Sunday, November 10, 2013

Perbedaan cara berpolitik orang Batak dan Jawa versi Maruarar

Katakepo.blogspot.com - Politikus PDIP Maruarar Sirait punya penilaian mengenai cara berpolitik antara orang Batak dan Jawa. Salah satu yang disorotinya adalah pembawaan diri orang tersebut.

"Orang Batak itu tahu sedikit, tapi seakan-akan tahu banyak. Ia tidak tahu ujungnya," ujar Maruarar Sirait, dengan nada bercanda, saat menyampaikan sambutan dalam perayaan ulang tahun ayahnya, Sabam Sirait sekaligus peluncuran buku 'Politik itu Suci' di Gedung Lemhannas, Jalan Kebon Sirih, Jakarta (Minggu, 10/11).

Sedangkan politisi asal Jawa, lanjut Maruarar, cenderung tahu banyak dan tahu kesimpulannya, namun sedikit bicara.

"Ibu Mega dan Mas Jokowi itu misalnya, tahu kesimpulannya dan ujungnya, tapi diam saja," canda Maruarar yang langsung disambut tepuk tangan dan tawa hadirin.

Candaan Ketua DPP PDI Perjuangan ini mengingatkan hadirin akan wacana menjelang Pilpres. Nama Jokowi disebut-sebut sebagai capres. Namun hingga kini, PDI Perjuangan, yang keputusannya ada di tangan Megawati, masih menyimpan dan belum memutuskan siapa capres yang akan diusung.

Mengenai sosok ayahnya, Maruarar memuji ayahnya tersebut sebagai sosok yang tak cacat hukum.

"Selama enam pemerintahan, Papa, juga tidak tersangkut hukum," ujar anggota Komisi XI DPR yang akrab disapa Ara ini.

Ara menjabarkan enam pemerintahan yang berhasil dilewati Sabam dengan mulus yakni pemerintahan Soekarno, Soeharto, Habibie, Gus Dur, Megawati, dan SBY.

"Tidak banyak politisi yang berhasil mengalami masa pemerintahan enam presiden, dan tetap konsisten menjaga nama baik. Sabam Sirait adalah di antara yang tidak banyak itu," papar Ara.

"Papa tidak mewariskan kekayaan. Papa meninggalkan nama baik," tandasnya.

0 comments:

Post a Comment