Katakepo.blogspot.com - Sebuah artikel cukup mengejutkan memperlihatkan survei di Amerika Serikat melansir pemikiran para orang tua Yahudi berbanding mereka lebih muda. Hasilnya membuat mulut menganga. Para anak muda Yahudi berada di garis depan pendukung Palestina.
Laporan majalah TIME (29/9/2011) menuliskan ternyata tidak sedikit remaja dan orang muda Yahudi mengatakan merasa kelelahan melihat konflik kedua negara tidak ada habisnya. Benjamin Resnick, murid sekolah rabi di Seminari Teologi Yahudi Amerika di Kota New York bahkan di cap sakit jiwa oleh ibunya lantaran membuat jajak pendapat itu.
"Saya katakan pada ibu jika tengah membuat survei membedakan reaksi orang muda dan tua. Keduanya bereaksi berbeda pada permohonan Palestina agar diakui sebagai negara berdaulat di Perserikatan Bangsa-Bangsa," ujar Resnick.
Resnick sendiri memahami harapan rakyat Palestina terus menerus mendapat tekanan Israel dan Amerika. Beragam masalah termasuk pembangunan paksa permukiman semakin meluas. Dia mengatakan tegas tidak mendukung pencaplokan ini.
Demikian pula saat Palestina mengajukan pada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) agar menjadi negara merdeka. Resnick dan banyak anak muda Yahudi lainnya mendukung penuh. "Ini membuat ibuku sangat marah. Dia mendukung kebijakan Amerika akan terus membela Israel. Pemberian status itu hanya bisa dicapai jika sudah berunding dengan Israel dan Presiden Barack Hussein Obama bakal menggunakan hak veto dia menolak kemerdekaan Palestina," Resnick memaparkan. Matanya menajam saat membicarakan seluruh ketegangan ini. Kami hanya ingin perdamaian".
Resnick pernah menuliskan kekejaman Israel saat invasi ke Libanon pada 2006 dan menyerang Jalur Gaza empat tahun lalu. Lehernya tercekat dan sempat merasa sedih sebab kengerian semua ini dilakukan oleh orang berkeyakinan sama dengannya, Yahudi. Bagi para Yahudi mengakui kekejaman Negeri Bintang Daud sangat sulit. Seluruh Yahudi di muka bumi punya ikatan batin dengan negara itu.
"Mendukung Israel itu sudah tradisi tidak boleh dilanggar," Resnick menjelaskan. Betapa sejak kecil dia mendapat doktrin Israel merupakan tanah diberkati Tuhan (Yahweh) oleh sang ibu yang mempunyai gelar master di bidang sejarah Yahudi.
Namun doktrin soal Yahudi dan Israel luntur saat Resnick mendapat teman-teman baru muslim dan terdaftar dalam ilmu sejarah Timur Tengah. Dia merasa malu sebab Negeri Zionis selama ini dibanggakannya sudah puluhan tahun mencaplok tanah Palestina dan membuat 4,4 juta penduduk Palestina tidak mempunyai kewarganegaraan sebab berada di perbatasan sama-sama diklaim Israel-Palestina sebagai milik mereka.
Resnick pun berkesempatan mendatangi tanah leluhur Yahudi dan di balik kemakmuran Israel dia menyempatkan berbincang dengan tentara di perbatasan Palestina-Israel. "ternyata hampir saban hari para prajurit menyiapkan kata-kata kotor dan ludah mereka untuk diberikan pada orang-orang Palestina," ujar Resnick menyatakan kecewa pada tindakan penyebar permusuhan itu.
Dukungan Yahudi di luar Israel pada kemerdekaan dan kedaulatan Palestina semakin dikuatkan dengan jajak pendapat oleh Steven Cohen dan Universitas Uni Ibrani dan Ari Kelman dari Universitas Bintang Daud California yang hasilnya sungguh mengagetkan. Ternyata meski mayoritas Yahudi di Amerika mengidentifikasikan diri sebagai pro-Israel namun lebih dari 40 persen mereka berusia di bawah 35 tahun percaya Israel telah mencaplok tanah Palestina dan lebih dari 35 persen bahkan mengakui mereka merasa malu dengan tindakan Israel.
Meski masih dalam wujud wacana, dukungan Yahudi pada kedaulatan Palestina ini diyakini menjadi kuat. "Sekali lagi, kami hanya menginginkan dunia damai," ujar Resnick.
0 comments:
Post a Comment