Saturday, November 9, 2013

Pengidap HIV, Bolehkah Punya Anak?

Katakepo.blogspot.com - HIV merupakan virus yang dapat ditularkan melalui pertukaran cairan tubuh seperti sperma, atau air susu. Karena itu, pengidap HIV diimbau untuk tidak melakukan hubungan seks tanpa pengaman.

Hanya saja, memiliki keturunan hak setiap orang, termasuk pengidap HIV. Namun dengan risiko penurunan virus dari orangtua ke anak yang tinggi, lantas, bagaimana mereka mampu memiliki tanpa menularkan virusnya?

Menurut pakar ilmu penyakit dalam dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (FKUI/RSCM) Samsuridjal Djauzi, cara paling efektif untuk mencegah penularan dari orangtua ke keturunannya adalah memastikan orangtuanya memiliki kadar virus yang sangat rendah di tubuhnya sebelum mejalani program kehamilan.

"Pengobatan dengan obat-obatan antiretroviral (ARV) memungkinkan untuk menekan jumlah virus di dalam tubuh hingga jumlahnya sangat sedikit," jelasnya dalam peluncuran situs pusat informasi HIV dan AIDS Temanteman.org, Kamis (7/11/2013) di Jakarta.

Setelah kadar virus di dalam tubuh sudah sedikit, lanjut dia, cairan tubuh khususnya sperma pada laki-laki tidak lagi mengandung virus. Karena itu, laki-laki sudah dapat berhubungan seks tanpa pengaman dengan pasangannya selama masa suburnya.

"Dibutuhkan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan sperma bebas virus," tegas Samsuridjal.

Sementara itu, kata dia, jika si calon ibu sudah terinfeksi virus, maka pemberian ARV tetap wajib dilakukan untuk mencegah transmisi virus selama kehamilan. Dalam kandungan, bayi menerima cairan yang berisi nutrisi dari ibu, namun jika jumlah virus di tubuh ibu sangat sedikit, maka penularan sangat kecil kemungkinannya untuk terjadi.

Samsuridjal menjelaskan, proses persalinan juga dapat menularkan virus. Maka, para dokter sepakat untuk melakukan teknik persalinan Caesar untuk meminimalisasi kontak cairan antara bayi dengan ibu.
Setelah itu pun, lanjutnya, ibu tidak menyusui anaknya, karena air susu mungkin juga mengandung virus HIV. Meskipun ada pula yang mengatakan, selama ASI yang diberikan adalah ASI eksklusif, ibu dengan HIV masih bisa menyusui.

"Dengan melakukan cara-cara tersebut, risiko penularan dari orangtua ke anak dari 37 persen bisa ditekan menjadi 2 persen," pungkasnya.

Related Posts:

  • Mengapa Nafsu Makan Hilang Saat Patah Hati? Katakepo.blogspot.com - Putusnya sebuah hubungan tak sesederhana mengucap selamat tinggal. Ada banyak perubahan yang mungkin akan kita alami, salah satunya adalah menjadi tak nafsu makan.Para ahli menyebut kondisi tersebu… Read More
  • Wajib Cek Tensi dan Kolesterol sejak Usia 20 Katakepo.blogspot.com - Penyakit jantung dan pembuluh darah adalah pembunuh nomor satu di berbagai belahan dunia. Faktor risiko utamanya ialah tekanan darah tinggi (hipertensi), kadar kolesterol tinggi, kegemukan, diabet… Read More
  • Minum Jangan Tunggu Saat Haus Katakepo.blogspot.com - Haus memang merupakan tanda-tanda tubuh kekurangan cairan sehingga dapat menjadi pengingat untuk minum. Namun sebenarnya, minum perlu dilakukan bahkan sebelum tubuh merasa haus. Pakar fisiologi da… Read More
  • 11 Langkah Memperbaiki Kualitas Sperma Katakepo.blogspot.com - Kualitas kesuburan seorang pria turut menentukan harapan dan peluang memiliki keturunan. Kesuburan seorang lelaki ditentukan oleh berbagai faktor, di antaranya adalah kualitas sperma. Menurut paka… Read More
  • Waspadai 7 Penyakit Tanpa Gejala Ini Katakepo.blogspot.com - “Dok, kok saya dibilang sakit padahal tidak ada keluhan apapun?”“Dok, kok hasil laboratoriumnya tidak normal padahal saya merasa sehat saja?”Mungkin sebagian besar dari kita pernah bertanya begitu k… Read More

0 comments:

Post a Comment