Katakepo.blogspot.com - Ibu Negara Ani Yudhoyono belakangan cukup aktif di salah satu media sosial, Instagram. Dia pun sering memposting foto-foto hasil jepretannya.
Ratusan ribu follower Ibu Ani, sering mengamati foto-foto hasil karyanya dan sesekali meninggalkan pesan. Rupanya, beberapa pesan itu membuat Ibu Ani meradang karena dianggap sebagai cibiran.
Beberapa waktu lalu, Ibu Ani pernah ngomel saat foto dirinya bersama keluarga di Pantai Klaya dikomentari pengguna instagram dengan nama akun @erie_nya. Si pemilik akun yang diketahui bernama Erie Prasetyo mengkritik busana keluarga Presiden SBY yang kompak mengenakan batik saat berpose di pantai tersebut.
Ibu Ani langsung menyambar dan tanpa segan menyebut si pemilik akun tersebut dengan kata 'bodoh'.
"@erie_nya Subhanallah, komentar anda yang sangat bodoh. Koq anda tidak berpikir bahwa kami sedang melakukan kunjungan, dan mampir sebentar ke pantai itu, sekalian lewat? Come on, apa tak ada komentar lain yang lebih bisa diterima siapa saja? Baju batik sudah dikenakan dimana2, bukan hanya untuk acara resmi saja, namun juga acara setengah resmi, bahkan santai," tulis Bu Ani dalam instagramnya.
Bukan kali itu aja Ibu Ani berbicara keras pada follower nya di Instagram. Kemarin, Senin (4/11), Ibu Ani kembali mengomeli salah seorang pengguna Instagram dengan akun @devi_tri. Akun itu mengomentari pakaian Ibas dalam sebuah foto yang diposting Ibu Ani.
Akun @devi_tri iseng-iseng berkomentar, "waaah mas Ibas pasti pake baju lengan panjang terusss...."
Tak lama kemudian, Ibu Ani merespon komentar devi_tri. "Ada masalah dengan baju Ibas?" Ibu Ani balik bertanya.
"setiap orang punya cita rasa berpakain sendiri2, tak perlu dipermasalahkan. Mau lengan pendek, mau lengan panjang, terserah saja, sepanjang yang bersangkutan merasa nyaman," ujar Ibu Ani dalam postingan selanjutnya.
Untuk seorang Ibu Negara, rasanya sikap yang ditunjukkan Ibu Ani dinilai sangat sangat berlebihan. Harusnya, Ibu Ani bisa lebih bijak menyikapi komentar-komentar pada akun Instagramnya yang di rasa menyinggung.
"Tapi memang sejak dulu, keluarga Cikeas sangat responsif kalau ada isu yang menyangkut pribadi atau menohok mereka secara langsung," kata Psikolog Forensik dari Universitas Bina Nusantara (Binus), Reza Indragiri Amriel, saat berbincang dengan merdeka.com, Selasa (5/11).
Reza menganalisa dua kemungkinan di balik sikap sang Ibu Negara tersebut. Pertama, masa jabatan SBY yang segera berakhir membuat Presiden sendiri termasuk keluarga tak terlalu peduli dengan sikap-sikap yang mereka tunjukkan ke publik, termasuk soal kemarahan dan perkataan ketus.
"Jadi udah nothing to lose aja, karena sudah nggak mikir lagi akan ada dampak panjang jika berprilaku demikian. Karena toh tahun depan sudah tidak jadi apa-apa. Sehingga ketika perilaku alamiah yang ditunjukkan itu nggak masalah," ujarnya.
Analisa selanjutnya, kata Reza, saat ini kemungkinan besar kontrol diri pada keluarga besar Istana sudah jauh lebih longgar.
"Jadi mau sikap kasar, baik, santun, udah biasa saja. Kalau dulu kan ada kepentingan jangka panjang, jadi pasang topeng dulu lah, yang jelas sekarang tidak ada kendali diri seketat dulu," tambah pria berkacamata ini.
Sebenarnya, lanjut Reza, di berbagai negara sering sekali terjadi perubahan sikap pada rezim yang sudah dua kali memimpin. Namun, perubahan itu lebih kepada buruknya suatu kebijakan yang diterapkan.
"Bukan pada perilaku personal seseorang sehingga lebih reaktif dan impulsif saat menanggapi berbagai isu di publik," jelasnya.
0 comments:
Post a Comment