Friday, November 8, 2013

Investasi: Hati-hati, Salah Keranjang

Katakepo.blogspot.com - Pertanyaan: Saya seorang single berpenghasilan Rp 3,8 juta. Saya sudah investasi, tapi saya kurang tahu benar apa tidak cara yang telah saya jalani.

1. Saya menyisihkan Rp 2,5 juta ke rekening lain. Setelah Rp 10 juta, saya depositokan. Apakah itu langkah benar?

2. Saya sering dengar reksa dana. Saya kurang mengerti apa itu reksa dana dan di mana saya harus beli?

Mantraajus


Salam Mantraajus,


Dari info Anda, berarti setiap bulan lebih dari 60 persen gaji Anda sisihkan untuk ditabung. Angka fantastis menurut hemat saya.

Bagi saya, untuk berhasil dalam pengelolaan finansial, 80 persennya ditentukan oleh cara dan kebiasaan kita. Sisanya urusan teknis hitung-menghitung. Anda telah memiliki fondasi karakter yang luar biasa untuk memperoleh keberhasilan finansial.

Sebelum mulai berinvestasi, sebaiknya kenali dulu perbedaan antara menabung dan berinvestasi. Konsep menyisihkan pada tabungan atau deposito adalah salah satu bentuk kita menabung. Tujuan utamanya memiliki simpanan yang kelak digunakan dalam jangka waktu pendek atau sebagai dana cadangan.

Biasanya, dana tabungan ditempatkan pada instrumen berisiko rendah dan mudah dicairkan. Penuhi tabungan Anda sekitar delapan bulan kebutuhan hidup, setelah itu mulailah berinvestasi sesuai tujuan keuangan.

Dalam berinvestasi, kita membeli sebuah instrumen investasi yang nilainya di bawah harga pasar (undervalue) dengan harapan, saat dijual, harganya lebih tinggi. Setiap tujuan investasi memiliki jangka waktu berbeda. Maka pilihan instrumen investasi yang sesuai dengan tujuan Anda.

Seorang single biasanya menentukan tujuan bisa jadi perkara pelik. Anak belum punya, rumah masih nyaman tinggal dengan orang tua atau kos. Inilah pentingnya kita memiliki visi jangka panjang, bukan hanya hidup untuk saat ini.

Cara mudah mengatasi kebingungan seperti itu, pikirkanlah persiapan dana hari tua. Suatu saat kita menjadi uzur dan tidak lagi produktif bekerja. Padahal kita ingin hidup senyaman sekarang, sementara pemasukan bulanan sudah terhenti.

Saat berinvestasi, ada beberapa faktor penting yang harus dicermati: tujuan berinvestasi, risiko, imbal hasil (return), jangka waktu, dan yang tak kalah penting adalah literasi Anda terhadap investasi tersebut.

Selain itu, faktor inflasi mesti jadi pertimbangan. Inilah monster yang menggerus nilai uang kita. Dari waktu ke waktu, biaya hidup semakin mahal. Di Indonesia, tingkat inflasi masih terbilang tinggi dibanding negara lain. Perhatikan saja harga-harga saat ini, seperti bahan makanan, bbm, atau tarif listrik.

Cobalah bandingkan harga-harga itu pada lima tahun silam. Nah, bisa terbayang, seperti itulah yang akan terjadi saat kita pensiun kelak. Harga makin menjulang.

Badan Pusat Statistik memperkirakan besaran inflasi di kisaran 6 persen. Realitas di pasar, kenaikan harga barang bisa mencapai 10 persen lebih. Ongkos parkir saja naik 200 persen dalam waktu 2 tahun.

Celaka jika instrumen investasi yang kita tahu hanya deposito atau tabungan bank yang memberi imbal hasil maksimal 5 persen per tahun. Artinya, nilai uang kita bukannya tambah, tetapi tergerus oleh inflasi. Jadi, memiliki literasi finansial itu penting, sehingga kita dapat mengetahui jenis investasi yang bisa memberikan hasil maksimal dalam jangka panjang.

Terkait pertanyaan Mantraajus, reksa dana merupakan salah satu instrumen yang memberikan imbal hasil lebih agresif dibanding deposito. Saya akan membahas mengenai reksa dana secara khusus pada artikel selanjutnya.

Perlu diingat, investasi tidak terbatas instrumen aset kertas. Properti, bisnis, dan komoditas juga investasi. Rumus high risk high return atau makin tinggi imbal hasil yang diharapkan makin besar pula risikonya, berlaku pada tiap instrumen investasi.

Risiko terbesar saat kita berinvestasi sering kali bukan terletak pada produk, tetapi pada diri kita yang tidak mengerti tentang produk tersebut.

Terlepas dari itu, investasi yang paling penting adalah berinvestasi pada diri sendiri. Saat kita merasa masih undervalue dalam hal tertentu, tingkatkan nilai kita dengan terus menambah potensi diri, sehingga orang lain atau tempat kita bekerja akan memandang dengan nilai yang semakin bertambah.

To serenity

0 comments:

Post a Comment