melihat kesempatan untuk menjauhkan sang bayi dari saingan mereka yang telah menjadi ayah tersebut, kata pemimpin penulis studi Christopher Opie, seorang peneliti pascasarjana di departemen antropologi di University College London di Inggris.

"Bagi pejantan yang tahu bahwa dia bukanlah ayah dari bayi itu, bisa menguntungkan untuk membunuh bayi itu, karena kemudian ia dapat memastikan betina bisa kembali bereproduksi. Dan dia bisa kawin dengan sang betina," kata Opie kepada LiveScience. “Itu adalah cara bagi para pejantan untuk mencoba meningkatkan gen mereka yang diwariskan ke generasi berikutnya.”

"Para peneliti meneliti kejadian pembunuhan bayi di seluruh spesies primata yang berbeda dari waktu ke waktu dan menemukan kaitan antara ancaman ini dan terjadinya monogami.

"Ketika kami meneliti semua dari 230 spesies itu, kami melihat bahwa pembunuhan bayi berkembang di berbagai titik, tetapi dalam semua kasus, pembunuhan terhadap bayi sudah berkembang ketika monogami berkembang," kata Opie.

Hasilnya dipublikasikan online pada 29 Juli dalam jurnal “Proceeding of National Academy of Sciences”.

Namun hasil studi lainnya juga menunjukkan bahwa monogami mungkin terjadi untuk melindungi betina dari persaingan dengan betina lainnya.

Namun penelitian tersebut tidak dimaksudkan untuk menjelaskan monogami pada manusia. "Kami sangat berhati-hati membuat pernyataan pasti tentang monogami pada manusia," kata peneliti Tim Clutton-Brock dari University of Cambridge mengatakan dalam sebuah konferensi pers, menambahkan bahwa ketika bicara soal monogami, “manusia jelas merupakan variabel yang luar biasa.”

Pohon keluarga primata
Hanya 3-5 persen dari semua mamalia yang memiliki ikatan seumur hidup, namun para peneliti telah lama memperdebatkan evolusi monogami, dengan para peneliti yang mencoba untuk menentukan kapan kecenderungan monogami ditampilkan dalam sejarah hewan, serta alasannya.

Untuk melacak jalur evolusi monogami, Opie dan rekan-rekannya membangun sebuah pohon keluarga raksasa berdasarkan data genetis dari hubungan antarspesies primata. Para peneliti kemudian menggunakan model statistik untuk mengidentifikasi perubahan perilaku — seperti munculnya pola pengasuhan anak atau pola pada betina — kemungkinan terjadi sepanjang sejarah evolusi primata.

"Kami secara efektif menyimulasikan evolusi jutaan kali di pohon keluarga dan mendapatkan probabilitas mengenai bagaimana setiap perilaku akan berubah dari waktu ke waktu," jelas Opie.

Teknik ini mirip dengan yang digunakan oleh tokoh statistik terkenal Amerika, Nate Silver ketika ia memprediksi hasil pemilihan presiden, dan metode yang digunakan oleh Google ketika menampilkan hasil dari mesin pencarinya, kata Opie.

Model tersebut menetapkan bahwa pembunuhan terhadap bayi oleh pejantan bertepatan dengan mulai beralihnya perilaku yaitu ketika betina kawin dengan banyak pejantan, hingga perilaku monogami pada primata. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa perilaku lain, seperti pengasuhan anak, merupakan hasil monogami.

"Dalam semua spesies yang pejantannya memberikan perawatan, monogami sudah berevolusi pada spesies tersebut," kata Opie. "Jadi, kita bisa melihat jalur evolusi di mana pembunuhan bayi berkembang untuk kali pertama, kemudian sebagai salah satu tanggapan dari kecenderungan itu, monogami berevolusi, dan kemudian pada spesies tersebut — tetapi tidak semua — pola pengasuhan anak berevolusi."

Menelusuri evolusi monogami
Studi lain, yang dirinci dalam jurnal “Science”, menunjukkan bahwa monogami berevolusi untuk memungkinkan pejantan untuk melindungi betina. Menggunakan teknik klasifikasi genetik baru, para peneliti dari studi baru ini menyimpulkan bagaimana spesies terkait dan kapan mereka memisahkan diri satu sama lain dalam pohon evolusi.

Para peneliti mengklasifikasikan masing-masing spesies sebagai soliter (hidup sendiri), monogami secara sosial (tinggal dengan pasangan kawinnya) atau sebagai kelompok sosial. Ada total 2.500 spesies mamalia yang terlibat.

Kemudian para peneliti menyimulasikan bagaimana bisa betina penyendiri bisa mengembangkan monogami sosial versus bagaimana betina dalam kelompok sosial bisa mengembangkan sifat tersebut. Peneliti menggunakan metode statistik canggih untuk menentukan skenario yang paling mungkin.

Menurut analisis, monogami sosial berkembang 61 kali di antara hewan yang diteliti. Semua kecuali satu dari transisi ini melibatkan betina penyendiri, bukan betina yang hidup berkelompok. Selain itu, nenek moyang dari semua mamalia adalah soliter.

Temuan tersebut menunjukkan bahwa untuk spesies di mana betina tinggal sendiri di wilayah besar untuk menghindari persaingan memperebutkan makanan dan sumber daya lainnya, pejantan tidak dapat mempertahankan beberapa betina, dan oleh karena itu mereka menjadi monogami.

0 comments:

Post a Comment